Bab3. penerimaan(3)

1.3K 214 4
                                    

musim berganti. daun-daun mulai berjatuhan melepaskan diri dari tangkainya. pertanda musim gugur yang terlambat datang. si kembar henituse kini sudah berusia tujuh tahun. beberapa minggu lalu mereka baru saja melewatkan pesta ulang tahun kecil dengan keluarga kecil mereka dan para pelayan.

pelajaran membaca dan menulis si kembar telah berkembang. tidak butuh waktu lama bagi keduanya untuk menguasai itu. tidak lama setelah itu mereka memulai kelas formal mereka seperti halnya anak-anak bangsawan lainnya. tidak semua. karena mereka masih terlalu muda untuk politik, filsafat dan pelajaran-pelajaran berat yang lain.

walaupun sibuk dengan tugasnya sebagai countess, Jour ingin meluangkan waktunya untuk secara pribadi bertanggungjawab atas pendidikan kedua putranya tanpa perlu mengangkat seorang tutor. namun karena dia tidak bisa mengabaikan tugasnya begitu saja. maka hanya saat pekerjaan tidak terlalu menumpuk dia akan secara pribadi menjadi guru bagi mereka sementara dilain waktu dia dengan berat hati mengangkat seorang tutor untuk kedua putranya.

tentu saja kedua kembar henituse itu adalah anak yang brilian. mereka cepat belajar dan selalu memiliki pemahaman yang baik dengan setiap hal baru yang mereka pelajari. bahkan mereka juga sangat berbakat dalam bidang musik.

Saat Kim bermain alat musik maka Cale akan dengan percaya diri memamerkan suara merdunya yang khas kanak-kanak. Cale lebih suka bernyanyi dari pada memainkan alat musik, itu karena dia terlalu malas untuk mempelajarinya. dan itu merepotkan menurutnya. lebih mudah menyanyi karena hanya perlu membuka mulutnya.

Mereka saudara kembar bukan tanpa alasan. ~(^-^)~

Karena itulah saat Kim dengan hobi barunya dalam musik, Cale lebih tertarik pada pelatihan seni beladiri dan seni pedang. dia sangat terpesona dengan penampilan para kesatria yang saling beradu pedang di festival wilayah henituse beberapa waktu lalu. sejak saat itu Cale selalu berkoar akan memjadi seorang master pedang.

menakjubkannya Cale memiliki bakat untuk itu. Count Deruth memutuskan untuk memberikan pelatihan seni beladiri dan seni pedang kepada Cale sesuai keinginannya. Count sangat mendukung itu. dan tentu saja dia bangga. karena dia tahu kedua putranya sangat menakjubkan. sayangnya Kim tidak tertarik dengan pelatihan itu, jadi Deruth tidak bisa memaksanya.

.

.

.

hari itu seperti biasa, Cale berhasil menjauhkan saudaranya dari sarang tercintanya. dan kali ini bukan hanya di dalam mansion. tapi di luar. Cale mengajak - memaksa - Kim untuk peregangan dan sedikit lari mengelilingi air mancur. walaupun sudah memasuki musim gugur namun udara masih belum terlalu dingin.

Kim yang kelelahan setelah olahraga yang menurutnya berlebihan, duduk di bangku taman dengan ditemani oleh wanita yang adalah ibunya. sedangkan Cale sendiri sudah pergi dengan bersemangat untuk pelatihannya. Ron juga pergi ke dapur untuk membawakan teh dan cemilan yang lain untuk pasangan ibu dan anak yang sedang bersantai menikmati waktunya.

Kim duduk bersandar pada ibunya dengan sepiring buah yang sudah dipotong kecil-kecil di pangkuannya. mulutnya tidak bisa berhenti mengunyah, membuatnya tampak seperti kelinci kecil atau mungkin bahkan tikus. Jour tersenyum kecil melihatnya.

"Kim sekarang hanya tinggal kita berdua di sini. ada beberapa hal yang ingin ibu bicarakan denganmu. maukah kamu mendengarnya?"

Jour bertanya sembari mengusap puncak kepala Kim untuk menarik perhatiannya. dia tersenyum geli melihat respon yang diberikan putranya. Kim seperti biasa acuh tak acuh menjawab dengan ekspresinya yang biasa dia berikan pada rekan-rekannya saat dia merasa sebal atau terganggu. tapi karena tubuh dewasa itu sudah tidak ada dan sekarang dia hanya anak tujuh tahun dengan sisa-sisa lemak bayinya, membuatnya terlihat menggemaskan meski dengan ekspresi itu.

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang