Sakura mengira pertemuan mereka di belakang gedung menjadi pertemuan yang terakhir. Karena semenjak saat itu, Sasuke jadi jarang terlihat. Ia tidak mengobrol lagi dengan pemuda itu sudah seminggu ini.Sakura hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Dan di matanya, Sasuke masih tidak berubah. Masih cuek dan terkesan menjauhi orang-orang. Pemuda itu bahkan tak segan memberikan deathglare andalannya ketika ada orang yang tidak sengaja menyenggol, sehingga membuat orang tersebut sampai gemetar ketakutan dan mengalami kesialan.
Mendapatkan tatapan tajamnya saja sudah membuat orang kena mental meskipun tidak sengaja bersentuhan, seperti contohnya yang terjadi pada salah satu siswi. Sebut saja dia Siti.
Jadi saat itu si Siti bersama temen perempuannya tengah asik menggosip di jam olahraga berlangsung.
"Aku tidak menyangka dia ternyata ganteng kalo dilihat dari dekat," kata Siti berbisik sambil mengagumi pahatan tuhan yang paling indah.
Saat itu Sasuke kebetulan sedang duduk-duduk tak jauh dari tempat mereka berada dan sedang memutar-mutar bola basket dengan malas. Sepertinya Sasuke sedang gabut. :v
"Yang kau maksud itu siapa, anjir." Temen Siti pun membalas begitu.
"Itu si dia yang sedang memainkan bola basket."
Dan ketika mendengar dirinya sedang dibicarakan, Sasuke berhenti memutari bolanya. Melirik kesal pada dua gadis kelasnya yang sedang melirik-lirik gaje.
"Ah, dia memelototiku. Apa dia akan memukulku dengan bola basket itu?! -Hiks- aku takuut," kata Siti langsung kabur.
Sedangkan temannya hanya membatin, 'Dih, dasar lebay'.
Namun ketika dia melirik Sasuke kembali dan mendapati tatapan serupa, gadis itu langsung berjengit dan ikutan kabur.
Sakura rolling eyes mengingat cerita konyol itu dari Ino.
"Jadi, apa yang ingin kauceritakan?" tanya Ino membuyarkan lamunannya.
Sakura baru sadar kalau sekarang ia sedang bersama Ino di kafe Air yang terletak di tengah kota. Sakura sendiri yang mengajak Ino. Ia berencana untuk curhat.
Sabenarnya Sakura selalu kepikiran masalah asap hitam Sasuke. Setiap hari ia merasa sangat penasaran sekaligus khawatir. Bisa saja asap hitam Sasuke menyebabkan hal yang buruk.
Sakura menghela napas, membuat Ino menatapnya bete.
"Kau menghubungiku ke sini tapi dari tadi cuma menghela napas, kalo gada yang ingin diceritain mending aku pulang saja." Ino bersidekap. Setelah itu matanya memicing, menatapnya curiga. Namun, kemudian menaik-turunkan alisnya, berniat menggoda. "Jangan-jangan kamu sedang suka sama cowok ya? Akhirnya sahabat jidat lebarku mengalami jatuh cinta, wkwk."
Sakura cemberut. "Bukan, ihh!"
Dan Ino langsung kembali menatap bete. Ia langsung membereskan tas selempangnya, bersiap untuk pergi. "Oh, kalo begitu aku pulang saja, deh."
"Eh, jangan pergi dulu!"
"Yaudah buruan cerita!"
Sakura membuang napas lagi dan mendapati dengusan kesal dari Ino. Tapi kemudian Sakura bercerita.
"Gini, aku ingin menceritakan seseorang. Dia cowok tapi kami tidak pacaran. Aku mengenalnya setelah melihat sesuatu yang ada di dalam dirinya dan sepertinya dia pun mengetahuinya. Lalu setelah pertemuan itu kita sudah tidak bicara lagi. Uh, sulit untuk mengatakannya, duh gimana ya jelasinnya? Pokonya aku sudah mencoba mengabaikan, karena kalau kupikir-pikir dia bukan siapa-siapaku, tapi ternyata tetap saja aku kepikiran. Kadang suka timbul rasa khawatir dan ingin membantu, gitu," cerita Sakura panjang lebar dan tidak jelas, membuat Ino menganga kebingungan.
Ino pun berdehem. "Oh, mamangnya, terakhir bicara dengannya kapan?"
"Sudah seminggu yang lalu."
"Apa sebelumnya kalian sangat akrab? Kau itu sejak kapan punya teman selain aku? Kenapa tidak memberitahuku, huh?"
Sakura cuma cengengesan, lalu menggeleng. "Bukan teman. Sebelumnya kami tidak saling kenal. Lalu karena suatu hal aku jadi semacam ingin mengenalnya. Dan penasaran. Aku mencari tau tentangnya. Dan mencoba bicara dengannya untuk membantu dalam masalah. Kemarin memang sempat bilang padanya, tapi semenjak itu kami malah seperti tidak saling kenal lagi."
Mendengar cerita itu, Ino memicingkan mata, "Kau seperti penguntit."
Sakura membeku, lalu salting. Sakura memang sempat jadi stalker.
"Ti-tidak kok. Uh, mungkin dia menganggapku aneh karena aku mungkin terlalu SKSD."
"Ya menurutku itu wajar, sih. Penguntit memang harus dihindari. Kalo aku ada diposisinya, kurasa lebih baik menjauh. Bila perlu lapor polisi," kata Ino dengan santai sambil menyeruput jus strowberry milik Sakura.
Tidak memerdulikan Sakura yang langsung muram. "Ish, aku ingin meminta pendapatmu, Pig. Jangan bercanda."
"Hah, sudahlah, kita bicarakan ini nanti. Daritadi kau bicara tidak jelas. yang terpenting jangan lupa nanti malam kita ke pesta BBQ di rumah Shika, yah!"
..
Di pesta rumah Shikamaru
Sakura menghela napas. Melihat Ino dari kejauahan. Gadis pirang sahabatnya itu tengah sibuk mengobrol dengan teman-teman Shikamaru yang baru datang. Padahal katanya mau mendengarkan ia bercerita lagi. Hah, dasar!
Sakura ingat, Ino sempat bilang gini, "Jidat, nanti kita bicarakan tentang yang kauceritakan kemarin ya. Tapi tunggu bentar aku ingin membantu Shikamaru menyambut yang lainnya dulu. Bye!"
Karena itulah Sakura terpaksa mengangguk mengiyakan dan berakhir duduk sendirian. Menjaga jarak dengan teman-teman lainnya yang berisik.
Di saat seperti ini, ia mendengar beberapa orang bengobrol tentang Sasuke. Kebanyakan adalah perempuan. Menyangkut pemuda itu entah kenapa selalu membuat Sakura jadi penasaran. Makanya diam-diam Sakura menguping mereka yang sedang ngegosipin Sasuke.
"Eh, yang benar saja si Shikamaru malah mengundang Sasuke si ice prince itu?"
"Mau gimana lagi. Shika terpaksa karena dia temen kelasnya. Ketika yang lain diundang masa cuman dia doang yang tidak diundang?"
"Tapi dia kan agak.. ya gitu kau tau kan?"
"Meski begitu kita tidak boleh saling mendiskriminasikan tamen."
"Ish, memangnya dia mau datang? Kukira dia ansos? Dia kan selalu sendiri."
"Iya. Aku pernah mencoba bicara dengannya, tapi kepribadiannya buruk. Masa aku langsung dipelototin dan dicuekin."
"Padahal kak Itachi tidak secuek dan seansos itu ya. Mengapa adeknya bisa songong?"
"Eh, woi dia datang tuh!"
Sakura langsung menoleh kearah pintu masuk begitu mendengar salah satu temannya berkata kalau Sasuke datang.
Dan benar saja. Sasuke datang sendirian. Berjalan menghampirinya. Dengan santai langsung mendaratkan pantatnya tepat di samping Sakura yang agak kaget.
Sakura hanya diam. Mereka jadi canggung.
'Uh, kenapa dia duduk di sebelahku?' batin Sakura sambil melirik-lirik Sasuke dengan gugup. Melihat orang yang diselimuti asap hitam terlalu dekat membuat Sakura merasa tidak nyaman.
Haruskah ia pergi saja? Tapi Sakura merasa tidak enak pada Sasuke. Apa yang harus ia lakukan?
...
..
...Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Asap Hitam
FanfictionSakura memiliki sebuah keistimewaan. Matanya dapat melihat sesuatu yang tidak dapat orang lihat. Dan Seorang pemuda misterius membuat hidupnya berubah ... .. SasuSaku Fantasy, romance 🔞 Untuk kata² kasar, adegan berdarah, alkohol, bar & maybe sex...