Bab10. Permulaan(2)

1.2K 194 17
                                    


Halooo..
Kali ini bkn php(≧▽≦)

Ohohoho i'm back \\(≧▽≦)//

Oke back to story
Happy reading ( ꈍᴗꈍ)

.
.
.
.


Waktu terus bergerak. Meninggalkan mereka yang tidak bisa mengejar waktu. Terus bergerak maju tidak pernah menoleh ke belakang. Musim juga terus berganti. Salju yang mencair dan udara menghangat. Tumbuhan-tumbuhan mulai bersemi, para bintang juga mulai terbangun dari hibernasinya sepanjang musim dingin. Kemudian matahari bersinar semakin terik, menandakan musim panas, dan kekeringan mungkin akan melanda. Lalu daun-daun mulai perlahan berjatuhan bersamaan dengan suhu udara yang perlahan menurun. Siklus itu terus berulang seakan tidak pernah bosan.

Dan bersamanya, dua tahun berlalu begitu saja bersama peristiwa yang terjadi. Itu adalah hari yang biasa di pertengahan musim semi. Kota hujan masih sama seperti sebelumnya, cukup sibuk terlebih itu adalah musim semi di mana banyak orang akan mulai menanami ladang mereka kembali, setelah musim dingin berlalu.

Satu hal yang berbeda adalah keberadaan dua bocah berkepala merah yang merupakan putra kembar tuan tanah, sering berkeliaran di sekitar kota. Yah, sejak insiden dua tahun lalu, anak-anak lain takut untuk bermain bersama mereka.

Dan tentu, kabar tentang 'salah satu putra count jatuh ke sungai beku karena kecerobohan anak-anak orang biasa' tersebar sangat cepat dari mulut ke mulut. Yang membuat mereka takut untuk mendekati keduanya. Lebih tepatnya mereka takut kejadian seperti itu terulang dan harus bertanggung jawab untuk itu.

Pada dasarnya, entah itu Kim maupun Cale tidak perduli tentang hal itu. Satu yang dipedulikan Cale adalah menemukan atau melihat hal-hal baru yang tidak pernah dia lihat atau ketahui di mansion. Sedangkan Kim, membiarkan saudaranya membawanya kemanapun dia ingin. Itu karena saat Kim menolak dengan alasan apapun, Cale akan merengek, menarik atau melakukan apapun untuk mengganggunya. Hingga akhirnya Kim menurutinya. Dengan syarat, Cale harus menuruti apapun yang dikatakan Kim.

Dan seperti itulah rutinitas keduanya sejak Kim pulih dari cideranya dua tahun lalu.

______________

Banyak hal yang terjadi selama dua tahun terakhir ini. Seperti, Kim yang mendalami musik di bawah arahan ibunya. Atau pesta kecil sebagai perayaan atas kesembuhan Kim. Atau, Cale yang telah dengan sukses mencapai awal tahap menengah dalam seni berpedangnya di usia yang masih sangat muda. Atau, sebuah peristiwa yang baru-baru ini menggemparkan seluruh manor, tidak- itu bahkan seluruh kota hujan.

Itu adalah saat menghilangnya si kembar, ketika seharusnya keduanya menghadiri sebuah kelas pada hari itu. Tentu saja peristiwa itu menggemparkan seluruh manor. Para pelayan dan pekerja lain, bahkan tutor yang seharusnya mengajar mereka pada hari itu, ikut mencari mereka selama berjam-jam. Kecuali satu orang yang mengetahui keberadaan mereka tapi tetap diam, lebih tepatnya berpura-pura ikut dalam pencarian itu. Siapa lagi jika bukan si kepala pelayan tua, Ron.

Kedua bocah kepala merah itu bersembunyi di loteng setelah mencuri stoples kue kering di dapur, dengan atau tanpa di ketahui putra tunggal Ron, Baecrox. Yang pada dasarnya membiarkan kedua bocah itu lepas begitu saja.

Beruntungnya di loteng tidak ada keberadaan makhluk hidup kecil apapun selain keduanya. Dan loteng itu juga cukup tertata rapi dengan beberapa selimut, gulungan kain atau bantal yang di tumpuk di sana. Keduanya menghabiskan stoples kue kering itu dan setelahnya tertidur di sana karena bosan.

Kemudian saat keduanya bangun dan memutuskan untuk kembali, adalah saat matahari hampir tenggelam. Kim yang masih memiliki kantuknya, berjalan dengan acuh tak acuh. Tanpa mempedulikan sekitar berjalan menuju kamarnya untuk melanjutkan tidur sebentar lagi sebelum membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam. Sedangkan Cale dengan ceria mencari ibunya untuk menceritakan apa yang dia lakukan hari ini. Dia membiarkan Kim kembali ke kamarnya untuk tidur lagi. Untuk kali ini.

Dan ketika makan malam, itu menjadi waktu interogasi dari ibu mereka dan mereka menjawabnya dengan baik. Pemilik ide dari kekacauan hari itu adalah Cale dengan Kim sebagai otak untuk tempat persembunyian dan pencurian stoples kue kering di dapur.

Yah, Jour tidak marah pada mereka. Hanya saja sedikit gemas dengan kekompakan dan persekongkolan kedua putranya itu. Akhirnya Jour memutuskan untuk menyelesaikan kelas dasar mereka dan membiarkan keduanya melakukan apapun yang mereka suka. Terlebih, tutor yang bertanggung jawab atas pelajaran mereka mengatakan bahwa tidak ada yang benar-benar perlu dia ajarkan pada keduanya. Karena si kembar telah mempelajari semua yang dia berikan dengan sangat baik. Bahkan keduanya tidak benar-benar memerlukan tutor untuk pelajaran mereka kedepannya.

Tentu saja Jour dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan kedua putranya yang menggemaskan itu. Jadi dia meluangkan lebih banyak waktunya untuk bersama mereka seperti sebelum keduanya memiliki kelas mereka.

Cale tetap memiliki pelatihan seni pedang dan beladiri nya. Membuatnya memiliki kulit yang lebih gelap dari saudaranya. Kim sesekali akan di tarik oleh Cale untuk peregangan dan sedikit melatih fisiknya. Meski demikian Kim masih memiliki lebih banyak waktu malasnya dari pada pelatihan fisik menyebalkan itu.

Kim menghabiskan sebagian besar waktu malasnya untuk membaca buku apapun yang menurutnya menarik atau pergi ke ruang musik, sesekali bermain, namun sebenarnya hanya untuk kemudian tertidur di sana. Sisanya dia akan sekali-kali menyaksikan Cale berlatih atau minum teh bersama ibunya.

Seperti saat ini,

Kim menemani ibunya minum teh di taman. Cale juga ada di sana, dia baru saja menyelesaikan pelatihan paginya dan berkeringat. Tidak peduli pada tatapan saudaranya yang seakan mengatakan 'apa yang kau lakukan di sini?'. Dia sudah sibuk dengan kue di hadapannya.

"Kudengar ibu akan melakukan perjalanan lusa, ke mana? Apa kami bisa ikut bu? Kami bosan di rumah bu~"

Cale dengan mulut penuh kue, melemparkan pertanyaan beruntun pada ibunya. Jour tertawa kecil sebagai respon.

"Satu-satu sayang, dan ya, tentu kalian bisa ikut jika kalian mau. Tapi ibu tidak akan bisa menemani kalian bermain di sana mengerti?"

"Ya! Jangan khawatir tentang itu ibu. Kami berdua sudah cukup."

Cale terkekeh. Dia senang dengan idenya. Dalam kepala kecilnya Cale telah memiliki berbagai rencana untuk bermain bersama saudara kembarnya juga mungkin anak-anak lain di sana.

Kim seperti biasa, tidak peduli. Karena tidak gunanya menolak, pada akhirnya dia tetap akan mengikuti ke mana pun saudara kembarnya membawanya. Namun, satu hal yang terus berputar di kepalanya. Sebuah ingatan tentang 'Kelahiran Pahlawan'. Suatu peristiwa yang tidak dijelaskan. Kematian Jour. Ibunya.

Sial.

Kim mengalihkan pandangannya ke arah ibunya. Tatapan mereka bertemu. Jour hanya tersenyum ringan. Seakan tanpa beban sedikit pun, lalu meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. Tanda untuk diam.

Tbc.

Halooo..
Apa kabar semuanya 😊
Semoga kalian sehat selalu yaa

Maaf baru bisa update sekarang
Seiring berjalannya waktu saya jadi makin sibuk
😅😅😅

Dan maaf up nya cuman dikit itu ga nyampe 1000 kata

Untuk up selanjutnya mungkin bakal ga nentu, tapi setidaknya ini bakal tetep lanjut kok.

Dan makasih buat yg masih nungguin ff ini (pede)
🥰🙇🏻‍♀️

Oke itu aja.

HOPE U ENJOY ❤️💜
HAPPY READING

The Sun and Moon of The Henituse HouseholdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang