Bab6. Hubungan(3)

1.1K 185 15
                                    

Kim mengenali daerah itu sebagai daerah dekat dengan pemukiman kumuh. walaupun dia belum pernah ke sana. itu tercatat dalam ingatannya. yang berarti itu dekat dengan salah satu kekuatan kuno yang dia tahu.

Perisai yang tidak bisa dipecahkan. itu adalah kekuatan kuno pertama yang ingin dia dapat demi kelangsungan hidupnya. tapi sepertinya itu cukup sulit karena dia harus memberi makan kekuatan kuno itu sampai dia puas, untuk mendapatkannya. dia tidak bisa mengambil itu sekarang. mungkin nanti.

mereka terus berjalan tapi tidak ke arah pemukiman kumuh. mereka melewati jalan dengan pohon yang cukup tinggi. di ujungnya terdapat pemandangan yang cukup indah, bahkan jika itu hanya tampak putih dan hitam. batu-batu yang cukup besar tersebar di sana tertutup salju bagian atasnya, di dekatnya terdapat sungai yang kini tertutup es. lalu pohon di sekitarnya tampak seperti membingkai pemandangan tersebut.

Kim terkagum dengan pemandangan di hadapannya. tidak hanya dia, Cale dan anak-anak lain juga sama. itu tampak menakjubkan. mengingat fakta, tak jauh dari tempat itu adalah pemukiman kumuh, itu tetap tampak menawan.

Kim tidak tahu bagaimana tampilan tempat itu biasanya di lain musim. tapi saat musim dingin ini itu tampak suci karena tertutup dengan warna putih.

Ben menjadi lebih bangga saat tahu anak-anak yang bersamanya tampak terkagum-kagum dengan tempat itu. terutama si kembar bocah bangsawan itu.

"heh..hebat bukan?"

Ben menggosok hidungnya dengan sombong. lihatlah wajah bodoh anak-anak bangsawan itu. mereka tentu saja akan kagum pada hal ini. mereka hanya anak rumahan yang tidak tahu dunia luar.

"kalian bisa melihatnya lebih dekat jika kalian mau. kau bahkan bisa berdiri di atas sungai itu."

Ben lebih sombong seolah itu adalah miliknya. tapi dia tak peduli. dia berada di atas angin saat ini. dan tentu saja dia berhak sombong bukan?

"itu akan berbahaya jika kau berdiri di atas sungai beku itu."

Kim yang selama ini hanya diam memperhatikan, membalas. sikapnya yang tenang dan acuh tak acuh terkesan dingin. dan membuat Ben semakin sebal pada si kepala merah.

"cih.. dasar pengecut."

Ben mencibir. dia tidak suka pada anak-anak bangsawan itu. tapi dia lebih tidak suka pada si kepala merah dengan rambut yang tampak lebih panjang dari yang lain. dia memiliki tatapan sombong dan dia lebih tidak suka itu.

Kim tidak peduli disebut 'pengecut'. dia hanya mengedikkan bahu. yah..dia memang pengecut di kehidupan lamanya dan sekarang pun sama. jadi dia tidak peduli tentang penilaian orang lain padanya. tapi tidak dengan Cale.

"apa katamu?! kami bukan pengecut."

Cale marah karena kakaknya disebut pengecut. dia tidak bisa menerima itu. saudaranya itu bukan pengecut. itu hanya karena Kim pintar dan dia tahu mana yang baik atau buruk. itu bukan pengecut.

"apa? apalagi kalau bukan pengecut. kau takut bukan?"

Ben menyilang tangan di dada. dia memiliki seringai licik di wajahnya.

'apa yang hebat dari bocah bangsawan penakut heh.'

"tidak! kami bukan penakut!"

wajah Cale memerah karena kesal. dia tidak suka orang lain menjelekkan dirinya ataupun saudaranya. dia ingin memukul bocah itu, tapi ingat apa yang dikatakan ibunya. dia tidak boleh memukul orang lemah atau rakyat biasa karena dia adalah putra bangsawan yang terhormat. baik ibunya maupun Kim tidak menyukai kekerasan. (ah.. sebenarnya Kim bukannya tidak menyukai kekerasan hanya saja terlalu malas untuk mengeluarkan tenaga ekstra untuk itu)

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang