02. Black Sheep

111 14 11
                                    

Alteia Land, permainan VRMMORPG yang telah berlangsung selama lima tahun, dan menjadi hiburan terpopuler abad ini.

Teknologi VRMMO yang dinilai telah aman dan telah mengalami uji coba yang sangat ketat, membuat hampir semua orang di dunia memainkan permainan ini.

Namun, suatu hari tepatnya pada tanggal 19 September 2061, sebuah insiden besar terjadi. Triliunan orang yang saat itu login ke dalam game, tiba-tiba saja tidak dapat Log-out.

Dan tidak sampai disitu saja, orang yang mati di dalam game, ditemukan tak bernyawa di dalam Vgear yang dibuka secara paksa, akibat bau mayat yang menyengat keluar dari sana.

Keluarga korban pun segera menuntut pihak perusahaan yang mengelola Alteia Land, Mediatech, guna meminta pertanggungjawaban mereka.

Namun, pihak perusahaan juga kini pusing bukan kepalan, karena Anggara Pradipta, selaku desainer game ini, tiba-tiba menghilang tanpa jejak bersama cucunya.

PLAK!

"Sial! Apakah kalian sama sekali tak bisa menemukan orang tua sialan itu!?" Seorang pria berjas hitam, terlihat memukul sebuah meja kayu dengan keras, sambil menatap ke arah beberapa orang berseragam polisi di hadapannya.

"Kumohon pak, beri kami waktu lagi, kami-"

"Waktu!? kau pikir berapa lama putriku bisa bertahan di dalam game kematian sialan itu jika ku beri kalian waktu lebih lama lagi?"

Mendengar hal itu, membuat para polisi hanya bisa menundukkan kepala, orang yang kini berada di hadapan mereka bahkan bisa dibilang memiliki posisi yang lebih tinggi dibandingkan atasan mereka.

Setelah mengomel dan mengumpat selama lebih dari dua jam, orang itu pada akhirnya memberi mereka waktu seminggu, guna mencari cara untuk menyelamatkan putrinya yang saat ini sedang terkurung dalam sebuah game kematian yang bagaikan sangkar itu.

Lewis Armando, menteri pertahanan Indonesia saat ini. Dia dikenal sebagai seorang yang tegas dan berani, namun ketika mendapat kabar tentang Alteia Land, membuat semua keberaniannya berubah menjadi ketidakberdayaan.

Putrinya saat ini terjebak di dalam permainan itu, dia tidak sempat log out ketika game itu berubah menjadi permainan kematian.

Sudah tak terhitung jumlahnya korban yang telah mati, bahkan beberapa dari mayat mereka ditemukan membusuk di dalam V-gear akibat hidup sendirian tanpa ada keluarga yang mengurus.

Hal itu membuat Lewis begitu mengkhawatirkan keadaan putrinya yang entah bagaimana nasibnya di dalam permainan itu.

Dia sebenarnya sudah mengirimkan berbagai macam prajurit dan tentara untuk melindungi putrinya ke dalam game, namun karena sistem game yang memang berbeda dari dunia nyata, seperti level dan status masing-masing individu, membuat para prajurit itu hanya menjadi bual-bualan monster level tinggi dan sudah berada dalam keadaan tak bernyawa beberapa hari setelah masuk ke dalam permainan tersebut.

Hal itu membuat Lewis merasa tak berdaya dan akhirnya mulai mengumpulkan informasi tentang pemain-pemain level tinggi yang sebelumnya memainkan Alteia Land, yang masih sempat berada di dunia nyata.

Akan tetapi, para pemain itu menolak untuk masuk ke dalam permainan. Siapa juga yang ingin mengorbankan nyawanya untuk hal yang sama sekali bukan urusan mereka? Selain itu, meskipun Lewis berjanji untuk memberi mereka hadiah imbalan, tidak ada jaminan bahwa mereka bisa kembali dengan selamat dan bisa menikmati hadiah tersebut.

Menghela nafas, pria itu segera mengeluarkan telepondan segera menghubungi seseorang yang mungkin menjadi satu-satunya harapan terakhirnya.

***
Di suatu tempat, tepatnya di sebuah ranjang rumah sakit ....

Alteia Land : The Bird CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang