Hampir berhasil

385 75 9
                                    

..

.

Awalnya, Sakura merasa khawatir lagi.. tentang apa mungkin mereka bisa akrab selama tinggal bersama, tapi rupanya Sasuke tak semembosankan yang Sakura kira. Meskipun Sasuke banyak diamnya.

Hanya saja...

Sasuke jadi berani untuk memegang tangan Sakura tanpa ijin seperti saat ini. Mereka sedang duduk di sofa depan televisi. Sebelumnya Sasuke mengajak Sakura nonton film horror. Sakura pikir Sasuke takut hantu karena memegang tanganya dengan tiba-tiba.. ternyata tidak.

Sakura sempat menoleh pada wajah Sasuke yang biasa-biasa saja. Pandangan cowok itu terlihat sangat datar menatapi hantu yang dengan horror-nya mendadak nongol di layar tivi. Ekspresi cowok itu tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan. Dari sentuhan tangannya saja, Sakura dapat merasakan kalau Sasuke sedang tidak ketakutan.

Sasuke yang merasa dipandangi Sakura pun menoleh. 

"Tidak apa kan kalau aku memegang tanganmu?" kata Sasuke akhirnya meminta ijin meskipun telat karena sudah memegang tangannya dulu.

"Hehe, gapapa, kok," jawab Sakura tersenyum kaku. Sakura menghela napas sambil menyenderkan tubuhnya pada punggung sofa dengan pasrah. Sasuke memang selalu bisa membuatnya luluh.

"Sakura," panggil Sasuke.

"Iya, Sas."

"Bagaimana kalau kita bergandengan tangan selama semalaman? Siapa tau besok asap hitamku bisa hilang."

"Ngh, baiklah." Sakura cuma bisa mengiyakan saja, meskipun rasanya tidak sanggup menggenggam tangan Sasuke begitu lama. Jantungnya selalu berdetak kencang seperti saat ini. Genggaman tangan Sasuke begitu hangat dan terasa lembut, rasanya Sakura jadi gelisah. Sakura tidak yakin malam ini ia akan bisa tidur.

'Kalau aku tidak sanggup, aku akan melepas tangannya secara diam-diam saat Sasuke sudah terlelap,' batin Sakura berencana melepaskan tangannya nanti.

Namun, ketika hal itu terjadi, Sakura malah berubah pikiran. Melihat wajah Sasuke yang tampan disampingnya, membuat mata Sakura tidak bisa berpaling. Hidung yang mancung itu, kulitnya yang putih mulus tanpa noda dan rahang kokohnya ... duh, Sakura meleleh.

Sebelumnya Sakura pernah mengatai Ino ketika sahabat pirangnya berkata dengan berlebihan mengenai kekagumannya terhadap boyband Korea yang kata Ino mampu membuat dia klepek-klepek. Ino bilang tidak kuat menghadapi seorang cowok tampan yang bekharisma. Dan sekarang Sakura malah merasakan apa yang pernah dirasakan Ino.

Mulai saat itu, Sakura jadi berdebar ketika berinteraksi dengan Sasuke. Perasaan yang tidak pernah Sakura rasakan pada orang lain. Terkadang Sakura khawatir jika ia benar-benar jatuh cinta pada Sasuke. Karena ini terlalu cepat menurutnya.

Yang Sakura tahu. Jatuh cinta itu membutuhkan waktu lama. Bukan seperti ini atau entahlah... Sakura tidak tahu masalah percintaan. Ia sudah terbiasa hidup sendiri. Tidak membayangkan akan memiliki seorang pacar.

Dan tanpa sadar, tiap malam Sakura memiliki kebiasaan untuk menonton wajah Sasuke yang sedang tertidur.

"Duh, aku jadi seperti orang mesum." Sakura saja merinding saat membayangkan dirinya ditatapi seseorang ketika sedang tidur. 

...
..

Hari ini adalah hari libur. Sakura ditinggal sendirian di apartemen Sasuke. Sedangkan yang punya apartemen sendiri telah pergi keluar rumah. Katanya mau mampir sebentar ke tempat ibunya berada.

Malam tiba dengan cepat. Bulan sabit menggantung di atas langit yang dihiasi oleh banyak bintang bersinar cerah. Malam ini langit begitu indah tuk dipandangi. Tapi Sasuke tidak peduli.

Ia sedang buru-buru. Sasuke duduk gelisah dalam mobil taxi yang ditumpanginya. Jam dipergelangan tangan telah menunjuk angka sebelas malam, telat dua jam dari yang ia janjikan pada Sakura untuk pulang.

'Ini sudah sangat larut malam. Apa Sakura masih menungguku?' batin Sasuke merasa tidak enak kalau ternyata Sakura sedang menunggunya pulang. Gadis itu mungkin saja kesal karena Sasuke telah berbohong.

Sasuke meremas-remas jemari tangannya. Ia tidak ingin terkesan buruk pada satu-satunya teman yang mau membantunya.

Ini tidak akan terjadi jika ibunya terus menahannya untuk tetap tinggal. 

"Tunggu pak. Berhenti di sini dulu," kata Sasuke ketika mobil taxi itu hampir melewati mini market.

Sasuke ingat sebelum ia pergi, Sasuke sempat menawarkan sesuatu pada Sakura.

"Sakura, nanti kau mau titip apa?" katanya saat itu.

Sambil berpikir, Sakura pun menjawab, "Oh, kalau bisa aku ingin dibelikan es krim. Pake uangmu dulu ya, Sas. Nanti aku ganti. Tapi kalau itu merepotkan, kurasa itu tidak perlu."

Tentu saja Sasuke akan membelikannya. Akan tetapi, Sasuke sempat lupa untuk bertanya es krim rasa apa yang Sakura pesan. Pada akhirnya Sasuke membeli semua es krim yang dilihatnya karena bingung.

Sasuke kembali ke taxi. Di tengah jalan seorang pria  pemabuk tiba-tiba menabrak punggungnya. Hampir saja Sasuke jatuh. Untung ia memiliki reflek yang bagus dalam menyeimbangkan tubuh. 

Sasuke mengutuk pria tersebut. Dilihatnya pria itu sedang menyabrang jalan raya. Sasuke yakin pria itu pasti akan terserempet kendaraan.

Mencoba untuk tidak peduli, Sasuke langsung memasuki taxi dan menyuruh sang supir untuk melanjutkan perjalanan.

Dan ketika sampai di apartemennya. Mata Sasuke terbelalak. Seorang pria pemabuk tadi ternyata tetangga apartemennya sendiri. Mereka bertemu lagi. 

Lalu yang membuat Sasuke terkejut adalah pria itu terlihat baik-baik saja. Tidak mengalami luka apapun di tubuh yang sempat bersentuhan tadi.

"Jangan-jangan tubuhku sudah-" Sasuke tersenyum tipis. Ia segera berjalan memasuki apartemennya.

...

..

Saat memasuki pintu apartemen, ternyata Sakura belum tidur. Gadis itu sedang asik menonton tv. Begitu mendengar langkah Sasuke, si gadis ping langsung berdiri untuk menyambutnya.

"Hai, Sas, pulang telat? ...Eh?!" Sakura agak kaget ketika tiba-tiba saja Sasuke memeluknya.

Sasuke terlihat bahagia. "Sakura, kita berhasil."

"Eh? Apanya yang berhasil?"

Dengan senyum tipis yang masih terukir, Sasuke berkata, "Efek sentuhan tubuhku dengan orang lain telah menghilang. Kurasa ini berkatmu!"

Sasuke pun menceritakan apa yang dialaminya di depan mini market tadi. 

Namun, Sakura cuma diam. Karena apa yang dilihat Sakura masih tetap ada. Di penglihatannya, asap hitam Sasuke masih ada. Memang saat mereka bergandengan tangan selama semalam, asap hitam Sasuke sempat menipis dan hampir hilang, tapi keesokan harinya ketika tangan mereka berpisah, asap hitamnya menyelimuti Sasuke lagi. Sakura sampai bingung untuk mengatasi ini.

"Um, Sas. Sabenarnya aku ikut senang kalau orang yang tidak sengaja bersentuhan denganmu tidak terjadi apa-apa, tapi.. "

"Tapi? Tapi kanapa?"

"Bukannya berpikiran buruk, hanya saja mungkin efeknya terjadi agak lambat dari biasanya. Mengingat aku masih bisa melihat asap hitammu itu."

Sasuke menyergit. Snyumannya hilang. Sakura menatapnya iba. Ia menepuk bahu Sasuke dengan lembut.

"Maaf, hingga saat ini aku belum bisa mencari cara menghilangkan asap hitammu ini."

"Iya, tidak apa. Mungkin aku harus berhati-hati lagi."

...
.
.




.







Tbc
Harusnya ini ada 18+ nya sih, tapi aku skip dulu aja.. ntar buat bonus chap aja deh ya.. yg full biar pada puas hehehe

Btw, votkom dong ❤️

Asap HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang