5. Gelap dan dingin

407 55 25
                                    

"Thorn! Blaze!" Itu suara Taufan. Dan ntah kenapa Yaya yakin ada yang salah dengan pagi ini. Biasanya yang akan berteriak setiap pagi adalah Halilintar. Tapi kali ini yang melakukannya adalah taufan.

Yaya sejenak melirik ke arah kamar mandi dan melihat sosok Taufan yang keluar dengan tatapan dingin. Yaya seketika merinding. Tidak biasanya melihat wajah Taufan yang sudah 11/12 dengan Halilintar. Apa yang telah Blaze dan Thorn lakukan?

"Kak Taufan! Kak Gempa menyuruhku untuk menyuruhmu menemuinya di kamar" Solar yang kebetulan di sana menegur Taufan yang kebetulan lewat di depannya. Taufan hanya mengangguk malas sebelum memilih berjalan meninggalkan mereka.

Yaya semakin merasa aneh. Tidak biasanya Taufan tidak mengganggu dirinya dan langsung berjalan pergi. Ini membuat Yaya semakin penasaran.

"Taufan... Kenapa?" Yaya bergumam pelan namun masih bisa di dengar baik oleh Solar. Pemuda berkacamata visor itu menghentikan kegiatannya memakan coklat sebelum menatap Yaya dengan tatapan bingung.

"Kamu gak tau? Padahal ini pengetahuan umum TAPOPS loh~" Solar bertanya dengan nada heran. Mulutnya kembali mengunyah coklat di tangannya dengan nikmat.

"Huh? Aku.. tidak tau" Yaya tertunduk lama. Dirinya merasa seperti orang bodoh sekarang. Informasi apa yang ia lewatkan?

"Baiklah.. aku sebenarnya sedang malas menjelaskan jadi aku akan memberitahu intinya saja.."

"...Jangan pernah menggabungkan kata dingin dan Gelap kalau kau melakukannya maka kau akan melihat sisi lain kak Taufan yang jarang di tunjukkan dan itu lebih mengerikan dari pada Kak Hali"

*****

Blaze berjalan santai menuju kamarnya. Sekarang ia ingin istirahat di kamarnya. Ini adalah hari yang menggembirakan soalnya. Tapi langkahnya terhenti ketika melihat Yaya memasuki perpustakaan.

Kepalanya dimiringkan bingung. Ia tau kok Yaya suka baca buku. Tapi.. ini sudah lewat dari jam tidur. Karena itu Blaze memilih untuk mengikutinya saja. Blaze terlihat memperhatikan gerak-gerik Yaya.

Manik merah Blaze seketika membelalak ketika menyaksikan sebuah portal yang tiba-tiba muncul dan membawa Yaya pergi. Tangannya dengan cepat memberitahu saudaranya yang lain karena takut sesuatu terjadi pada Yaya.

"Ini ada keadaan darurat"

*****

"HEI! DISINI ADA KESALAPAHAMAN!"
Yaya berteriak kesal ketika para elemental mengikat Revan seenak jidatnya seolah Revan telah melakukan hal yang buruk padanya. Ayolah.. dia Hanya mengobrol dengan Revan. Tidak lebih.

Dan teriakan Yaya sepenuhnya diabaikan mereka.

"Mau kau apakan Yaya?!" Blaze berteriak sambil menuding jarinya tepat di wajah Revan yang menatapnya datar. Bukan tanpa alasan dia melakukannya, hanya saja dia sudah berjanji kepada Taufan untuk melindungi Yaya selalu. Kan kasihan Taufan nanti kalau kembali malah lihat gebetannya jadi mayat.

"Hei bocah pemarah! Kau punya mata kan? Lihatlah gadis menyebalkan itu! Apa dia terluka atau tidak?" Seketika semuanya langsung menoleh ke arah Yaya yang sedang menggerutu kesal. Revan benar. Yaya tidak terluka sedikitpun.

Butterfly (BoboiBoy Fanfic AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang