Chapter 6

699 97 13
                                    

Sunoo berguling malas dikasurnya, menunggu jay selesai membuat sarapan. Tubuhnya masih terasa sakit karena aktivitasnya tadi malam dengan jay, apalagi mereka melakukannya lebih dari satu kali. Memikirkan kembali apa yang dia lakukan dengan jay semalam membuat perasaannya campur aduk. Rasa malu dan rasa bersalah bersatu membuat kepalanya makin pusing. Sunoo bukanlah orang yang akan melakukan hal itu dengan seseorang yang bukan kekasihnya. Namun kondisi semalam membuatnya terlena hingga mengizinkan jay melakukan itu padanya. Padahal hubungannya dengan sunghoon saja masih belum berakhir.

Sepertinya ini adalah saat yang tepat untuk mengahiri hubungannya dengan sunghoon, pikir sunoo. Bukan karena sunoo ingin segera menjalin hubungan dengan jay, namun karena rasa bersalah pada sunghoonlah yang membuatnya yakin untuk mengakhiri hubungan mereka. Untuk perasaannya pada jay sendiri, sunoo masih belum tau. Sebelum kejadiaan tadi malam, baginya jay hanyalah seorang kakak yang baik. Namun dengan apa yang telah mereka lakukan mungkin perasaan itu sudah berubah.

Saat sunoo berusaha untuk melanjutkan tidurnya kembali, ponsel pintarnya berdering. Dengan malas sunoo melihat siapa yang menelponnya. Ketika melihat nama yeonjun di layar, sunoo segera mengangkatnya. “halo kak”

“lama banget buat ngangkat telfon doang” baru juga sunoo mengangkat panggilan dari sang kakak, dia sudah di sambut dengan omelan oleh yeonjun.

“baru juga diangkat, dah ngomel aja. Lagian ngapain kakak nelfon pagi-pagi gini ?”

“hmm”

“kenapa ?” tanya sunoo bingung karena balasan yeonjun yang hanya berupa gumaman terhadap pertanyaannya.

“kamu tidak terdengar seperti orang sakit”

Ucapan yeonjun langsung membuat sunoo menyadari alasan dia menelfon. Sunoo sudah terhitung dua hari izin sekolah karena sakit. Yeonjun pasti tau dia tidak masuk dari taehyun, sahabatnya. Sunoo tau yeonjun meminta taehyun melaporkan pada yeonjun kalau ada apa-apa dengan sunoo di sekolah. Harusnya dia ingat untuk mengabari taehyun agar tidak memberitahu yeonjun. “a-aku izin sakit karena jatuh dari tangga dan kaki ku keseleo”

“apa ? kok bisa ? parah ? udah di periksa ?”

Mendengar nada khawatir yeonjun langsung membuat sunoo merasa bersalah karena berbohong tetapi dia tidak punya pilihan lain. “ya aku jalan trus jatoh, udah di periksa, dan gak parah kok”

“ceroboh bgt. periksa di rumah sakit mana ? yakin itu dokter nya bukan abal-abal ?” brother complex yeonjun langsung kumat mendengar adiknya jatuh. Padahal dia baru meninggalkan sunoo kurang dari dua bulan, tapi adik tersayangnya itu sudah membuat dirinya terluka. Aku ingin segera pulang pikir yeonjun.

“ihh udah, aku gak apa-apa kak. Gak usah berlebihan, lagian besok aku udah sekolah kok”

Yeonjun menghela nafasnya. “ya sudah. Jay mana ?”

“kak jay lagi bikinin sarapan”

“akrab banget kalian, aku saja sabahabatnya belum pernah di masakin sama dia”

Iya saking akrabnya kami sampai tidur bareng pikir sunoo. “ya mungkin karena kakak gak pernah tinggal bareng kak jay”

“bener juga sih, ya udah deh biar aku telfon sendiri aja dia nanti. Istirahat sana biar cepet sembuh, dan lain kali jangan ceroboh lagi” dengan kata-kata itu yeonjun langsung menutup panggilan telfonnya dengan sunoo.

.

.

.

Jay menyiapkan piring dan nampan untuk nasi goreng kimchi yang baru dimasaknya. Sejujurnya dia tidak tau harus menyiapkan ekspresi seperti apa untuk menghadapi sunoo. Dia tidak menyangka sunoo menyetujui ajakan gilanya tadi malam. Jay tau kebiasaan mabuknya yang menjadi sedikit lebih mesum tapi semalam sudah sangat amat berlebihan. Apalagi seandainya yeonjun tau, membayangkannya saja sudah membuat jay bergidik. jay tentu saja senang dengan apa yang telah mereka lakukan, tapi di sisi lain jay takut sunoo jadi tidak nyaman di sekitarnya. Jay hanya berharap semoga saja hubungan mereka tidak berubah menjadi canggung.

.

.

.

“sunoo, aku masuk ya”

Setelah mendengar tanggapan dari dalam kamar, jay segera membuka pintu dan berjalan masuk. Dia memperhatikan sunoo yang sedang kesal sambil memandang layar ponselnya. “kenapa ?”

“tadi kak yeonjun nelfon, tapi main matiin aja. Nyebelin” ucap sunoo. “btw kenapa di anterin segala kak ? aku bisa kok makan ke dapur”

“udah makan di sini aja” jay berbicara tanpa memandang mata sunoo. Jay merasa malu menatap sunoo karena itu akan mengingatkannya pada ekspresi sunoo semalam.

Berbeda dengan jay sunoo sendiri masih terlihat seperti biasa. “ya sudah, tapi kak jay makan di sini juga ya. Gak enak makan sendirian soalnya”

“iya”

.

.

.

Setelah mereka sarapan, jay bertanya pada sunoo pertanyaan yang sudah di tahannya sejak ia membuka mata pagi itu. “kenapa semalam kamu gak menolak?”

Jari sunoo yang sedang bermain ponsel terhenti. “sejujurnya aku juga tidak tau kak, mungkin karena suasananya.” Sunoo menghela nafasnya. “tapi yang pasti, aku akan segera memutuskan kak sunghoon”

“kenapa ? jangan bilang kamu nerima jadi pacar kakak ? ” jay menaikkan alisnya, tidak menyangka sunoo akan mempertimbangkan ajakannya untuk membalas dendam pada jungwon dan sunghoon.

“a-apa ? tidak, aku tidak mau jadi sarana balas dendam kakak. Aku cuma merasa bersalah dengan kak sunghoon”

Jay terdiam cukup lama, hingga sunoo berpikir jay mungkin tidak mendengar ucapanya. “gimana kalau aku mengajakmu bukan untuk balas dendam ? bagaimana kalau aku benar-benar serius sama kamu dan punya perasaan-“ kata-kata jay terputus ketika suara bel rumah berbunyi.

“liat dulu deh kak, siapa tau penting”

Dengan enggan jay bergerak membuka pintu untuk melihat siapa tamu yang mengganggu pembicaraannya.

“ah halo kak, sunoo nya ada ?” sunghoon tersenyum sopan pada jay yang mematung.

.

.

.

tbc

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang