6. tanda Cinta

335 38 11
                                    

Yaya mengerutkan keningnya. Tangannya terlihat mengepal seolah menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. Nafasnya bahkan sangat tidak beraturan.

Yaya sendiri tidak mengerti dengan Apa yang terjadi padanya. Dia kesal, marah, sedih, kecewa semua perasaan itu bercampur aduk menjadi satu.

Yaya menggelengkan kepalanya cepat. Tidak. Dia harus bisa mengendalikan emosinya yang tercampur aduk. Lagipula kenapa dirinya harus semarah itu hanya karena hal remeh begini?

Itu hanya Shielda. Iya Shielda. Dan di sebelahnya terlihat Taufan. Keduanya terlihat sedang membahas sesuatu. Yaya tidak terlalu yakin dengan apa yang di bahas keduanya. Yang jelas keduanya terlihat fokus dengan buku tebal yang berada di tangan Taufan.

Yaya mengusap kasar wajahnya. Kakinya segera melangkah pergi meninggalkan Shielda dan Taufan. Lagipula kenapa dirinya harus peduli?

"Taufan aku masih tidak mengerti dengan teori ini"

Langkah Yaya terhenti. Kakinya segera mengambil jalan yang ia lalui sebelumnya ketika mendengar suara Shielda.

Nafasnya kembali memburu. Seketika akal sehatnya meninggalkan dirinya. Yaya tidak mampu lagi menahan dirinya. Tangannya dengan sigap mengambil tutup pena yang berada di sakunya.

Akan ia lemparkan tutup pena yang terbuat dari besi ini kepada Shielda. Masa bodoh jika pada akhirnya dia akan di hukum atau kemungkinan terburuknya dirinya akan di masukkan ke dalam penjara TAPOPS.

Kesabaran Yaya sudah habis. Ia tidak tau kenapa dirinya semarah ini. Apalagi saat dirinya melihat wajah Shielda yang semakin dekat dengan wajah Taufan. Ia benar-benar tidak suka dengan itu.

Tangannya segera melemparkan tutup pena itu dengan menargetkan Shielda. Bibirnya tersenyum senang menantikan apa yang terjadi berikutnya.

Tapi apa yang dirinya harapkan tidak terjadi. Malah sebaliknya..

"Aww.."

"Astaga Taufan! Kepalamu berdarah!"

...benda kecil itu malah mengenai Taufan. Seketika kesadaran Yaya kembali. Manik karamel miliknya terlihat bergetar. Apa yang baru saja dia lakukan?

Dirinya segera berlari. Berlari menjauh dari mereka berdua.

Dan Taufan yang menyadari hal itu hanya diam. Tutup pena itu di ambil dia dan di masukkan ke dalam saku pakaiannya untuk menghilangkan bukti Yaya pelakunya.

Bibirnya terlihat membentuk senyuman tipis. Sangat tipis hingga Shielda yang sibuk mengobati kepalanya yang berdarah tidak sadar.

"Apa ini tanda Cinta?"

****

"Perintah pertama Violet adalah agar Revan tidak berusaha sedikitpun untuk melepaskan kutukan itu"

"Sinting" Yaya mengerang kesal mendengar penuturan pria tersebut.

Pria itu hanya menghela nafas pelan. Manik coklat miliknya mengamati setiap pergerakan Violet seolah takut akan terjadi sesuatu.

"Maaf pak jika anda mengizinkan aku ingin bertanya.." pria paruh baya itu menatap Solar cukup lama. Keduanya berpandangan cukup lama sampai pada akhirnya pria itu kembali menghadap ke arah Violet.

Butterfly (BoboiBoy Fanfic AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang