Mengunci Ingatan

668 70 0
                                    

Sembuhkan lukamu yang membiru
Serpihan hatimu yang berdebu
Pagimu yang terluka
Malammu yang menyiksa
Hal yang ingin kau lupa
Justru semakin nyata

Barasuara - Mengunci Ingatan

***

Sunoo telah sampai di kediaman keluarga Park. Meskipun masih satu gedung, namun kediaman Sunghoon tersebut jelas jauh berbeda dengan apartemen Sunoo. Sunghoon tinggal di penthouse di lantai teratas sedangkan Sunoo tinggal di apartemen tipe classic six.

Waktu berjalan amat lambat. Sunoo sudah duduk di sofa jenis Chaise yang ada di ruang tamu selama 30 menit namun belum ada tanda tanda bahwa Sunghoon beserta kedua orang tuanya datang. Sementara Yuna terlihat sibuk mondar mandir dan menggigiti kukunya.

"Yuna duduk dulu gih, jangan gigit kuku gitu." Sunoo menarik pelan tangan Yuna dan menuntun dia agar mau duduk di sofa.

Yuna tampak melamun, jujur saja pikirannya kalut, takut terjadi hal yang tidak di inginkan pada kakak satu satunya itu. Yuna hendak menggigit kukunya lagi namun tangan Sunoo langsung menggenggam tangan Yuna.

Keadaan masih sama hingga 2 jam berlalu. Hari sudah mulai petang. Namun keduanya masih saja dalam kesunyian. Yuna mulai terisak.

"Sunoo, gimana kalo abang dipenjara? Padahal ini udah tahun terakhirnya abang. Sunoo, gue takut." Yuna benar benar menangis, menutupi wajah dengan kedua tangannya.

Sunoo mendekap Yuna. Meskipun sama kalutnya dengan Yuna, namun Sunoo harus tegar. Ia tidak mau emosinya terlalu membebani orang lain

"Nggak akan, abang pasti bisa jaga diri. Dia ngga mungkin hilang kendali. Kita harus percaya sama abang." Sunoo mengelus lembut punggung Yuna. Dan ia terisak di bahu Sunoo

Tiba tiiba terdengar suara ribut dari arah pintu depan. Sunghoon datang namun maniknya menatap ke arah ruang tamu. Dan menemukan Sunoo serta Yuna berpelukan. Mereka yang merasakan kehadiran Sunghoon langsung melepaskan diri. Mereka sangat lega Sunghoon sudah kembali pulang.

"SUNGHOON! KAU DENGAR PAPA BILANG APA? JANGAN PERNAH KAU KELUAR RUMAH KECUALI KE SEKOLAH DAN AKADEMI SAMPAI NANTI KAU LULUS SMA!" Teriak Papa Sunghoon.

"Oke!" Jawab Sunghoon singkat dan langsung melanggengkan kakinya ke kamar.

Papa Park hendak mengatakan sesuatu namun ditahan oleh sang istri.

"Sudahlah, masalahnya kan sudah kelar. Nanti aku coba bicara baik baik dengan Sunghoon. Kurasa kita butuh ketenangan sekarang." Shin Yebin, Mama Sunghoon menenangkan suaminya.

Sunoo dan Yuna masih berdiri dan terpaku, tak berani mengucapkan apapun. Yebin yang menyadari kecanggungan itu langsung mencari ahjumma untuk membuatkan minum pada tamu dan keluarganya.

"Tante Yebin bolehkan saya ke kamar Sunghoon Hyung?" Sunoo memecah kesunyian

"Oh tentu saja" Jawab Yebin

Yuna sebenarnya ingin ikut namun ia memilih untuk bertanya pada Mamanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

***
Tok... tok

Terdengar suara ketukan di kamar Sunghoon. Namun empunya tak menganggapi

"Hyung, bolehkan aku masuk?" Sunghoon yakin itu suara Sunoo.

"Masuklah tidak dikunci kok." Jawab Sunghoon

Sunghoon tampak bersandar pada kasur queen size miliknya. Kamar Sunghoon tak memiliki banyak perabotan jadi terlihat sangat rapi. Dan ia nampaknya belum mengganti baju dan terdapat noda darah di blazer berwarna hitamnya.

Sunoo mendekati Sunghoon. Dan duduk di kasur, menatap lekat pada sahabatnya itu
"Hyung tak apa?"

Sunghoon menggelengkan kepala. Entah apa yang sedang ada dipikiran Sunghoon saat ini Sunoo tak tahu.

"Bentar aku nyari kotak P3K dulu" Sunoo hendak berdiri namun tangannya ditahan oleh Sunghoon

"Jangan pergi, gue nggak papa!"

"Buku jari Hyung penuh luka! Dan itu di blazer darah siapa?" Hardik Sunoo

Sunghoon yang menyadari ada noda darah langsung melepas dan membuang blazer itu ke lantai.

"Bukan darah gue. Itu darah si keparat Wonsik." Nampak wajah Sunghoon yang kesal

Sunoo mengambil blazer itu dan menaruhnya di keranjang pakaian kotor.
Dan langsung keluar dari kamar. Sunghoon tertegun tak menyangka kalau Sunoo benar benar pergi. Namun tak berapa lama nampak Sunoo datang sambil membawa kotak P3K.

Sunoo menarik pelan tangan Sunghoon. Ia membersihkan luka itu dengan alkohol. Sunghoon meringis kesakitan namun tangannya berubah sejuk saat Sunoo meniupkan napas pada buku jari Sunghoon yang terluka

Jujur Sunghoon ingin sekali memeluk Sunoo. Dan meluapkan segala hal yang ia tahan dalam hatinya. Namun ia tak mau ada yang tersakiti. Terlebih ia pun takut jika hal itu dapat merusak persahabatan mereka yang sudah terjalin selama sewindu.

Tak terasa, luka Sunghoon telah selesai Sunoo rawat. Sunoo berdeham kecil, menatap mata Sunghoon dengan lembut

"Jadi mau cerita?"

Sunghoon tahu cepat atau lambat ia harus memberitahu apa yang sebenarnya terjadi beberapa jam lalu.

SEWINDU / Sunghoon X Sunoo AU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang