Bab12. Permulaan (4)

719 107 15
                                    

Cale Henituse. Sejak awal tidak pernah sesederhana penjahat kecil dalam novel. Tidak, dia lebih dari itu. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam novel itu bukan tanpa penjelasan, namun belum.

Cale pada usia lima tahun mulai memiliki beberapa mimpi aneh. Terkadang cukup jelas, terkadang samar. Itu sangat acak, dia melihat beberapa orang tak dikenal. Remaja berambut hitam, seorang wanita berambut coklat ada anak-anak juga di sana dan entah mengapa ia merasa mereka lebih muda darinya, beberapa orang lain yang tampak seperti prajurit, dan pangeran?

Entahlah.

Awalnya Cale tidak terlalu memperhatikan. Dia cukup sering bermimpi aneh jadi itu mungkin hanya bagian dari imajinasinya, karena cerita-cerita fantasi milik Kim atau beberapa dongeng sebelum tidur ibunya. Jadi Cale tidak pernah ambil pusing tentang hal itu. Dia juga tidak pernah membicarakan hal itu dengan siapapun bahkan dengan saudara kembarnya.

Namun seiring berjalannya waktu, mimpi itu menjadi lebih sering dan lebih jelas. Itu bahkan membawa beberapa emosi baginya. Hingga setahun yang lalu setelah ulang tahunnya yang kedelapan, kesadaran itu datang.

Keesokan harinya setelah perayaan ulang tahun mereka yang kedelapan, Cale terbangun lebih awal. Itu masih gelap. Dia terbangun dengan terengah-engah, napasnya memburu. Dia melihat ke sekeliling dan menyadari bahwa itu adalah kamarnya, kamar mereka. Kim masih terlelap tidak terganggu dengan sekitarnya. Dia meringkuk seperti biasa di sisinya.

Ingatan tentang mimpi yang baru saja dia alami sedikit kabur serta kesadaran yang kemudian menghantamnya.

"Sebuah kesempatan.." Cale mengusap wajahnya, dia merasa itu basah entah kerena keringat atau air mata. Dia melirik sosok meringkuk di sampingnya. Hyung nya, saudara kembarnya, salah satu yang membawa pergi kebahagiaan dari hidupnya.

"H- hyung.. hyung.. " bisiknya menahan isak tangisnya.

"Mmmh.. ini masih gelap Cale.. " balas gundukan selimut di sisinya setengah sadar lalu secepat responnya secepat itu juga perginya, dengkuran lembut kembali terdengar dari gundukan selimut itu.

"Ya.. hyung." Lirih Cale yang hampir tidak terdengar. Ahh.. haruskah dia bersyukur. Hyung nya baik-baik saja. Ingin rasanya menangis keras sambil memeluknya dengan erat, tapi dia tak ingin beresiko membangunkan hyung nya sekali lagi.

Mimpi. Cale tidak benar-benar tahu apa yang terjadi, hanya saja kesadaran itu seperti memberi tahunya tentang mimpi-mimpi itu. Sebuah ingatan. Apakah itu miliknya atau orang lain, dia tidak tahu. Yang dia tahu adalah mimpi itu tentang beberapa ingatan di atau dari masa depan. Beberapa peristiwa yang akan datang. Karena itu muncul secara acak dia tidak tahu pasti. Namun ada sebuah peristiwa yang kemungkinan akan atau (harusnya) terjadi dalam waktu dekat.

Kematian ibunya dan Kim?

Cale tidak tahu bagaimana harus memproses itu, tapi dalam mimpinya, Kim seharusnya telah meninggal. Itu seharusnya adalah peristiwa tahun lalu?

Cale tidak mengerti. Kim di sini baik-baik saja. Jadi itu baik-baik saja.

Tapi ibunya..

Jika mimpi itu adalah ingatan, apakah sesuatu telah berubah?

Dalam mimpinya Kim telah meninggal. Tapi dia di sini baik-baik saja. Jika itu berubah, apakah mimpi tentang kematian ibunya juga dapat berubah?

Dia harap demikian.

Cale kembali berbaring di samping Kim. Namun pikirannya masih melayang kemana-mana. Walaupun dia baru berusia delapan tahun dia tetaplah anak yang cerdas. Ditambah dengan kesadaran akan mimpi itu yang tiba-tiba muncul. Ya.. dia memikirkannya dengan cukup keras hingga kembali tertidur. Dan bangun kembali saat Ron membangunnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang