08. Execution Start!

44 8 4
                                    

Awan gelap memenuhi Langit, tanda badai akan segera tiba. Sebuah sedan hitam melaju dengan kecepatan tinggi, menuju sebuah gedung terbengkalai yang berada di sisi terpencil kota.

Memasuki gedung tersebut, pintu sedan terbuka, memperlihatkan sesosok pria gemuk dengan beberapa orang ber jas yang kemudian berjalan menuju pintu masuk.

"Apakah anda yakin akan melakukan hal ini, Tuan Peter?" Seorang pria berkacamata yang berada di sisi lain gedung segera bertanya kepada seorang pria berambut merah disampingnya yang hanya bisa menghela nafas menanggapi hal itu.

Selama beberapa Minggu terakhir, pihak Developer Alteia Land sudah berusaha keras untuk mengeluarkan pemain dari permainan yang telah menjadi game kematian itu. Akan tetapi, A.I yang mengendalikan Alteia Land, Aria dan Program, merupakan A.I yang sangat cerdas dan begitu sulit untuk dihadapi.

Keduanya telah memblokir akses untuk masuk ke dalam gedung MediaTech, serta menempatkan beberapa robot penjaga yang juga sangat canggih. Beberapa ahli robotika bahkan berpendapat bahwa teknologi yang dimiliki oleh desainer jenius Anggara Pradipta itu, sungguh sangat melampaui zaman.

Untuk menebus kesalahan mereka,  pihak developer bekerja sama dengan pihak kementerian dan beberapa programer serta para hacker di seluruh dunia untuk menyusun beberapa program dan virus, guna menciptakan 'bug' yang dapat mengeluarkan para pemain dari dalam permainan.

Karena mereka tidak memiliki akses ke dalam gedung MediaTech lagi, dan tentunya tak ingin kedua A.I itu mengetahui rencana mereka. Mereka berencana mengirim beberapa pemain berlevel tinggi ke dalam permainan dan membawa paket virus itu ke suatu tempat di area server Midgard.

Ya, ketika mendengar cerita dari Reyhan sebelumnya, Doni segera mengecek kondisi server Midgard dan tanpa sengaja mendapatkan kode yang menjadi 'bug' atau kesalahan sistem di area Darkness Horizon.

Dia masih menyimpan kode tersebut, dan dengan bantuan kode itulah, dia bersama para programmer dan hacker dari seluruh dunia berhasil menciptakan virus yang akan membuat celah bagi para pemain untuk Log-out.

"Hah ..., Aku sebenarnya berharap kami berdua bisa pergi bersama, sayangnya keberadaan kapten sekarang entah ada dimana." Pria berambut merah itu hanya bisa tersenyum pahit.

Kabar kaburnya Reyhan dari penjara membuatnya sangat terkejut. Dia sama sekali tak ingin mempercayai hal itu, namun ketika dia pergi sendiri ke Nusa Kambangan untuk memeriksanya, Reyhan benar-benar telah pergi bersama dua tahanan lainnya.

"Apa yang sebenarnya kau pikirkan, kapten?" Peter menatap langit mendung di atasnya.

Dia kemudian menatap pria gemuk sebelumnya, yang kini berada tepat di hadapannya, menatap dirinya dan pria berkacamata di belakangnya.

"Hanya kau sendiri saja? Dimana kawan-kawan mu?" Pria gemuk itu mengerutkan alis, menatap Peter yang hanya bisa membalasnya dengan senyuman pahit.

Pria itu segera mengerti dan mau tak mau juga ikut menghela nafas.

"Hah ..., kalau begitu kuserahkan keselamatan putriku padamu, nak Peter." ucap sang pria sambil memberikan tangannya pada pria itu, yang segera di jabat oleh Peter.

"Saya akan berusaha semampu saya, Pak menteri!" Peter berbicara dengan nada yakin, membuat Pak menteri merasa lega.

"Tunggu!"

Keduanya berniat untuk masuk ke dalam ruangan namun, suara teriakan seorang wanita tiba-tiba membuat keduanya berbalik.

"Hah ..., Hah ...." Seorang wanita berambut pirang, dengan nafas yang tersengal-sengal terlihat membungkuk, berusaha untuk mengatur nafasnya.

Alteia Land : The Bird CageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang