Chapter 8

563 88 10
                                    

Jungwon menguatkan genggamannya pada tas makanan yang  di pegangnya, berusaha mengurangi rasa gugupnya. Saat ini jungwon sedang berdiri di depan apartemen jay. jungwon berencana untuk memberikan masakannya ini pada jay sekaligus mencoba untuk berbicara dengannya. Ini pertama kalinya jungwon memasak untuk orang lain, dia tidak yakin apakah jay akan menyukainya atau tidak tapi setidaknya dia sudah berusaha. Jangankan menyukainya, mencobanya saja mungkin dia tidak mau pikir jungwon pada dirinya sendiri. Namun jungwon segera menghilangkan pikiran pesimis itu dari otaknya.

Ketika jungwon masih bergelut dengan pikirannya sendiri, jay yang hendak pergi membuka pintu apartemennya. Baik jungwon dan jay sama-sama terkejut dengan kehadiran masing-masing.

“apa yang kau lakukan disini ?”

“aku membuatkan makan siang untuk kakak” jungwon mengarahkan tas makanan yang di pegangnya kepada jay, berusaha tidak gentar dengan nada dingin yang diberikan jay. jay hanya menatap tas tersebut tanpa berniat untuk mengambilnya.

“aku sudah makan, pulanglah” jay berbalik dan ingin menutup pintunya kembali.

“tunggu” jungwon memegang lengan dari kemeja yang jay gunakan dan menundukkan kepalanya, menahan tangis. “s-setidaknya tolong terima ini kak” ucap jungwon pantang menyerah.

Sejujurnya jay tidak tega melihat jungwon yang seperti ini, tetapi dia tidak ingin memberi harapan pada jungwon. Jay tidak ada niatan untuk kembali menjalin hubungan dengan pemuda yang  tersebut. “kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Berhentilah bersikap seperti ini, kau hanya membuat dirimu terlihat menyedihkan”

Kata menyedihkan itu bergema di kepala jungwon. Menyakitkan memang mendengar orang yang paling kau perhatikan, mengatakan dirimu menyedihkan. Jungwon menghapus air matanya yang mulai menetes dengan tangannya, dan mengangkat kepalanya. “aku akan meninggalkan tasnya di sini, besok aku akan datang lagi” ucap jungwon yang kemudian segera berbalik meninggalkan jay yang masih berdiri di depan pintu. jungwon tidak akan menyerah. Ini belum ada apa-apanya di banding kesabaran jay pada semua sikapnya selama ini. jungwon yakin kalau dia terus berusaha jay akan kembali ke sisinya.

.

.

.

Saat ini sunghoon sedang menyetir sambil menggenggam tangan sunoo yang berada di sampingnya. Senyum tak lepas dari wajah tampannya. Sunghoon bersyukur sunoo mau memberinya kesempatan sekali lagi untuk memperbaiki semua kesalahannya.

“bahaya tau kak nyetir sambil pegangan gini” sunoo berusaha mengingatkan sunghoon agar melepas tangannya.

“iya-iya aku lepas”

Sunoo memperhatikan sunghoon yang terlihat sangat  senang sejak ia menerimanya kembali. Walaupun sunoo merasa bersalah namun dia juga tidak bisa melepaskan sunghoon.  apalagi dengan sunghoon yang telah berjuang seperti itu untuknya.

“setelah berhenti jadi atlet, apa yang akan kakak lakukan ?” ucap sunoo membuka pembicaraan.

“aku akan melatih ice skating di tempat pelatihan seniorku sambil belajar untuk persiapan ikut CSAT tahun depan”

“kakak mau kuliah ?”

“rencananya sih begitu, menurutmu bagaimana ?”

“ya terserah kakak sih kan itu masa depan kakak” sunoo bingung kenapa sunghoon menanyakan pendapatnya untuk hal sepenting itu.

“kamu kan bakal jadi masa depanku juga, jadi tentu saja aku membutuhkan pendapatmu”

Sunoo memerah mendengar jawaban sunghoon. “a-apasih kak”

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang