Hai semua! Apa kabar?
Ada yang nungguin Junei nggak nih? Wkwk. Langsung aja ya!
Happy Reading💖.
*****
Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu, Ocha serta Junei sedang membereskan barang masing-masing dan bersiap untuk pulang, kini tinggal mereka berdua saja di kelas. Teman-teman yang lain sudah pulang terlebih dahulu, entah apa yang mereka lakukan hingga sampai saat ini masih berada di kelas.
"Nei! Gimana sih, katanya lo mau cerita yang tadi pas istirahat," kesal Ocha sambil memasukkan tempat pensil ke dalam ranselnya kasar.
"Apa sih Cha, gak penting banget tau nggak," Dengan santainya Junei berjalan kecil keluar kelas meninggalkan Ocha.
"DASAR! WOY TUNGGUIN GUE! JUNEII!!" teriaknya keras saat dirasa Junei malah semakin cepat melangkahkan kakinya.
Disisi lain, Junei tertawa kecil melihat tingkah konyol sahabatnya, terkadang sahabatnya itu menyebalkan tetapi dia juga bisa menjadi sahabat yang baik sewaktu-waktu. Seperti, mendengarkan setiap keluh kesahnya.
Ocha berlari menyusul langkah Junei yang sekarang sudah tidak jauh lagi dari tempatnya.
"Jahat banget lo Nei, orang lagi ngomong malah ditinggal gitu aja," gerutunya.
"Yaelah sekali-kali ngerjain lo gak papa kali," balasnya.
"Ya gak git—" belum sempat Ocha menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba dering ponsel dari saku mengalihkan atensinya.
Tertera nama 'Pacar' dengan emot love dibelakangnya. Segera, Ocha mengangkat panggilan telepon dari pacarnya dan seketika lupa dengan apa yang akan dia tanyakan kepada Junei.
Junei sendiri sudah menghembuskan napas lega, dia hendak melarikan diri dari sini, tetapi sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Ini aku udah pulang sayang, kamu gimana?"
Samar-samar terdengar perbincangan Ocha dengan sang pacar, sialnya Junei malah terus ditempat dan mengurungkan niatnya untuk beranjak.
"Ini aku lagi otw jemput kamu, kamu nunggu aja di gerbang ya!"
"Uluh-uluh baik banget sih pacarku yang satu ini,"
Junei yang mendengar itu hanya bergidik geli.
"Yang satu ini? Kamu punya pacar berapa emang hah!" Terdengar decakan diseberang sana.
"Ih nggak kok, pacarku kan cuma kamu" jawab Ocha seraya menggelengkan kepalanya pelan.
Iwwh!!
Junei memutar bola matanya malas, tak tahan lagi dengan tingkah sahabatnya itu, kalo sudah bucin ya tetap bucin! Gimana coba kalo nanti mereka putus? Eh nggak-nggak.
"Lama banget sih Cha! Gue tinggal nih ya!" ancam Junei seraya mengambil ancang-ancang untuk kembali berjalan.
Ocha terlihat panik, kenapa sih Junei itu tidak sabaran! Selalu seperti itu ketika dia sedang menelepon kekasihnya.
"Bentar dong elah, gak sabaran banget sih jomblo," balasnya tajam.
Ingin sekali Junei melempar Ocha ke lautan, tapi ingatkan dia bahwa hanya Ocha sahabat satu-satunya!
Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Ocha telah selesai menelepon dan menghampiri Junei, mereka berjalan menuju gerbang sekolah. Tak sengaja, netranya menangkap salah satu siswa sedang menunduk di samping sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dunia Junei
Teen Fiction***** Mereka mempunyai luka masing-masing. ***** Junei Aletta Mozarella, seorang gadis yang hanya hidup dengan ibunya. Dia tidak mengetahui siapa ayahnya, yang ia tahu dari ibunya bahwa ayahnya meninggalkan mereka berdua semasa Junei masih dalam kan...