Mabuk

459 70 2
                                    

Sedari tadi, Sasuke mondar-mandir di depan sofa ruang tamu. Sesekali melirik hapenya, mengharapkan kabar dari Sakura. Gadis ping itu belum juga pulang. Padahal jam sudah hampir menyentuh angka sepuluh. Sasuke sudah mengirim pesan untuk menanyai kapan pulngnya, tapi tak kunjung dibalas.

Hingga setengah jam kemudian, hapenya berbunyi. Balasan dari Sakura.

'Sasuke, sepertinya aku akan pulang agak maleman. Jadi kau lebih baik tidur duluan saja. Tidak perlu menungguku ya!'

Sasuke terdiam. Lalu mulai mengetik. 'Jangan terlalu malam Sakura. Tidak baik perempuan pulang malam. Apa perlu aku jemput?'

'Uh.. Tidak perlu, Sas. Baiklah aku akan minta temanku mengantarkanku pulang sekarang.'

'Ya sudah. Aku akan menunggumu.'

Tak lama kemdian setelah mendengar suara ketukan pintu depan, Sasuke dengan segera langsung membukakan pintu. Namun yang didapatinya adalah Sakura dalam keadaan tidak baik. Pipinya memerah, raut wajah terlihat begitu sayu dan ... Sasuke menyergit. Sakura bau alkohol.

"Sakura, apa kau mabuk?"

"Hnggh?" Sakura berjalan dengan sempoyongan. Pandangannya terlihat tidak fokus. Bahkan gadis itu hampir jatuh ketika ingin melepas sepatunya. Untung ada Sasuke di sampingnya yang langsung menangkap pinggang Sakura.

"Hngh, aduh kapalaku pusing."

Sasuke menghela napas. Melihat Sakura begini membuatnya kesal juga dan menyesal membiarkan Sakura pergi bersama teman-temannya. Tidak seharusnya anak sekolah mabuk-mabukan. Sasuke pikir pergaulan Sakura tak sampai sejauh ini. Kalau begini, lain kali sasuke akan melarang Sakura pergi. 

"Apa kau sering mabuk-mabukan bersama teman-temanmu, Sakura?" Sasuke bertanya sambil membantu Sakura berjalan menuju kamar.

"Ngh.. Kau bilang apa tadi, Ino? Suka dengan Sai, si kutu buku berwajah datar itu? Ahahaha, seleramu memang aneh!" jawab Sakura linglung dan tidak nyambung, membuat Sasuke rolling eyes. 

Sasuke semakin kesulitan membawa Sakura ketika tangan gadis itu mulai bergelayutan di sekitar lehernya. Kaki Sakura tak mau bergerak untuk berjalan. "BakaNarto, aku gak mau jalan lagi. Cape. Kepalaku semakin pusing dan kakiku terasa sangat lemas."

Salah satu alis hitam Sasuke naik. Tingkah Sakura saat mabuk ternyata begitu semerepotkan ini. Sepertinya Sakura juga masih tidak sadar, mengira dirinya adalah teman Sakura. Entah siapa itu yang brnama 'Narto'. Rasanya nama itu terdengar tak asing.

Tapi ... Sasuke harap bukan seorang laki-laki. Ia khawatir Sakura diapa-apakan oleh cowok yang tidak bertanggung jawab.

Melihat Sakura tak mau berjalan, pada akhirnya mau tidak mau Sasuke pun membawa Sakura dengan bridal style. 

"Nar, kau seperti kocheng. Punya kumis di sini~" 

Tangan Sakura mulai nakal mencubiti pipi Sasuke dengan gemasnya.

"Aish, Sakura lepaskan tanganmu." Sasuke protes. Ia tidak bisa menghindar. Kedua tangannya sibuk menahan tubuh Sakura supaya tidak jatuh.

"Ngh, aku dulu juga pernah punya kucing. Tapi dia malah mati~ gara-gara gelud dengan kucing sebelah. Dia memang kucing preman sih, suka membuat masalah," cerocos Sakura sambil menyenderkan kepalanya di leher Sasuke.

Sasuke cuma mendengus. Menurunkan tubuh Sakura di atas ranjang dalam kamar. Namun, gadis itu tak mau merebahkan diri. Masih bergelayut dengan manja sambil mencritakan kucingnya yang sudah mati itu.

"Sakura. Ayo lepaskan." Sasuke bahkan sampai beberapa kali menyingkirkan tangan Sakura agar lepas darinya. Bukannya lepas gadis itu malah semakin bergelayut. Membuat Sasuke jadi deg-degan dengan sifat Sakura ini ketika sedang mabuk.

Asap HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang