"Ekhem... jadi...? Kau.. ada perlu apa denganku, Yaya?" Taufan menggaruk pipinya yang tidak gatal. Sudah hampir 10 menit mereka hanya saling diam di dalam perpustakaan dengan kepala tertunduk.
Taufan greget jadinya sumpah. Yaya ngapain manggil dia? Apa dia buat salah lagi? Atau Yaya ingin memukul kepalanya karena dirinya membolos latihan kemarin? Ah.. atau mungkin.. Yaya berencana membunuh dirinya diam-diam lalu mayatnya di buang ke luar angkasa!
Imajinasi Taufan semakin liar.
Yaya hanya menunduk dengan wajah memerah. Kedua tangannya berada di belakang tubuhnya sehingga membuat kewaspadaan Taufan semakin meningkat. Apa Yaya menyimpan sesuatu di belakangnya? Apa itu? Atau jangan-jangan itu pisau untuk membunuhnya? Atau mungkin racun?!
Percayalah, semua pikiran liar Taufan tidak ada yang benar.
"Anu.. Taufan.. a-aku berpikir mungkin se-selama ini aku telah keliru" Yaya gugup. Ia benar-benar gugup. Dan ia juga takut Taufan hanya akan menganggap dirinya konyol karena berbicara seperti ini.
Sedangkan Taufan sendiri sudah semakin tenggelam dalam imajinasi liarnya.
"Aku tahu Yaya kau keliru.. harusnya dari awal kamu udah bunuh aku atau setidaknya membuatku mati dalam misi agar tidak membuatku muak"
"Begitulah.. E-eh?! Bu-bukan begitu maksudku Taufan!!"
Yaya salah bicara sehingga dirinya semakin takut dan gugup.
Taufan semakin yakin jika Yaya ingin mengakhiri hidupnya yang hanya menjadi beban ini.
Adakah yang bisa meluruskan ini semua?
"Begini Taufan.. maksudku aku ingin minta maaf"
"Minta maaf karena harus membunuhku?"
"Taufan! Aku mohon dengarkan aku!" Yaya mencengkeram erat lengan Taufan. Tatapan mereka bertemu. Taufan sadar, semua dugaan kontrolnya tidaklah benar.
Yaya kini ada di hadapannya. Wajah gadis itu terlihat sedang menahan tangis.
Saat itu insting Taufan bekerja. Ia rengkuh tubuh gadis itu. Tangannya mengelus lembut kepala Yaya seolah ingin memberikan ketenangan.
Ia sadar..
Ia mulai mengerti maksud Yaya..
"Aku juga minta maaf Yaya.. jika seandainya aku tidak meminta seperti itu mungkin Boboiboy.."
"Tidak Taufan! Tidak! Aku yang salah disini! Aku sudah egois! Biarkan aku menebus semuanya! Maafkan aku.. hiks.. maaf..."
Keduanya tenggelam dengan emosi masing-masing.
Mereka berdamai. Membersihkan hati mereka dari segala hal yang terjadi selama ini.
Saat itu Yaya berpikir..
Mungkin setelah kejadian ini semuanya akan baik-baik saja.
Tapi nyatanya.. takdir lebih senang mempermainkan mereka berdua dengan kejam..
"Beritahu aku! Siapa kau sebenarnya?!"
"Kau ingin tahu? Baiklah pemilik elemental angin yang baru~ perkenalkan aku Reverse"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (BoboiBoy Fanfic AU)
FanfictionTaufan sudah tiada. Ia menghilang seperti serpihan cahaya. meninggalkan semuanya dalam luka duka yang dalam. Tapi Yaya tau. setiap kali dirinya melihat kupu-kupu biru yang terbang di sekelilingnya, ia dapat merasakan kehadiran Taufan di sana. Warnin...