Part 24

385 46 10
                                    

Halooooo.. hai..hai... Ada Yang kangen ga sih Sama saya? Aahahah.. saya kangen Sama kalian soalnya... Baiklah Mari Kita mulakan saja.. hehehe..

***

Tae Eul menghela napasnya kasar berkali-kali, mencoba menahan gejolak amarah yang sedari tadi ia kendalikan dengan sangat baik. Ia menatap wajah putranya yang tengah terlelap sehabis kenyang menyusui. Kini ia tidak bisa lagi hanya berdiam diri dan tak melakukan apapun. Sejak mengandung putranya, sudah beberapa kali entah siapa mencoba menyerang dirinya, berharap jika ia kehilangan putranya dalam kandungan. Sekarang saat putranya lahir, ia lengah dengan keadaan yang terlihat terlalu senyap.

Diam-diam ada yang berusaha sekali lagi untuk mencelakakan tidak hanya dirinya namun putranya juga. Ia mungkin akan diam jika orang lain mengusik dirinya. Namun ia tidak bisa diam jika putranya diperlakukan seperti itu.

Tae Eul mengambil ponselnya dan mencari kontak disana, " Abboejji... Aku tidak ingin berbasa-basi lagi, aku tidak tau bagaimanapun caranya. Cari siapapun yang mencoba mencelakakan putraku. Kumpulkan Team terbaik Di Kepolisian sekarang juga dan temukan siapapun yang terlibat. Jika Aku hanya diam saja, suatu saat nyawa putraku akan terancam kembali!".

" Ye.. Mama... Saya akan mengumpulkan team terbaik dikepolisian, tapi aku juga butuh izin untuk memeriksa CCTV dan lainnya Di Istana", ujar Ayah Tae Eul.

" Aku akan meminta Izin pada Pyeha dan menyuruh Jo Young untuk bekerja sama dengan Ayah!".

" Ye.. Mama, saya mengerti...", Turut ayah Tae Eul.

Tae Eul selalu berkata pada dirinya, jika ia tidak akan menggunakan kekuatan Ayahnya sebagai seorang Kepala Kepolisian Kerajaan Corea. Namun ia harus melakukannya, atau nyawa putranya akan berada dalam bahaya kembali, dengan adanya orang-orang diluar sana yang masih mengincar putranya.

~~~

Disisi lain, Di Istana, Lee Gon masih terjaga ia menatap dari kejauhan istananya yang begitu megah. Istana ini terlihat begitu tenang dengan lalu lalang penghuni istana yang bahkan sampai dimalam ini masih terjaga, baik para kasim istana, pengawal istana maupun para dayang. Ia berkali-kali mencoba menenangkan dirinya, baru saja ia kembali dari rumah sakit untuk menemani dan menenangkan istrinya setelah kejadian yang ia alami. Ini kali kedua ada yang berusaha untuk mencelakakan Tae Eul, ditambah sekarang ia juga menargetkan Wonja. Ia masih harus bersyukur bahwa langit memberikan perlindungan bagi kedua orang yang begitu ia kasihi.

Flash Back.

Lee Gon tengah mengerjakan dokumen yang harus segera ia berikan kembali pada mentri pndidikan tatkala Jo Young tiba- tiba menemuinya dengan wajahnya yang terlihat menegang," Pyeha.. maaf mengganggu pekerjaan anda, namun ada yang harus sampaikan pada anda. baru saja Geunsang Cheonha* menemui Permaisuri Yoo. Saya yakin jika ia pasti merencanakan sesuatu untuk mencelakakan anda. Anda pasti tahu betapa paman anda selalu bertentangan dengan mendiang Kaisar juga anda?"

Lee Gon menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia tentu tahu betapa berambisinya pamannya itu atas tahta miliknya sekarang. Beberapa kali ia dengan lantang menyerukan perlawanan baginya. Ia hanya bisa diam, karena ia masih menghormati dirinya sebagai kakak tertua ayahhandanya, " perketat penjagaan  bagi Wonja juga Sook Bin, jika mereka merencanakan sesuatu, maka mereka pasti Akan memilih waktu dimana Wonja juga Sook Bin berada diluar Istana. Hari perayaan 100 Hari Wonja, Aku sangat yakin  mereka pasti Akan melakukan sesuatu dihari itu".

Lee Gon berharap bahwa apa yang ia pikirkan tidak terjadi, ia tidak tau bagaimana jika nantinya dia akan menghadapi pamannya sendiri. Dalam sejarah Joseon lampau, pertumpahan darah diantara saudara dalam tahta sudah terjadi berulang kali. Bahkan membangun Joseon di masa lampau dari kemerosotan Georyeo saat itu juga di warnai dengan pertumpahan darah sesama saudara.

The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang