Chapter 2

693 106 7
                                    

Jay kira selama ini jungwon adalah seorang yang tepat untuknya. Mereka sudah kenal dari kecil jadi mereka sudah terbiasa bersama. Namun semakin lama jay semakin ragu dengan hubunganya dengan jungwon. Ia mencintai jungwon, sungguh namun sikap jungwon yang sekarang membuat perasaannya semakin terkikis. Jungwon sudah banyak berubah, dia menjadi semakin egois dan seenaknya sendiri. jungwon yang dulu bukanlah orang yang seperti itu. Ia merindukan jungwon yang dulu. Yang tidak egois dan lebih memikirkan perasaan orang lain. Apa aku putus saja ya pikir jay.

Setelah mengantarkan jungwon, jay hanya menyetir tanpa tau arah. Hingga tiba-tiba dia ingat sunoo yang masih di rumah sakit dan dia memutuskan untuk menelfon dan menanyakan apakah ia ingin dijemput. Kebetulan sunoo mau dan ia menjemput sunoo.

"jadi bagaimana keadaan sunghoon ?" jay berusaha memecah kesunyian dalam perjalanan pulang mereka.

" sudah tidak apa-apa, ia hanya kecelakaan kecil " sunoo menyandarkan kepala nya pada laca jendela mobil.

"baguslah, aku kira kau akan menemaninya di rumah sakit sampai ia pulang"

"ya aku mau nya begitu, tapi di sana ada orang tua kak sunghoon juga. D-dan mereka tidak terlalu suka denganku" ucap sunoo yang berusaha menahan nada suaranya agar tidak bergetar.

Jay melirik ekspresi sunoo yang seperti berusaha menelan kesedihannya. Entah kenapa ia tidak suka melihat ekspresi itu di wajah sunoo yang biasanya ceria. "sunoo kamu belum makan malam kan ? bagaimana kalau malam ini kita makan di luar ?"

"benarkah ? ayo ! sudah lama aku tidak makan di luar"

.

.

.

"uwah kak jay pintar sekali memilih tempat makan, disini makanannya enak sekali. Apalagi karna aku di traktir jadi tambah enak hehe"

Jay mengajak sunoo makan pada salah satu restoran makanan jepang di sebuah pusat perbelanjaan. Sebenarnya jay ingin membawa sunoo pada restoran yang sudah ia pesan untuk makan malamnya dengan jungwon, namun ia merasa itu terlalu mewah dan romatis. Jay takut seandainya jungwon tau ia malah makin marah dan salah paham.

"ya jelas aku kan memang pintar" jay menjawab bercanda. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu dengan sunoo. Sunoo yang ekspresif serta banyak bicara membuat suasananya semakin hangat.

"umm kak jay setelah ini kita langsung pulang kah ?" sunoo bertanya ragu-ragu. Ia sebenarnya masih sangat sedih dengan perlakuan orang tua sunghoon terhadap dirinya. Sunoo takut kalau mereka segera pulang ia hanya akan semakin mengingat itu dan membuatnya semakin bersedih.

"kenapa ?"

"ada film yang mau ku tonton dan karna kita kebetulan di mall , bagaimana kita nonton dulu sebelum pulang ?"

"baiklah"

"yey makasih kak jay, teman-temanku yang lain tidak ada yang mau menonton ini karna ini film animasi. Mereka bilang kekanak-kanakan"
Jay hanya menatap sunoo yang terus bercerita. Untunglah malam ini ada sunoo jadi dia tidak terlalu kecewa karena kencannya yang gagal dengan jungwon. Dan melihat sunoo yang selalu memberikan reaksi positif pada setiap hal kecil yang dilakukannya membuatnya mau tak mau membandingkannya lagi dengan sang kekasih.

.

.

.

Kejadian malam ini menambah kedekatan hubungan jay dan sunoo. Mereka jadi lebih sering mengobrol dan semakin hari jay jadi semakin merasa ada yang salah pada hatinya. Cara sunoo tersenyum , bercerita, tertawa, ia menyukainya. Bahkan di pikirannya lebih sering muncul sunoo daripada jungwon. Jay tau ini salah. Tidak seharusnya ia lebih memikirkan sunoo daripada sang kekasih. Apalagi sunoo sudah memilki kekasih. Jay ingin menjauh dari sunoo untuk menghilangkan perasaannya tetapi ia tidak bisa. Kehadiran sunoo bagai matahari di tengah kesuraman hari-harinya. Ini membuatnya pusing, perasaannya yang semakin dalam terhadap sunoo ditambah rasa bersalahnya yang semakin besar pada jungwon. Walaupun jungwon yang lebih banyak menyakitinya di hubungan mereka dengan sikapnya, dia tetap tidak seharusnya berpindah hati seperti ini.

.

.

.

Sementara itu sunoo sama sekali tidak menyadari perasaan jay terhadapnya. Bagi dirinya, jay sudah seperti kakak seperti yeonjun. Malam ini sunoo sibuk dengan kegiatannya untuk menulis di depan laptopnya. Sunoo ingin menelfon sunghoon untuk sekedar bertukar kabar dan mengobrol. Tetapi sunghoon pasti sudah tidur. Tidak apa-apa sunoo, sebentar lagi anniversary kalian, kak sunghoon sudah janji untuk mengosongkan jadwal latihanya ucap sunoo pada dirinya sendiri. Tahun lalu anniversary pertama mereka terhalang oleh lomba yang diikuti sunghoon dan sunghoon berjanji untuk anniversary berikutnya mereka akan merayakannya bersama.

.

.

.

Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu oleh sunoo datang juga. Dari pagi sunoo sudah bersiap-siap. Kebetulan sekali hari anniversary mereka bertepatan dengan hari minggu jadi dia tidak perlu menunggu pulang sekolah untuk bertemu sunghoon. Dia sudah membayangkan akan kencan seharian dengan sunghoon. Miris memang kalau dipikirkan bahwa hubungan mereka sudah dua tahun namun mereka sangat jarang menghabiskan waktu bersama seharian.

Ketika sunoo sudah siap ia segera mengirimkan pesan singkat pada sunghoon untuk menanyakan kapan ia datang untuk menjemputnya. Namun belum sempat pesannya terkirim, pesan dari sunghoon sudah masuk lebih dulu.

kak sunghoon

Sayang, selamat anniversary yang kedua. Aku tau kita harusnya kencan seharian hari ini tetapi ternyata ada latihan penting hari ini. maaf ya tapi ini tidak lama kok, nanti siang aku jemput ya. Love u

Sejujurnya sunoo sangat kecewa. Namun menunggu sampai siang tidak terlalu lama. Selama ini dia sudah terlalu sering menunggu. Ya ia tidak apa-apa. Cuma beberapa jam. Cuma beberapa jam, namun air matanya jatuh membasahi permukaan layar handphone nya. Dia menunggu setahun untuk hari ini. bahkan semenit pun ia tidak mau menyia-nyiakannya. Tetapi sunghoon dengan mudahnya mengundur jadwal mereka seperti itu. sunoo segera menghapus air matanya. Tidak apa-apa sunoo, bersabarlah masih ada waktu siang sampai malam untuk bersama kak sunghoon.

Namun kekecewaan sunoo bertambah dalam ketika hingga matahari terbenam sunghoon masih belum menghubunginya. Berkali-berkali ia coba menghubungi sunghoon namun ponsel sunghoon tidak aktif. Kekecewaan, kemarahan, dan rasa khawatir bercampur aduk dihatinya. Ketika akhirnya ia memutuskan untuk mendatangi tempat latihan sunghoon, ia bertemu sunghoon di depan gedung apartemen.

"maaf sunoo, tadi setelah latihan senior mengadakan makan bersama dan aku tidak enak untuk pergi" sunghoon berbicara sambil menunduk memegang lututnya berusaha menenangkan nafasnya. Ia berlari dari halte bus sampai ke apartemen sunoo. Ketika akhirnya sunghoon mengangkat wajahnya, ia melihat ekspresi sunoo yang tidak pernah ingin ia lihat. Sunoo-nya menangis, dan memandangnya dengan mata yang penuh rasa sakit.

"maaf ? semudah itu kakak mengatakan maaf ?"

"a-apa ?"

"apa kakak tau aku sudah menunggu setahun hanya untuk menghabiskan waktu seharian dengan kakak ? SETAHUN kak ! dan apa yang kudapatkan hanyalah kekecewaan...hiks a-pa aku benar-benar kekasihmu ? apa kamu benar-benar mencintaiku ?" sunoo mengepalkan tangannya sampai kuku-kuku jarinya memutih menahan emosinya. Bahkan ketika dia sangat marah seperti ini dia masih menahan emosinya, ia takut akan menyakiti sunghoon dengan kata-katanya. Cinta memang bisa membuat seseorang sebodoh ini.

Sunghoon segera memeluk sunoo.
"tentu saja aku mencintaimu sunoo, aku sangat mencintaimu. Aku minta maaf, aku tau aku salah"

Namun sunoo mendorong sunghoon menjauh darinya."kalau kakak benar-benar mencintaiku kakak tidak akan memperlakukanku seperti ini. aku lelah, sekarang kakak pulang lah aku tidak ingin melihat kakak". Setelah mengatakan kalimat itu sunoo langsung masuk ke dalam apartemen tanpa mendengarkan panggilan dari sunghoon.

tbc

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang