Chapter 7

591 101 15
                                    

Sunghoon menghela nafas lelah ketika memasuki kamarnya. Lagi-lagi orang tuanya membahas tentang keinginan mereka untuk mengirimnya keluar negeri. Walaupun sunghoon sudah menolak berkali-kali tapi mereka trus memaksanya. Mereka beralasan dengan belajar di luar negeri sunghoon dapat meningkatkan karirnya dalam bidang ice skating. Padahal sunghoon tau alasan mereka sebenarnya adalah agar dia berpisah dari sunoo. Untunglah sunghoon berhasil mempertahankan prestasinya untuk tidak menurun. Kalau sampai prestasinya menurun, orang tuanya pasti memanfaatkan alasan itu dan akan mengirimnya secara paksa ke luar negeri. Sunghoon kembali menghela nafas dan memaksakan dirinya tidur, besok adalah hari anniversarynya dengan sunoo. Dia tidak ingin terlambat bangun dan mengecewakan sunoo.

.

.

.

“sunghoon kamu mau kemana ?”

Pertanyaan ibunya menghentikan langkah sunghoon. “mau pergi sama teman ma” sunghoon sengaja berbohong, dia tidak ingin orang tuanya mencari-cari alasan untuk mencegahnya pergi jika ia katakan akan pergi dengan sunoo.

“bisa di undur dulu tidak ? mama mau minta tolong buat menemani mama ke rumah teman mama.” Namun sial baginya, walau sudah berbohong tetap saja ibunya menahannya.

“tapi aku sudah ada janji ma”

“lebih penting teman atau orang tuamu park sunghoon ? lagian Cuma sampai siang ini kok”

Kalau sudah seperti sunghoon tidak bisa menolak permintaan mamanya. “ya sudah cuma sampai siang ya ma”. Semoga saja sunoo memaafkannya nanti.

.

.

.

Namun ternyata ibunya mengingkari janjinya. Ibunya mengajak teman beserta anak perempuan temannya untuk pergi ke perkebunan mereka yang berada di daerah pegunungan yang berjarak 2 jam dari kota. Sunghoon kira masih bisa selesai sampai siang, namun saat siang hari ternyata cuaca mulai tidak bersahabat dan terjadi longsor hingga jalan di tutup. Sunghoon ingin mengabari sunoo segera namun disana tidak ada sinyal. Belum cukup di sana, mamanya yang terus berusaha membuatnya berdua dengan anak temannya membuat sunghoon semakin frustasi.

Pada sore harinya jalan sudah bisa di lalui kembali, tapi mamanya mengatakan bahwa mereka akan menginap saja namun sunghoon bersikeras untuk kembali. Melihat sunghoon yang seperti itu, teman mamanya akhirnya menyarankan agar mereka kembali saja. Setelah mengantarkan teman mamanya, sunghoon segera pulang untuk mengantarkan mamanya.

“sikapmu tadi sangat tidak sopan sunghoon” ucap mamanya memecah kehiningan di dalam mobil. Sunghoon hanya diam saja menahan emosi. “lagian lebih baik kita menginap saja di sana, kau bisa jadi lebih dekat juga dengan lia.” Sambungnya.

Ekspresi sunghoon mengeras dan kuku-kukunya memutih karena terlalu kuat memegang setir mobil. “tolong ma, aku sudah punya kekasih”

“ya-ya, dia memang berasal dari keluarga yang baik tapi tetap saja dia seorang pria. mama tidak mengerti apa bagusnya dia sampai-sampai kamu lebih memilih dia-“

“ma, udah” sunghoon berusaha keras agar nadanya tidak naik, dia tidak ingin membentak wanita yang telah melahirkannya itu. Walaupun sang ibu sudah sangat keterlaluan, hanya akan berakhir buruk jika sunghoon tidak bisa mwngendalikan emosi sekarang.

“kamu berani memotong ucapan mama ? inilah akibatnya kalau kamu berhubungan dengan orang salah, kamu jadi pembangkang seperti ini”

Oke cukup, sunghoon tidak tahan lagi. Sunghoon segera menepikan kendaraannya, dan mengambil jaketnya lalu membuka pintu mobil. “aku akan memesankan sopir untuk mengantarkan mama pulang” dengan kata itu dia keluar dari mobil dan membanting pintunya.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang