Chapter 11

583 85 8
                                    

Sunghoon sedang  fokus belajar ketika dering ponsel merenggut fokusnya. Dengan kesal sunghoon mengambil ponselnya, mengecek siapa yang telah mengganggu waktu belajarnya. Ternyata sebuah pesan dari nomor tidak dikenal yang mengirimkan beberapa foto beserta sebuah link. Foto itu menampilkan sunoo dan jay yang sedang memandang satu sama lain dengan senyum dibibir mereka. Segera setelah melihat foto, sunghoon mengklik link yang langsung mengalihkannya pada konten livestreaming.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan video itu namun entah kenapa rasa cemburu timbul di dadanya melihat bagaimana jay dan sunoo berinteraksi. Apalagi di tambah memikirkan kalau mereka tinggal bersama. Namun ketika rasa cemburu serta curiga itu muncul , sunghoon segera berusaha menghilangkannya. sunghoon percaya bahwa perasaan seperti itu bisa menjadi racun dihubungannya dan sunoo. “aku harus percaya pada sunoo” ucap sunghoon pada dirinya sendiri sambil memblokir nomor tidak dikenal itu.

.
.
.

“beda gimana ?” sunoo saat ini sedang menelfon editornya yang baru membaca chapter yang diselesaikan tadi malam. Tapi editornya malah mengatakan ada yang berbeda dari tulisan dia beberapa chapter terakhir.

“iya, aku merasa sifat dari karakter utamanya agak berubah. Sebelumnya dia adalah seseorang yang ramah dan sopan, namun sekarang dibeberapa adegan dia lebih terlihat dingin. Dan juga dia juga memiliki sifat jahil yang seharusnya tidak dimilikinya karena dia adalah orang yang cukup kaku.”

Sunoo membaca kembali adegan-adegan yang dikatakan oleh editornya. Ternyata memang ada yang berubah dari sifat karakter utamanya. Dan sejujurnya ini membuatnya bingung karena dia tidak merencanakannya. Selama ini sang karakter utama terinspirasi dari sikap sunghoon, tapi sekarang malah terlihat seperti jay. sunoo hanya mengangkat bahunya, merasa ini bukanlah hal penting dan mengedit adegan-adegan itu lagi, tidak ingin alur ceritanya berubah.

.
.
.

Sunoo mengecek kembali nomor kamar yang tertampang di pintu. Ketika sudah yakin bahwa dia tidak salah kamar, sunoo segera mengetuk pintu apartemen bernomor angka tujuh itu. tak lama kemudian sunghon membuka pintu, terkejut dengan kehadiran sang kekasih.

“kenapa tidak bilang dulu kalau mau datang ?” ucap sunghoon sambil mempersilahkan sunoo masuk ke apartemennya.

“kan kejutan” sunoo menunjukkan kotak makanan yang berisi kue di tangannya.

“apa itu ?”

“kita kan belum sempat merayakan apartemen baru kakak, jadi aku bikinin kue buat ngerayainnya”

Sunghoon tersenyum melihat sunoo yang langsung bersemangat ke dapur mencari piring serta pisau kue.

“tapi aku masih kaget kakak tiba-tiba mutusin tinggal sendiri, apa memang sesusah itu ya untuk fokus belajarnya ?”

“iya, ujian csat itu susah tau” sunghoon terpaksa berbohong kepada sunoo. sebenarnya dia di usir dari rumah karena berhenti jadi atlet. Sunghoon sendiri sudah menduga kalau orang tuanya akan melakukan ini jadi dia sudah mempersiapkan tabungan serta mencari apartemen murah yang dekat dengan tempat dia melatih. Ini adalah jalan yang sudah dipilihnya, jadi dia tidak ingin membuat sunoo merasa bersalah kalau tau dia di usir.

“ini, sudah kupotong. Maaf kalau crimnya masih kurang rapi, kak jay terus menggangu ketika aku sedang menghias” sunoo mengerecutkan bibir, kesal karena penampilan kue pertamanya jadi terlihat jelek.

Lagi-lagi jay pikir sunghoon. beberapa hari terakhir, sunoo sering menceritakan jay. bukannya dia membenci jay, tapi siapa juga yang akan senang ketika kekasihmu terus menceritakan pria lain. “kalian semakin dekat ya sekarang”

“iya karena tinggal bareng kayaknya. Oh ya kakak tau gak, tadi kak jay maksa aku main game-“ sunoo terus bercerita tentang jay tanpa menyadari jemari sunghoon yang semakin erat memegang sendok, menahan perasaan cemburu yang makin memanas di dadanya.

Sunghoon percaya dengan sunoo, tapi sekarang dia tidak mau terus berdiam diri lagi melihat perhatian sunoo benar-benar teralih pada jay.

“gimana kalau sekarang kau tinggal denganku saja ?” ucap sunghoon memotong ucapan sunoo. “kamu tinggal dengan jay sekarang karena aku terlalu sibuk, tapi sekarang aku sudah tidak jadi atlet lagi dan juga aku tinggal sendiri”

“a-aku..”

.
.
.

Langkah kaki jay terhenti ketika melihat jungwon yang menyandarkan badannya pada pintu mobil jay.

“wah aku tidak menyangka kita bertemu di sini” jungwon menegakkan badannya dan berjalan mendekat pada jay.

Jay menatap jungwon yang terlihat jelas menunggunya. “sudah ku bilang berhenti menemuiku, aku tidak ingin balikan-“

“karna kau menyukai sunoo” jungwon menatap dingin pemuda yang pernah dicintainya itu.

Jay berusaha menahan keterjutannya dan mengabaikan jungwon. namun ketika dia membuka pintu mobil, jungwon mendorongnya kembali.

“apa yang kau inginkan ? aku tidak ada waktu menghadapi omong kosongmu itu”

jungwon tersenyum mengejek pada jay “kakak pernah bilang kalau aku menyedihkan, tapi bagiku kau lah yang terlihat menyedihkan”

“apa ?”

“meninggalkan seseorang yang tulus padamu hanya untuk menyukai seseorang yang sudah memiliki kekasih. bukan hanya menyedihkan, kau juga menjijikan karena berusaha merebut milik orang lain”

Jay mengepalkan tangannya, dia tau jungwon benar. Dia memang menyedihkan karena masih berharap pada sunoo. “kalau kau hanya ingin menghinaku sekarang maka pergilah”

“aku hanya ingin memberi peringatan padamu. Berhenti mengejar sunoo atau kuhancurkan hidupnya, kau tau aku sanggup melakukannya”

Jay mendorong jungwon kemudian menarik kerah bajunya “jangan melibatkan dia dengan dendammu padaku”

Tapi bukannya takut, jungwon malah tertawa. “tapi kalau aku menghancurkan dia bukannya kau yang akan lebih hancur “ jungwon tersenyum seolah-olah yang dikatakannya adalah kalimat yang sangat menyenangkan baginya. “ya sudah aku pergi dulu, kuharap kau mendengarkan peringatanku kak jay” Jungwon menglepaskan tangan jay yang memegang keras bajunya  dan berjalan pergi.

Setelah jungwon pergi dari parkiran, jay masuk ke mobilnya. Berteriak melepaskan kekesalannya dan meninju setir, yang kemudian langsung di sesalinya. Tangannya yang sudah lebam, makin parah karena aksi emosionalnya. Namun rasa sakit itu langsung membantu mengalihkan sedikit rasa marahnya.

Sekarang apakah dia harus mendengarkan peringatan jungwon ? jay bingung. Jay tau jungwon adalah orang yang sangat pendendam. Dan ketika dia memutus hubungannya dengan jungwon, jay sudah bersiap seandainya jungwon melakukan sesuatu untuk membalasnya akrena tidak mau kembali padanya. Yang tidak jay perkirakan adalah jungwon yang menargetkan sunoo. mungkin dia terlihat penakut karena takut hanya dengan ancaman jungwon, tapi jay sudah pernah melihat jungwon menghancurkan hidup mantan sahabat nya.  Dan jay tidak ingin sunoo mengalami hal itu. mungkin memang ini pilihan terbaik, apalagi sunghoon sudah jauh lebih baik pada sunoo. “sepertinya aku memang tidak boleh mencintaimu” ucap jay pada udara kosong.

.
.
.

tbc

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang