Bab5. Hubungan(2)

1.1K 190 7
                                    

si kembar telah lengkap. ibu mereka dan Ron memastikan mereka hangat. dan membiarkan mereka pergi setelah berjanji akan kembali sebelum makan siang.

si kembar mengenakan pakaian musim dingin dan mantel yang serasi. juga syal kembar biru muda hasil rajutan tangan ibu mereka. itu hadiah ulang tahun dari ibu mereka beberapa minggu lalu. dan tentu saja mereka senang.

Cale menarik tangan saudaranya untuk bergegas. mereka berlari sepanjang lorong untuk mencapai pintu. atau lebih tepatnya Cale yang berlari dengan semangat. yang kemudian memaksa Kim untuk berlari juga.

saat mereka tiba diluar. Cale mengedarkan pandangannya ke sekeliling. semua putih sejauh mata memandang. ada orang yang bekerja untuk menyingkirkan salju dari jalanan. tapi semuanya tetap putih. bahkan pohon-pohon pun ikut putih.

Cale senang. dia juga bisa melihat anak-anak lain yang bermain salju. mereka saling lempar bola salju atau membangun sesuatu.

"Kim ayo kita juga bergabung dengan mereka!"

Cale menunjuk kearah anak-anak yang sedang bermain di kejauhan. dia masih menggandeng tangan saudaranya.

"haa.. kenapa aku juga?"

Kim benar-benar malas. dan itu dingin. dia ingin kembali ke kamarnya dan meringkuk dibalik selimut atau di depan perapian.

kenapa pula dia harus ikut bermain salju dengan anak-anak?

Cale memandang kakaknya itu dengan tatapan aneh. dia tanya kenapa? tentu saja mereka harus bermain bersama atau dia hanya akan kembali ke sarangnya.

"tentu saja. kau tidak bisa terus-terusan berada di kamar, bahkan jika ini adalah musim dingin."

Cale menegaskan. dan tanpa basa-basi menarik saudaranya untuk pergi bersamanya.

Kim hanya menghela nafas. entah mengapa dia merasa seperti baru saja mendapat nasehat dari seorang bocah. tapi kemudian dia mengabaikannya dan mengikuti kemana pun Cale membawanya.

tidak jauh dari mereka ada sekelompok anak yang sedang bermain salju. keduanya berjalan kearah anak-anak itu. sepanjang jalan mereka membalas sapaan orang-orang yang tentu saja mengenali mereka. kedua putra count.

salah satu anak yang menyadari kedua kepala merah itu berjalan kearah mereka segera menyenggol salah satu teman di dekatnya.

"hei, bukankah itu kedua tuan muda Henituse?"

"eh.. kau benar."

yang lain menimpali setelah memastikan bahwa itu benar-benar mereka. karena jelas di wilayah itu tidak akan ada anak-anak lain yang memiliki rambut merah mencolok seperti keduanya.

"kenapa mereka datang ke sini?"

"mungkin mereka ingin ikut bermain dengan kita."

anak lainnya ikut menimpali setelah menyadari siapa yang mereka bicarakan. membuat yang lain juga memperhatikan mereka.

"tapi bukankah mereka anak Bangsawan? ku kira mereka tak akan bermain dengan orang biasa."

bocah dengan badan gempal yang kira-kira usianya adalah antara sembilan atau sepuluh tahun. dengan wajah jijik mencibir.

"ibuku juga berkata begitu. para bangsawan itu sombong. tapi dia juga berkata kalau keluarga count itu adalah orang-orang baik."

seorang bocah kurus dengan kulit kecoklatan menimpali temannya yang berkata buruk tentang anak-anak count itu.

"dia benar ayahku juga berkata begitu."

yang lain setuju dengan perkatan bocah sebelumnya.

"kurasa tak masalah bukan mereka bergabung dengan kita?"

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang