chapter 3

585 118 9
                                    

Sudah hampir tengah malam ketika jay sampai di apartemennya, ia ada tournamen offline hari ini dan setelah tournament timnya mengadakan pesta kecil untuk kemenangan mereka. Ya walaupun ini hanya tournament kecil tetapi kemanangan tetap kemenangan. Jay sebenarnya sudah bisa pulang  dari sore namun ia sengaja berlama-lama di rumah temannya. Sejak ada sunoo di rumahnya, jay selalu berusaha untuk tidak keluar pada malam hari karna ia ingin menghabiskan waktu dengan sunoo. Walaupun yang mereka lakukan hanya makan malam biasa. Namun hari ini sunoo mengatakan akan pergi dengan sunghoon seharian.

Ketika jay membuka pintu apartemen, dia langsung di sambut oleh kegelapan. Jay berpikir sunoo belum pulang, namun betapa terkejutnya jay ketika melihat sunoo tertidur di sofa. Sekali lihat saja jay tau bahwa sunoo baru saja menangis hingga tertidur. Hal itu dapat dilihat dari bekas tetesan air mata di pipinya serta hidung sunoo yang masih memerah. Bukankah hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh sunoo ? jay bahkan sudah menyiapkan hatinya untuk mendengar kejadian-kejadian romantis yang akan sunoo ceritakan. Jay ingin membangunkan sunoo dan menanyakan penyebab ia menangis namun jay tidak tega membangun sunoo. Pada akhirnya jay hanya bisa menahan rasa penasarannya hingga pagi dan menanyakan langsung pada sunoo.

.

.

.

Ketika sunoo membuka matanya, matahari sudah tinggi. Sunoo langsung mencoba berdiri karena berpikir akan terlambat sekolah, namun dia rasa pusing langsung menyerangnya. Ketika ia merasakan akan jatuh, ternyata jay dengan sigap memegang bahunya. Punggung sunoo secara tidak sengaja bersentuhan dengan dada telanjang jay yang baru selesai mandi.

“jangan berdiri tiba-tiba seperti itu kalau baru bangun tidur” ucap jay menasehati.

“makasih kak jay, jam berapa sekarang ? aku harus bersiap-siap sekolah”

“sudahlah, aku sudah menelfon sekolahmu untuk mengatakan kau tidak masuk hari ini”

“eh ? kenapa ?”

“ya tadi malam kamu sampai tertidur dalam keadaan menangis di sofa. Jadi ku pikir kamu masih butuh waktu sendiri”

Mendengar kata-kata jay, sunoo merasa senang atas perhatian yang jay berikan padanya. Namun kata-kata itu juga membawa kembali ingatan tentang kejadian kemarin. Dan itu membuat rasa sakit yang sempat terlupakan kembali. Bagaimana kalau sunghoon menganggap kata-katanya kemarin adalah bentuk perpisahan ? apakah hubungan mereka benar-benar berakhir ? memikirkannya lagi membuat sunoo ingin menangis kembali.

“hey hey kenapa kamu mau nangis lagi, sebenarnya ada apa sih kemarin sampai kamu kek gini ?”

“kemarin kak sunghoon baru datang malam padahal dia janji akan datang siang. Kakak tau kan aku sudah menunggu-nunggu hari ini ?” tak terasa air mata sunoo jatuh kembali.
“kenapa dia semudah itu membatalkan-“

Kata-kata sunoo terputus ketika jay memeluknya. “sudah-sudah , dia memang bodoh menyakitimu sampai seperti ini” .

Sunoo menyandarkan kepalanya pada dada jay. Walaupun jay berusaha menenangkannya tetapi tangisannya malah makin menjadi. Rasa sakit yang selama ini berusaha di tahannya lepas begitu saja ketika berada di pelukan jay. Jay yang melihat sunoo seperti ini hanya bisa membiarkannya menangis dan mengelus punggung nya. Jay sebenarnya merasa marah pada sunghoon karna telah membuat sunoo sesedih ini. Kalau dia yang menjadi kekasih sunoo, dia tak kan tega membiarkan setitik pun air mata kesedihan sunoo jatuh karenanya.

.

.

.

Setelah sunoo selesai menangis, jay mengajak pemuda manis itu ke dapur untuk sarapan. Sunoo bersyukur ada jay yang menghiburnya saat ini. Andai saja sunghoon seperti jay yang perhatian pasti dia akan merasa menjadi orang paling beruntung di dunia. Tanpa sadar sunoo trus menatap jay yang sedang menyiapkan sarapan mereka dan tiba-tiba dia baru menyadari bahwa sedari tadi jay tidak memakai atasan. Ini pertama kalinya sunoo melihat jay seperti ini, ia dapat melihat jelas lekuk tubuh jay yang lumayan berotot. Melihat itu membuat sunoo segera mengalihkan pandangannya dan merasa malu. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia melihat tubuh pria lain namun tetap saja ini membuat wajahnya memerah.

“um kak jay apa tidak mau pakai baju dulu ?” sunoo bertanya tanpa menatap jay.

“ah astaga , bentar ya pake baju dulu” jay segera berjalan ke kamarnya untuk berpakaian dulu. Sejak ada sunoo di apartemennya jay selalu membawa pakaiannya ke kamar mandi. Namun pagi ini pakaiannya jatuh dikamar mandi jadi dia terpaksa hanya bertelanjang dada keluar kamar mandi. Niatnya untuk mengambil baju lupa begitu saja karna melihat sunoo menangis.

.

.

.

Setelah sarapan bersama jay, sunoo kembali ke kamarnya. Sunoo menghidupkan kembali ponselnya yang dari tadi malam dimatikannya. Ada banyak pesan serta panggilan tak terjawab dari sunghoon yang berusaha meminta maaf. Tapi sunoo mengabaikannya. Hatinya bagai mati rasa karena rasa sakit kemaren. Sunoo berpikir mungkin lebih baik dia putus dengan sunghoon. Bukannya dia tidak mencintai pemuda es itu, namun menjalin hubungan dengan sunghoon lebih banyak membawa rasa sakit bagi dirinya. Tapi membayangkan kehilangan sunghoon saja dia langsung merasa sedih lagi. Mungkin aku harus memikirkan semuanya lagi agar tidak menyesal.

.

.

.

Saat ini jay dalam perjalanan menjemput jungwon. Sebenarnya dia ingin menemani sunoo hari ini, tetapi dia sudah ada janji dengan jungwon. Setelah sampai jay langsung menuju ruang latihan jungwon, namun langkahnya terhenti ketika mendengar suara jungwon yang sedang membicarakannya.

“-kak jay itu udah nurut banget sama aku” suara jungwon terdengar bangga ketika mengatakan kalimat itu kepada teman-temannya.

“nurut gimana ?”

“iya mau aku kek gimanapun pasti di maafin, udah kayak kerbau yang di cucuk hidungnya haha”

tbc

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang