Hallo! Akhirnya aku bisa update lagi yey!!
Ada yang kangen Junei gak nih? Atau kangen Radit? Atau yang lain? Coba komen disini.
Koreksi ya kalau masih ada typo atau kesalahan dalam penulisan, soalnya aku juga masih belajar hehe.
Jangan lupa buat vote+komen ya.
Happy Reading💗-!!
*****
Jonathan memasuki sebuah ruangan dan segera duduk di hadapan seorang pria paruh baya yang sedang duduk membelakanginya.
Merasa ada pergerakan di belakangnya, pria yang menjabat sebagai kepala sekolah itu membalikkan badannya menghadap ke arah lawan bicara. Dirinya sudah hafal betul dengan siapa dia akan bicara nantinya.
"Jonathan Liyuan," suaranya terdengar mengeja nama cowok di depannya, menggema di dalam ruangan yang sunyi itu.
Pria dengan name tag Haris Wijayanto itu menatap tajam sang murid yang sedari tadi hanya diam.
Sedangkan, Jonathan merasa jengah dengan suasana ini, dirinya hanya diam menatap tajam ke depan dengan raut wajah yang tetap datar, berusaha mengontrol emosinya yang kian memuncak. Apalagi teringat dengan kejadian tadi saat Junei berjalan bersama cowok culun itu.
Shit! Menyebalkan.
"Kali ini, masalah apalagi?" tanya Haris dengan suara tegasnya.
Jonathan hanya diam tak menjawab.
Haris memijat pelipisnya pelan, seraya membuka lembar demi lembar catatan bersampul hitam di depannya. Tertera dengan jelas nama Jonathan Liyuan E disana. Banyak coretan-coretan merah di dalamnya.
"Kamu ini kenapa? Kamu hampir menghabiskan seluruh catatan ini" ucapnya, menutup buku catatan tersebut.
"Apa perlu saya minta orang tua kamu buat datang?"
Lagi-lagi Jonathan hanya diam, dirinya sudah tidak peduli apa yang akan terjadi ke depannya. Toh tidak ada yang akan mempedulikannya. Bahkan, orang tuanya sekalipun.
Selama ini, jika dia membuat ulah di sekolah dan kepala sekolah selalu meminta orang tuanya untuk datang. Dia akan senang jika memang itu akan terjadi, walaupun dengan cara yang salah. Tapi setidaknya, ada setitik harapan bahwa orang tuanya akan mempedulikannya.
Semua itu tidak berjalan sesuai keinginannya, hanya angan dan harapan Jonathan saja yang mungkin terlalu tinggi.
Jonathan tertawa sumbang sebelum menjawab pertanyaan kepala sekolah, "Mau bapak panggil bahkan samperin pun mereka gak bakalan datang," ucapnya yakin, tetapi Haris dapat merasakan nada sendu terselip di dalamnya.
Haris menghela napas berat, dia memang tidak tau permasalahan yang terjadi pada muridnya itu, tetapi dia cukup mengerti kalau mungkin hubungan antara orang tua dan anak itu kurang baik. Ya, begitu pikirnya.
"Tetap saja, saya harus memanggil orang tua kamu untuk datang ke sekolah!" putusnya, jujur saja, masih ada keraguan di hatinya. Tetapi apa salahnya mencoba bukan?
Haris segera menghubungi wali Jonathan, tak butuh waktu lama telepon itu tersambung.
"Halo selamat pagi, pak. Apa benar ini dengan orang tua Jonathan Liyuan?" sapanya sebagai pembuka.
"Selamat pagi, ada apa ya pak?"
Suara itu, suara yang setiap hari Jonathan dengar, tetapi kali ini suara itu terdengar lebih lembut dan santai. Jonathan tersenyum miring.
![](https://img.wattpad.com/cover/272556929-288-k302628.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Junei
Fiksi Remaja***** Mereka mempunyai luka masing-masing. ***** Junei Aletta Mozarella, seorang gadis yang hanya hidup dengan ibunya. Dia tidak mengetahui siapa ayahnya, yang ia tahu dari ibunya bahwa ayahnya meninggalkan mereka berdua semasa Junei masih dalam kan...