Part 14

1.4K 168 127
                                    

Halo.. halo.. kembali lagi dengan saya Di tralala trillili.. apalah.. Ada Yang kangen Pyeha Dan SukUi Jung? Merapat dong kalau kangen.. oke let's setarteu...

***

Dengan status Tae Eul yang semakin meningkat sebagai SukUi, juga tentang kehamilannya. Semuanya seakan berubah disekitarnya. Kedua tetua Istana memberikan perhatian yang begitu besar padanya. Begitupun dengan mereka yang tidak pernah dipikirkan oleh Tae Eul sebelumnya.

Ia menerima banyak bingkisan dari banyak orang. Namun bukan bingkisannya yang menjadi perhatian Tae Eul, namun beberapa kartu ucapan yang datang bersamanya. Kalimat yang tertulis disana terdengar samar, namun Tae Eul tau jika mereka menginginkan lebih.

Tae Eul sadar sejak awal saat ia menerima gelar sebagai Selir Kerajaan dan jika nantinya ia mengandung. Maka akan banyak orang, terutama dari pihak Klan ayahnya juga ibunya yang akan semakin merapatkan barisan padanya. Walaupun ayahnya selalu mengajarkan dan menempa ia juga kakaknya menjadi orang biasa yang tidak tergantung status keluarga. Namun ibunya terkadang masih mengajarkan ia dan kakaknya sebaliknya.

Ibunya selalu berkata walau dengan perubahan jaman yang sangat dinamis, beberapa hal harus tetap harus dipertahankan. Adat istiadat dan segala yang berkaitan dengan tatakrama keluarga, juga bagaimana nilai kebangsawanan yang ibunya terima juga harus diajarkan padanya dan juga kakaknya.

Keluarga mereka, baik Klan Ayahnya juga Klan ibunya adalah yang 2 klan yang sudah sangat tua juga kuat,  serta berpengaruh di Kerajaan bahkan sejak beratus tahun. Baik ayahnya juga ibunya sudah sangat berakar sejak ratusan tahun Di Kerajaan ini, sejak periode Goryeo.

Klan Cheongju Jung*, Klan ayahnya, sudah terkenal dengan kekuatan militer dan para cendekiawannya. Sedangkan Klan Andong Kim* sangat terkenal dengan para Cendekiawannya, bahkan beberapa Ratu juga Selir berpengaruh berasal dari Klan ini. Maka sejak kecil ibunya sudah mengajarkan ia dengan nilai-nilai kebangsawanan dan bagaimana dengan politik yang berputar di sekitarnya.

Dulu, segala ucapan ibunya, Tae Eul tanggapi dengan sangat santai. Tidak pernah dalam benaknya bahwa ia akan tertarik dalam lingkaran tersebut. Bahwa nantinya ia akan menjadi bagian dari Istana dengan segala yang berkaitan didalamnya.

Namun Tae Eul tetap mempertegas dirinya, bahwa ia tidak akan terjebak dalam pusaran Politik keluarganya. Ia hanya akan melayani suaminya, Kaisar Lee Gon, mendampinginya sebagai istrinya dan bagian dari Istana dengan sebaik-baiknya. Dan kini tugasnya bertambah, memastikan bahwa ia melahirkan dengan selamat anaknya, dan menjaga dan mendidiknya menjadi orang yang bisa berguna bagi Kerajaan juga Negri ini.

***

Pagi itu Tae Eul sedang membantu Lee Gon bersiap, Hari ini suaminya dan Permaisuri Yoo harus melakukan kunjungan kerja yang sempat tertunda di Tiongkok. Namun sejak awal wajah suaminya itu sangat tegang, begitu berbeda. Seakan suaminya sedang menyimpan sesuatu.

" Pyeha.. adakah yang membuatmu tidak nyaman? Sejak tadi wajah anda sangat berbeda, terlihat seperti memikirkan sesuatu", Tae Eul mencoba untuk mengetahui yang menganggu benak suaminya itu.

" Entahlah.. perasaanku seperti menahanku untuk tidak meninggalkanmu", ujar Lee Gon dengan matanya yang menghujam kedalam iris Tae Eul. Seakan ada sesuatu yang menahannya untuk tidak pergi dan meninggalkan Tae Eul yang tengah mengandung.

" Pyeha.. anda tidak bisa seperti itu. Anda sudah menunda perjalanan ini karena upacara pengangkatanku", ujar Tae Eul dengan tersenyum.

Biasanya melihat senyum Tae Eul saja sudah cukup untuk menangkan dirinya, hanya entah kali ini ia masih saja tidak tenang. Lee Gon masih saja terdiam, maka itu Tae Eul dengan perlahan menggenggam tangan suaminya itu, dan menuntunnya untuk duduk di ujung ranjang.

The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang