Bab1. Penerimaan(1)

1.8K 237 7
                                    

Kim Rok Soo merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. itu terasa berat dan sulit untuk menggerakkannya. suaranya juga tak mau keluar. ia perlahan membuka matanya. pandangannya berkabut beberapa saat, dan bahkan pendengarannya sesaat terasa seperti berada dalam air lalu kemudian keluar kepermukaan. ia dapat mendengar kebisingan di sekitarnya. saat pandangannya jelas, ia melihat segala sesuatu di sekitarnya tampak besar. atau,, ia yang mengecil?!

'apa-apaan ini?!'

Kim Rok Soo melihat tangan yang,, gemuk? dan berlemak juga pendek. seakan semua otot-otot yang ia bangun selama bertahun-tahun lenyap dalam semalam.

'apakah ini mimpi buruknya yang lain?'

Kim Rok Soo dapat mendengar orang-orang disekitarnya berbicara tapi ia tak paham apa yang mereka katakan. itu jelas bukan bahasa Korea. itu terdengar seperti bahasa asing. ia belum pernah mendengarnya. karena itu juga bukanlah bahasa Inggris. walaupun ia tidak mahir dalam bahasa itu, setidaknya ia tau sedikit. dan itu jelas bukan.

ia merasakan kehadiran lain disisinya. itu adalah bayi yang cantik dan menggemaskan. ia juga merasakan tangan yang membelai puncak kepalanya lalu mengecupnya dengan lembut. itu entah mengapa terasa nyaman. dan rasa kantuk kembali menyambutnya. ia terbuai oleh kenyamanan itu dan terlelap.
.
.
.

waktu berlalu. hari berganti minggu. dan mingguan berganti bulan. sudah tiga bulan sejak ia terlahir kembali sebagai bayi. selama waktu berlalu ia mencoba untuk menerima kenyataan tersebut yang terasa seperti mimpi.
setelah setidaknya tiga bulan terakhir ia dapat sedikit memahami kata-kata orang disekitarnya. ya,, dia terpaksa untuk mempelajari dan memahami bahasa asing itu untuk mendapat informasi. dan tada,, informasi yang ia dapat lebih mengejutkan. ia terlahir sebagian saudara kembar sampah terbesar dari rumah tangga henituse. Cale Henituse. dan kini namanya adalah Kim Henituse. saat mengetahui itu ia hanya tertawa pahit secara internal.

ibunya adalah wanita yang lembut dan hangat. dan tentu saja sangat mempesona. kulit pucatnya sangat kontras dengan rambut merah bak mawar yang merekah. dengan iris yang serasi membuatnya tampak semakin menawan. ibunya memiliki sentuhan yang hangat dan nyaman. ia benar-benar merasa nyaman saat berada dalam dekapan wanita itu. atau itu mungkin karena instingnya sebagai bayi. entahlah.

dapat disimpulkan bahwa ia saat ini telah masuk ke dalam novel yang telah dia beca sebelum tertidur. wanita yang adalah ibunya kini kelak akan mati bahkan jauh sebelum dimulainya alur novel itu. sedangkan ia sendiri jelas bukan bagian dari novel. sepanjang ia membaca yang ia tahu Cale Henituse adalah putra tunggal count dengan mendiang istrinya, sebelum menikah lagi.

apakah alurnya berubah? atau ada sesuatu yang lain? ia tak tahu. Kim tak mau memikirkannya. dan jelas ia tak ingin terlibat dengan segala kekacauan di masa depan. dia juga tak ingin terlalu terlibat dengan wanita yang adalah ibunya itu. karena ia tahu apa yang akan terjadi. lebih baik untuk tidak terlalu terlibat agar ia tak perlu merasa kehilangan kedepannya.

Dan fakta bahwa kini ia adalah saudara bocah itu. Aigoo.. hidup ku yang malang. ia sungguh tak ingin terlibat dengan tokoh-tokoh itu. terlebih lagi dengan sang tokoh utama. saat hanya membacanya, ia memang mengaguminya. ia hebat dan keren. tapi mengetahui orang itulah juga yang akan memukuli saudara kembarnya di masa depan nanti, itu membuatnya merinding.

'apakah ini bahkan bisa menjadi lebih buruk?!'

sesaat kemudian ia mengutuk pemikirannya sendiri yang menanyakan hal-hal yang tidak perlu. saat ia merasa tubuhnya diangkat dan kini dalam gendongan seseorang. dan ketika ia membuka matanya yang membuatnya menyesal melakukan itu. ia dapat melihat senyum ramah pria tua yang tampak menyeramkan baginya.

"biarkan pelayan tua ini membantu, nyonya."

pria tua itu mengatakannya dengan sangat sopan dan ramah juga termasuk senyum ramah di wajahnya. namun bagi Kim itu tampak lebih menyeramkan dari film horor yang terakhir ia tonton.

"tapi aku baik-baik saja Ron, aku bisa memandikannya sendiri."

wanita itu berusaha meyakinkan sang kepala pelayan. yang hanya dibalas dengan senyum ramah yang menurut Kim menyeramkan. wanita itu menghela nafas akhirnya menyerah. ia menatap putra dalam gendongan Ron dan tersenyum kecil.

"baiklah,, tapi lain kali biarkan aku sendiri yang memandikannya. dan sepertinya kim kecilku takut padamu Ron."

wanita itu tertawa kecil karena candaannya sendiri. Ron menatap tuan muda dalam gendongannya. setengah tak percaya tapi hanya menunjukkan senyum ramahnya. itu malah membuatnya semakin ingin merawat tuan mudanya.

di sisi lain Kim merasakan dingin di punggungnya melihat senyum ramah Ron. jika dia bukan bayi sudah pasti dia akan segera kabur. tapi bahkan jika iya, tak mungkin ia dapat kabur dari orang tua menyeramkan itu.

Ron Molan yang adalah kepala pelayan di kediaman henituse juga merupakan assassin terhebat dari benua timur dimasa lalu. ia dan putranya karena suatu alasan pergi dan bersembunyi di benua barat. dan di sinilah dia dan putranya. bekerja menjadi pelayan dan koki untuk kediaman henituse dengan tetap menyembunyikan identitas aslinya.

'bahkan jika dia seorang pembunuh, dia tidak akan membunuh bayi yang lemah hanya karena merepotkan bukan?'

Kim terus merasa merinding. ia memiliki firasat buruk untuk masa depannya.

__________

bagi Kim menjadi bayi bukanlah sesuatu yang buruk. malah sebaliknya, itu bagus untuknya. dia hanya akan tidur tanpa melakukan apa-apa dan makan saat waktunya tiba. sedangkan keperluan lain akan diurus oleh para pelayan. Kim benar-benar menikmati waktunya sebagai bayi. setidaknya itu yang dia lakukan.

walaupun seringkali dia terganggu oleh bocah yang adalah saudara kembarnya itu. seringkali saat dia tertidur Cale yang akan dengan sengaja atau tidak, akan memukulnya dengan tangan kecilnya. atau ada saat-saat bocah itu akan tiba-tiba menangis keras dan mengagetkannya. sedangkan Kim hanya bisa menyumpahi secara internal. dan sebagai refleks bayi dia akan ikut menangis cukup keras yang membuat para pelayan juga heboh.

_______

kata pertama Kim keluar dengan sukses saat dia memasuki usia delapan bulan. itu juga karena usaha mati-matiannya berlatih mengucapkan beberapa kata saat dia terjaga di malam hari. itu juga disebabkan oleh siklus tidur bayi yang tidak menentu. dan tentu saja itu menguntungkannya. karena pada malam hari para orang dewasa tidak selalu berjaga di kamar mereka.

dia memanfaatkan waktunya dengan baik. tapi hanya itu yang masuk daftar latihan Kim. dia hanya melatih lidahnya. itu karena dia benci melatih tubuh. dimasa lalu sebagai Kim Rok Soo dia sudah melatih tubuhnya dengan atau tanpa terpaksa. jadi sekarang dia akan melakukan apapun yang dia mau.

saat Kim berhasil mengucapkan kata pertamanya di usia delapan bulan. seluruh mansion heboh. tidak, itu seluruh wilayah. dan rumor bahwa tuan muda Kim mereka jenius tersebar di seluruh kota hujan.

sedangkan yang bersangkutan hanya berpikir lebih cepat dia dapat berbicara dengan baik itu lebih baik. karena orang sering menyalahartikan rengekannya hingga membuatnya sebal.

karena Cale adalah bayi normal pada umumnya dia memiliki kata pertamanya pada usia sebelas bulan, tiga bulan lebih lambat dari kakaknya Kim. itu juga termasuk jenius untuk rata-rata bayi di seluruh kerajaan.

kemudian saat salah satu dari si kembar mendapat langkah pertamanya di usia genap satu tahun. itu adalah Cale. sedangkan Kim lebih lambat. karena dia sangat malas menggerakkan tubuhnya. tujuh bulan kemudian akhirnya Kim mendapat langkah pertamanya.
.
.

-tbc-

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang