Haii semua, aku update lagi nih!Jangan lupa vote + komen ya!
Happy Reading💖
*****
Hening. Tidak ada yang mengeluarkan suara sama sekali dalam ruangan kelas itu, mereka masih setia menunggu cowok berkacamata yang akan menyebutkan namanya, ah lebih tepatnya memperkenalkan diri.
Dengan gugup, cowok itu mulai mengeluarkan suaranya.
"P-perkenalkan namaku Raditya Anggara, kalian bisa panggil Radit," ujarnya buru-buru menundukkan pandangan.
"Santai aja kali, gak usah pake aku-kamu, pake lo-gue aja," celutuk salah satu murid laki-laki, namanya Bian, dia ketua kelas XI IPA 2.
"Silakan nak Radit, kamu bisa duduk di kursi kosong di belakang Ocha," ujar Pak Beni.
Junei membulatkan matanya, kursi di belakang Ocha? Berarti si anak culun itu akan duduk di belakangnya juga? Junei mendengus pelan.
Cowok yang bernama Radit berjalan ke bangkunya yang memang hanya terdapat satu kursi kosong, dia meletakkan ranselnya di atas meja dan mengeluarkan buku serta alat tulis lainnya.
Dia anak pindahan dari sekolahnya di Bandung, Radit pindah ke Jakarta karena dia mengikuti ayahnya yang memang ditugaskan di Jakarta, ayahnya adalah seorang karyawan kantor yang ditugaskan oleh atasannya disini.
Radit tidak memiliki teman, entah kenapa tidak ada yang mau berteman dengannya, dia hanya sendiri, tidak ada yang bersedia mendengar curhatannya, keluh kesahnya, tetapi dia tidak terlalu memikirkan hal itu. Menurutnya tidak masalah jika tidak ada yang ingin berteman dengannya, selagi dia tidak merugikan orang itu.
*****
Bel istirahat berbunyi, semua murid kelas XI IPA 2 segera keluar dari kelas untuk mengisi perut yang mungkin sudah kelaparan, ada juga yang hanya duduk-duduk di kelas ataupun pergi hanya untuk menghirup udara segar setelah disibukkan dengan tugas Matematika.
"Nei, kantin kuy!" seru Ocha seraya menarik lengan Junei pelan.
"Nggak ah Ca, gue gak laper" tolaknya seraya kembali menggoreskan tinta hitam diatas kertas. Entah apa yang sedang dia lakukan sekarang.
"Yaudah deh, mau nitip nggak?"
"Nggak dulu"
"Oke, woy Karin tungguin gue dong!" panggil Ocha menghampiri cewek berambut ikal, namanya Karin, teman sekelas mereka.
Beberapa menit setelah kepergian Ocha ke kantin, Junei mulai bosan, sebenarnya dia sudah sangat lapar sekarang, tetapi dia harus menghemat uang untuk kebutuhan lainnya.
Ya, Junei bekerja di salah satu supermarket dekat rumahnya, hitung-hitung untuk biaya sekolahnya, walaupun gajinya juga tak seberapa. Dia hanya hidup dengan ibunya, sekarang ibunya sering sakit-sakitan, beliau bekerja di salah satu restoran yang lumayan besar, makanya dia tidak ingin merepotkan ibunya.
Merasa sudah bosan, Junei menutup buku dan hendak berdiri dari duduknya, sebelum sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Emm.... Boleh nanya nggak?"
Junei menolehkan kepalanya ke belakang, tempat si cowok culun itu duduk, dugaannya benar, ternyata cowok culun itulah yang telah menghentikan langkahnya.
"Apa?" tanyanya, cuek.
"Toilet cowok dimana ya?" tanya Radit gugup, sebenarnya dia malu bertanya seperti itu kepada seorang perempuan, tetapi tidak ada pilihan lain karena dia sudah tidak tahan, kebelet.
"Hah?" kaget Junei.
"Boleh tunjukkin dimana tempatnya?" bukannya menjawab cowok itu malah kembali bertanya.
Junei mendengus, kenapa harus menanyakan padanya? Apa tidak ada orang lain, misalnya teman cowok sekelasnya gitu? Huh! Helaan nafas terdengar, dasar ngerepotin! batinnya.
"Ikutin gue!" katanya ketus.
Setelah mengantarkan Radit ke toilet, kini mereka sedang berjalan berdampingan di koridor yang terlihat sepi, mungkin siswa-siswi sedang berada di kantin, pikirnya.
"Lo, pindahan dari mana?" tanya Junei.
"Aku pindahan dari Bandung" jawab Radit.
"Kenapa lo pindah kesini?" entah kenapa dia menjadi kepo dengan Radit.
"Ikut ayah, dia ditugaskan di Jakarta" jawabannya, sembari matanya sibuk melihat sekeliling.
Junei hanya menganggukkan kepala pelan, bingung ingin mencari topik apalagi.
"Makasih, oh iya nama kamu siapa?" tanya Radit, memang dia belum mengetahui nama perempuan yang sedang berjalan disampingnya ini.
"Nama gue Junei, btw santai aja kali gak usah pake aku-kamu,"
"Em, maaf soalnya aku udah biasa bicara kayak gini," jawabnya sedikit malu.
Ternyata si cowok culun ini cukup asyik diajak berbicara, tidak seperti yang Junei pikirkan sebelumnya.
Tiba-tiba seorang cowok berlari berlawanan arah dengan mereka, sontak saja Junei agak menyingkir dan tanpa sadar memegang lengan Radit.
"Woy kalo jalan lihat-lihat dong!," omelnya. Junei mengalihkan pandangannya ke samping.
Sejenak matanya bertubrukan dengan netra gelap itu, sangat meneduhkan. Jantungnya berdetak kencang, 'Cakep juga nih cowok, andai gue punya cowok secakep dia. Ah apaansih kok gue jadi halu gini.'
Seakan tersadar dari lamunannya, Junei segera melepaskan tangannya dari lengan Radit, suasana sedikit canggung sekarang. Junei yang sibuk mengumpati dirinya sendiri dalam hati dan Radit yang hanya menatap kearah Junei bingung.
*****
"Lo dari mana aja sih?" tanya Ocha kepada Junei yang baru memasuki kelas. Dirinya sudah rela bawa makanan dari kantin ke kelas cuma karena mau menemani Junei dan sekarang? Junei malah pergi entah kemana dengan si cowok culun itu! Eh tunggu!
"LO PERGI SAMA RADIT?" refleks Junei menutup mulut lemes sahabatnya itu. Semua mata tertuju kepada mereka berdua, tak terkecuali Radit.
"Diem bego! Jangan keras-keras napa," Junei kesal sendiri dibuatnya, kenapa dia memiliki sahabat seperti Ocha?.
Bel masuk berbunyi, pertanda akan dimulainya pelajaran pada jam kedua. Semua murid langsung berhamburan dan duduk ditempatnya masing-masing, seolah lupa dengan teriakan Ocha tadi. Huft, akhirnya Junei selamat dari pandangan orang-orang ini!
"Lo, utang penjelasan sama gue," desis Ocha tajam yang malah terkesan menggemaskan.
"Santai elah," sahut Junei, mengeluarkan bukunya, bersiap mengikuti pelajaran berikutnya. Junei juga termasuk siswi yang pintar. Oh iya, satu lagi, dia bisa masuk di sekolah ini karena mendapatkan beasiswa, hitung-hitung bisa meringankan beban ibunya, pikirnya.
*****
Yeyy! Gimana part ini? Suka gak? Komen yuk disini!
Follow @hilyyyaa_ juga ya hehe
Jangan lupa vote + komen ya!
Next or no?
Oh iya, yang mau kasih saran atau pendapat bisa disini ya! Soalnya aku baru pemula hehe🤗
Jangan lupa share cerit ini ke teman-teman dan keluarga.
See you next part<333
instagram aku : @hilyyyaa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Junei
Dla nastolatków***** Mereka mempunyai luka masing-masing. ***** Junei Aletta Mozarella, seorang gadis yang hanya hidup dengan ibunya. Dia tidak mengetahui siapa ayahnya, yang ia tahu dari ibunya bahwa ayahnya meninggalkan mereka berdua semasa Junei masih dalam kan...