Teman kecil

374 67 4
                                    

Pria pemabuk itu tidak terlihat lagi keesokan harinya. Sasuke jadi tidak tau mengenai efek bersentuhan dengan tubuhnya masih ada atau sudah hilang. Ini membuatnya tidak bersemangat hidup.

Sakura baru saja keluar dari kamar. Saat hendak sarapan, ia menemukan Sasuke sudah duduk di kursi depan meja makan dengan menunduk. Ekspresi nya terlihat begitu lesu. 

'Apa yang bisa kulakukan untuk menghiburnya ya? Sasuke sepertinya masih kepikiran dengan kejadian semalam.' Batin Sakura pengen menghibur Sasuke.

...

..

"Saku-jidaaat! Apa kau sedang kehabisan paket data internet, eh? Kok semua chat dan panggilan WA aku gak kamu balas?" Ino bersidekap jengkel. Sahabat pingnya menjadi sulit untuk dihubungi akhir-akhir ini.

"Owh.. bentar .. " Sakura segera mengecek hapenya dan mengaktifkan paket data. Benar saja puluhan chatt dari Ino langsung terpampang.

"Wah iya. Sorry, pig."
Semenjak tinggal bersama Sasuke, Sakura jarang memegang handphone. Ia merasa tidak enak jika sedang bersama Sasuke malah sibuk memainkan hape, karena Sasuke sendiri mengabaikan ponselnya. Sasuke lebih memilih menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Sakura.

"Ish, kau ini." Ino kesal. Tapi ekspresinya kembali ceria. 

"Nah, jidat, aku ingin mengajakmu ikut pesta lagi malam ini. Kali ini di rumah Kiba and the genk. Ayo bersenang-senang!"

"Um, gimana ya. Aku sepertinya tidak bisa datang." Sakura merasa tidak bisa meninggalkan Sasuke untuk bersenang-senang bersama Ino. 

"Hah? Kenapa tidak bisa?" 

"Karena aku ... aku ada janji dengan Sasuke," kata Sakura menunjuk Sasuke yang kebetulan sedang berjalan menuju kearahnya. Ino menoleh, mengikuti telunjuk Sakura yang mengarah pada si pemuda apatis.

"Ish, baiklah. Mungkin kau bisa mengikuti pestanya lain kali saja." Ino membuang napas kecewa. Tapi dia tidak punya pilihan lain. Ino mana mungkin memaksa Sakura pergi ke pesta, karena sekarang Sakura mulai sibuk bersama calon pacar barunya.
Begitulah pikir Ino.

Sasuke mendudukkan diri di kursi depan Sakura. Pandangan matanya mengikuti langkah Ino yang barusan pergi. Sasuke sedikit mendengar pembicaraan mereka.

"Sakura."

"Iya?"

"Kurasa tidak ada salahnya kau pergi pesta bersama temanmu."

"Eh, itu, tapi kamu.. "

"Tidak apa. Jangan pedulikan aku. Sesekali bersenang-senanglah besama teman-temanmu." 

"Umh, iya juga sih."

...

..

Pulang sekolah, Sakura bersama Ino langsung mendatangi tempat Kiba juga teman-teman yang lainnya. Ino begitu senang ketika Sakura mengabarkan kalau dia bisa mengikuti pesta.

"Hoi, Saku. Kudengar dari Ino kalau kau mulai dekat sama Sasuke ya?" tanya Shion sambil mendudukkan diri di samping Sakura.

"Ha? Oh, iya gitu deh." Sabenarnya Sakura merasa risi dengan topik pembicaraan yang menyangkut Sasuke, karena biasanya teman-temannya selalu berpikiran buruk terhadap Sasuke. Di saat seperti ini, si Ino malah pergi entah kemana.

Teman Shion yang lain pun ikutan duduk berkerumun di meja Sakura. 

"Semenjak kau dekat dengan Sasuke, kami jadi merasa sulit untuk mengobrol denganmu, loh, Sakura," sahut Sara melipat kedua kakinya. 

Sakura tersenyum kaku. Tidak mengerti mengapa Sara bicara begitu. Seperti mereka sok akrab saja dengannya. Padahal sebelum mengenal Sasuke, satu-satunya teman dekat Sakura itu cuma Ino.

Asap HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang