11🍂dreaming

6.2K 354 83
                                    

"aku berpikir tidak akan berakhir seperti ini, ketakutan itu selalu datang dan aku menjadi ragu".

my ex

sudah sepuluh menit berlalu dalam perjalanan mereka. Baik Jimin dan Jungkook tidak ada yang memulai pembicaraan. Jungkook juga tidak tau harus apa .

Jimin gugup dan tak hentinya memilin ujung kardigan. Sesekali bahkan jimin hanya melihat jalanan kadang juga dia memilih melihat sibuknya kota dari jendela mobil .

jimin merasakan tenggorokannya kering dan berdehem membuat jungkook sedikit menoleh padanya. sebelah tangan jungkook terulur meraih botol minum yang dia taruh di pintu kemudi ,lalu memberikanya pada jimin. sedangkan si cantik meraih botol itu meski tak melihat pada si pemberi .

"ada yang sakit jimin? tahan sebentar ya, kita akan segera sampai".

jimin akhirnya menoleh dan melihat wajah jungkook yang mengkhawatirkannya ."ini hanya batuk , bukan hal serius yang harus kau khawatirkan".

jungkook tersenyum manis , begitu juga jimin yang tersenyum tipis . hanya kerena batuk mereka berdua tiba tiba tidak canggung lagi. sesekali bahkan mereka berdua saling melihat satu sama lain, kemudian melemparkan senyuman lagi.

"tidak mau menanyakan sesuatu jimin?". jungkook menoleh sebentar dan mata mereka kembali bertemu. lama berdiam diri akhirnya jimin berbicara dengan pelan.

"kau berhak menentukan hidupmu, tapi aku tidak tau bahwa kau sebodoh itu". itu salah satu makian dalam kata kata halus, namun jungkook hanya terkekeh geli. meski terheran jimin hanya tersenyum menanggapi reaksi jungkook.

"lalu di sebut apa jimin yang meninggalkanku hanya karena tidak ingin aku bersedih dan mengedepankan kebahagiaanku dari pada kebahagiaanya? tidakkah itu juga suatu kebodohan?".

mendengar serangan kata kata dari jungkook membuat jimin panas sekarang. si cantik memilih menurunkan kaca mobil dan menikmati hembusan angin yang sesekali menerpa wajahnya. benar , jungkook benar, dia bodoh memang . tapi itu semua adalah ketulusannya .

"terimakasih jimin". satu kalimat pendek berhasil membuat jimin menoleh lagi ke dalam dan melihat wajah jungkook dari samping .

tak terasa kini mereka sampai di halaman rumah sakit , serta jungkook memarkirkan mobil tepat di bawah pohon yang rindang. pria itu menoleh sebentar , menyibak poni rambut pendeknya kebelakang, lalu memilih memposisikan tubuhnya miring, melihat dalam mata jimin yang masih betah menatapnya.

"terimakasih untuk semua ketulusanmu, terimakasih sudah berusaha untuk kebahagiaan ku".

tanpa sadar jimin memutar tubuh dan memposisikan dirinya duduk menyamping sama seperti apa yang jungkook lakukan sekarang, dia terkejut ketika tangannya yang tadinya dingin menjadi hangat . karena tangan besar jungkook saat ini menyelimuti kedua tangan kecilnya .

dengan penuh kasih pria itu mencium pungung tangan jimin membuat jimin tertegun disana . mencium bahkan meniup menghantarkan gelombang panas agar tangan kecil itu tetap hangat , berikutnya jungkook menggosok telapak tangannya dengan tangan besar . jimin hanya bisa diam dan tidak berkata kata melihat bentuk perhatian jungkook .

"kau sudah melakukan yang terbaik untukku. maka biarkan aku membuatmu bahagia mulai detik ini . aku akan selalu ada di dekatmu, sampai kau benar benar muak melihatku, seperti orang bodoh aku akan berpura pura tuli ketika kau memintaku menjauh darimu . mulai sekarang detik ini juga hanya ada aku".

tak terasa keduanya meneteskan air mata , jimin mengepalkan tangan memukuli dada bidang jungkook . "bodoh".

"bukkk bukkk".

he is my ex✅(jikook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang