...
..Mereka berjalan bersama. Berhenti sejenak di sekitar taman kota untuk duduk-duduk sebentar.
"Kau sudah tau tentang masalahku, apa tanganmu terluka setelah tidak sengaja bersentuhan dengan tanganku?" Sasuke melirik heran melihat tangan Sakura yang baik-baik saja.
"Tanganku tidak apa-apa. Asap hitam di tubuhmu tidak bisa menular padaku."
"Aa, Syukurlah."
Sasuke menunduk. Meski ekspresinya begitu datar, tapi ia terlihat lebih murung membuat perasaan kasihan dari Sakura mengganda.
"Tadi aku tidak sengaja bersenggolan dengan orang lain lagi. Setelah itu tentu saja dia pasti mengalami kecelakaan," kata Sasuke menghela napas lelah.
'Apa ini? Sasuke curhat padaku?' batin Sakura bertanya-tanya.
'Apa perlu aku menghiburnya? Tapi gimana?'Seperti mengerti dengan apa yang dipikirkan Sakura, Sasuke berkata lagi, "Maaf aku bercerita ini, karena tidak ada orang yang bisa kuceritakan lagi selain kamu."
Sakura terdiam. Ia merasa sangat iba sekaligus senang. Rasanya ia jadi seperti dibutuhkan dan berguna untuk Sasuke.
'Ya ampun, Sasuke. Kau membuatku ingin memelukmu dan memberi semangat.'Sakura membayangkan sedang memeluk Sasuke yang menatapnya bete sambil berkata, "Utututu, tenanglah. Itu semua bukan kesalahanmu kok."
Tapi pada kenyataannya, tanpa sadar Sakura bersiap memeluk Sasuke dengan merentangkan kedua tangannya.
Namun Sasuke menatapnya bingung. Sebelah alisnya naik.
"Apa yang sedang kau lakukan?"Sakura langsung salting. Menutupi kegugupan dengan pura-pura batuk sambil memalingkan wajahnya yang memerah. "Ah, enggak kok. Hehe."
Setelahnya mereka saling diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sakura memikirkan tentang ekspresi murung Sasuke sebelumnya.
'Sasuke terlihat lelah dengan apa yang dialaminya. Kukira ia sudah terbiasa mengalami hal ini, tapi …'
Sakura melirik Sasuke. 'Tidak mungkin juga Sasuke merasa terbiasa menghadapi hal ini. Melihat orang terluka yang disebabkan olehnya tanpa ia mau adalah hal sulit. Tentu ini menyakitkan untuknya.'
Sekarang Sakura semakin mengkhawatirkan Sasuke.
"Sasuke apa kau merasa baik-baik saja dengan semua ini?" Ucap Sakura pada akhirnya.
"Iya, aku hanya merasa lelah. Selama ini aku selalu menghindari orang lain agar mereka tidak terluka."
"Um, jika ini berat untukmu, apa tidak lebih baik untuk homskuling saja?" saran Sakura terdengar ragu.
"Aku pernah berpikiran begitu. Tapi nanti aku kesepian," kata Sasuke jujur.
Sakura terdiam. Diam-diam batinnya menangis ikutan sedih karena Sasuke jadi terlihat menyedihkan. Pasti berat mengalami hal itu sendirian. Dianggap berkepribadian buruk, sama halnya dengan Sakura kecil ketika dianggap aneh dan tak punya teman.
Sakura berpaling untuk menyembunyikan setetes air matanya.
'Alasan Sasuke begitu naif.'Sakura teringat akan dirinya yang dulu. Yang dianggap aneh, pembohong dan suka menyendiri. Dijauhi temen lalu merasakan apa yang namanya kesepian pernah Sakura alami. Sakura tentu mengerti perasaan Sasuke.
'Aku jadi ingin membantunya.'"Sakura, apa kau tidak apa? kenapa menangis?" tanya Sasuke sambil mengusap air mata Sakura.
Sakura langsung membeku merasakan sentuhan tangan Sasuke di bawah matanya. Sentuhan yang terasa begitu lembut, juga hangat. Mengakibatkan rona merah disekitar pipinya serta detakan jantung yang bertalu-talu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asap Hitam
FanfictionSakura memiliki sebuah keistimewaan. Matanya dapat melihat sesuatu yang tidak dapat orang lihat. Dan Seorang pemuda misterius membuat hidupnya berubah ... .. SasuSaku Fantasy, romance 🔞 Untuk kata² kasar, adegan berdarah, alkohol, bar & maybe sex...