Hallo! Akhirnya aku bisa update lagi yey!!Ada yang kangen Junei gak nih? Atau kangen Radit? Atau yang lain? Coba komen disini.
Koreksi ya kalau masih ada typo atau kesalahan dalam penulisan, soalnya aku juga masih belajar hehe.
Jangan lupa buat vote+komen ya.
Happy Reading💗-!!
*****
Semburat kemerahan nampak samar terlihat di kedua pipinya, akibat sahabatnya yang terus bertanya-tanya akan kejadian yang melibatkannya tadi pagi.
"GILA GILA GILA! Kok lo bisa berangkat sama Jonathan sih Nei?" hebohnya.
"Ssst....diem elah, lo udah berapa kali ngomong gitu?"
"Gue gak akan diem sebelum lo jelasin ini Nei," putusnya, dengan wajah yang dibuat sok jengkel.
"Ck, iya iya. Jadi, semalem tuh dia ngechat gue, gak tau deh dia dapet nomor gue darimana," Junei mulai menceritakan.
"Terus lo minta dia buat jemput gitu?" serobot Ocha tak sabaran.
"Gue belum selesai ngomong Ichi Ocha" greget Junei, seraya menabok pelan muka Ocha menggunakan buku miliknya.
"Abisnya lo berdua bikin gempar satu sekolah tau gak, yaudah lanjut lanjut," jawabnya.
"Terus dia chat gue, awalnya cuma basa basi sih, eh tiba-tiba dia bilang katanya besok mau jemput gue, gue kira ya cuma bercanda. Eh dia beneran dateng tadi pagi, gak tau juga deh dia tau alamat rumah gue darimana," Junei hanya mengangkat bahu, kejadian tadi pagi, seperti angin lalu baginya.
Sebenarnya dia sangat takut, deg degan, secara, Jonathan itu kan seorang most wanted di sekolahnya, terus tiba-tiba dia datang untuk menjemput dirinya. Aneh, pikirnya.
Tapi ya sudahlah, toh, cuma berangkat bersama kan?
"Fiks! Dia tuh suka sama lo Junei!" seru Ocha senang.
"Dih, apaan sih Cha, ngaco banget," balas Junei sewot.
"Ya lo mikir lah, seorang most wanted yang dingin kayak dia tiba-tiba ngedeketin cewek, terus ceweknya itu lo lagi, yang nolep, kalo yang cakepan dikit mah ga heran gue Nei," Ocha terus berceloteh, mengeluarkan segala opini yang menurutnya itu benar.
Junei menoyor kepala Ocha, geram dengan sahabatnya ini yang sangat heboh, padahal hanya hal kecil sekalipun.
"Udahlah Cha, gak usah dipikirin."
*****
Nyatanya, kejadian tadi pagi yang bagi Junei 'cuma' itu berbeda menurut Jonathan.
Menurutnya, itu adalah peristiwa yang sangat langka. Bagaimana tidak? Ini adalah kali pertamanya dekat dengan seorang perempuan. Silakan jika kalian mengatakan bahwa Jonathan lebay, ya memang itu kenyataannya.
Seperti saat ini, dirinya tidak fokus dengan apa yang guru jelaskan di depan. Dia hanya sibuk memainkan sebuah pulpen di tangannya. Oh, jangan lupakan bibirnya yang terus terangkat untuk tersenyum.
Memang ya, Junei membawa pengaruh yang besar, ckck.
"Jonathan! ngapain kamu senyum-senyum sendiri, hah?" tegur Pak Tio, guru yang sedang mengajar.
Vero langsung menghadap ke belakang dan menyadarkan sahabatnya itu.
"Ck! apa sih Van?" kesalnya. Belum menyadari tatapan Pak Tio yang seakan menusuk dirinya.
"Jonathan bego! tuh liat depan!" kesalnya, nada suaranya mungkin hanya terdengar oleh Jonathan saja.
Jonathan mengalihkan pandangannya ke depan, dimana berdiri Pak Tio dengan kacamata kebanggaannya, jangan lupakan matanya yang terus menatap Jonathan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Junei
Teen Fiction***** Mereka mempunyai luka masing-masing. ***** Junei Aletta Mozarella, seorang gadis yang hanya hidup dengan ibunya. Dia tidak mengetahui siapa ayahnya, yang ia tahu dari ibunya bahwa ayahnya meninggalkan mereka berdua semasa Junei masih dalam kan...