Hallo! Akhirnya aku bisa update lagi yey!!
Ada yang kangen Junei gak nih? Atau kangen Jonathan? Radit? Atau yang lain? Coba komen disini
Koreksi ya kalau masih ada typo atau kesalahan dalam penulisan, soalnya aku juga masih belajar hehe.
Jangan lupa buat vote+komen ya.
Happy Reading💗-!!
Terlalu lelah bukan berarti bisa menyerah— Jonathan.
*****Bel sudah berbunyi 10 menit yang lalu, semua murid kelas XI IPS 1 telah pulang ke rumah masing-masing, atau mungkin pergi dengan temannya untuk bermain. Yang jelas, kelas itu sudah kosong. Tersisa Jonathan dan keempat temannya di sana, entah apa yang mereka lakukan pada jam pulang sekolah seperti ini.
Terlihat Farel yang sedang menyenderkan kepalanya di bahu Vero, cowok dengan aroma manis yang menguar dari tubuhnya itu sedang tidur dengan tenang di bahu sahabatnya.
Sedangkan Sania dan Adrina hanya memainkan ponsel masing-masing, Vero menatap Jonathan jengah, cowok itu sedang melamun, pikirnya.
"Sampai kapan kita mau di sini terus?" Tak tahan dengan situasi seperti ini, Vero membuka suara di tengah keheningan yang melanda.
"Tau tuh, Jonathan" sahut Sania yang kini sudah memfokuskan perhatian pada Jonathan.
"Lo gak mau pulang, Jo?" Tanya Adrina yang tidak mendapat jawaban dari yang punya nama.
Adrina melirik Vero, menggerakkan dagunya menunjuk Jonathan. Seakan tau apa yang dimaksud Adrina, Vero hanya mengangkat bahu dengan raut wajah yang juga terlihat bingung.
Kalau ditanya mengapa mereka belum pulang, jawabannya adalah karena mereka menunggu Jonathan yang sedari jam pelajaran terakhir hanya diam melamun, dari pada terjadi sesuatu terhadap sahabatnya, mereka memilih untuk menunggu Jonathan.
Cowok itu suka sekali melakukan sesuatu tanpa sadar jika dengan keadaan kacau, seperti memukuli orang yang tidak bersalah untuk melampiaskan kekesalannya, dan yang paling parah dia membahayakan nyawanya sendiri dengan cara kebut-kebutan di jalan dan berakhir di rumah sakit. Entah apa yang dia pikirkan, mereka pun tak tau.
Setelah kembali dari ruangan kepala sekolah, Jonathan menjadi pendiam, dan mereka tidak berani menanyakan apa yang terjadi, takut menyinggung katanya.
Dengan hati-hati Vero bangkit dan duduk di bangku sebelah Jonathan, tanpa sadar dengan Farel yang tertidur di bahunya. Otomatis kepala Farel jatuh dan membentur meja.
DUKK
"ADUH SAKIT!" teriaknya.
Mereka semua terkejut mendengar suara teriakan Farel yang menggema di ruangan kelas yang sepi, termasuk Jonathan yang kini memusatkan perhatiannya pada Farel yang sibuk mengelus kepalanya.
"Anjir," desis Vero kaget sembari mengelus dada.
"Lo ngapain bodoh!" umpat Vero, terlalu kesal dengan Farel yang tiba-tiba bersuara. Eh tapi bersyukur juga sekarang Jonathan sudah sadar dari lamunannya.
"Vero yang ngapain! Tadi kan Farel lagi enak-enak tidur, eh Vero malah berdiri, kan kepala Farel jadi sakit kena meja!" kesalnya, cowok dengan paras yang menggemaskan itu mengungkapkan kekesalannya.
"Ya maap, gue kan gatau, salah siapa pake nyender nyender ke gue. Bahu gue tuh istimewa, terkhusus buat cewek-cewek gue yang cantik jelita, bukan bayi gede macam lo!" Balasnya tak mau kalah.
"Dih, dasar buaya," ujar Sania pelan, tapi masih tetap terdengar.
"Gapapa buaya, yang penting ganteng" narsisnya, tak lupa menyugar rambut ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Junei
Teen Fiction***** Mereka mempunyai luka masing-masing. ***** Junei Aletta Mozarella, seorang gadis yang hanya hidup dengan ibunya. Dia tidak mengetahui siapa ayahnya, yang ia tahu dari ibunya bahwa ayahnya meninggalkan mereka berdua semasa Junei masih dalam kan...