"Tidak!"
"Tolong jangan ambil dia dariku...."
"Aku belum siap!"
"Tidak"
"Kumohon..."
"Tolong aku..."
"Lev.."
"Jangan tinggalkan aku..."
———
Mimpi.
Hah, hanya mimpi... Itu adalah sebuah mimpi, Yaku berkeringat disitu. Ia melihat ke arah Lev, monitor jantung nya masih berdetak. Dia menghela nafas lega, namun nafasnya masih terengah-engah. Lev selalu menyadari suatu hal yang di alami Yaku, satu mimpi buruk misalnya. Dia selalu menyadari hal itu walau Lev masih menonton acara di tv tengah malam dan Yaku sudah tertidur. Pasti Lev langsung menuju kamar dan menenangkan Yaku.Lev menyadari bahwa kekasih nya terbangun, ah.. masih sama...
"Yaku-san, anda baik baik saja?" Ucap Lev
"Kemarilah.. saya akan menenangkan anda" ucap Lev, Yaku hampir menangis disitu. Ia berjalan perlahan ke arah Lev, hatinya sangat tidak pasti. Ia langsung naik ke atas ranjang Lev, Lev mendekap nya dan mengelus kepalanya
"Tidak apa.. hanya mimpi buruk, tidak apa... Semua akan baik baik saja" ucapnya, seperti induk yang sedang menenangkan anak nya.
Yaku membalikkan badannya, pipinya basah. Ia langsung memeluk Lev, menghirup bau badan Lev yang bercampur dengan antiseptik dan obat obat an. Ah, apakah ini cukup? Dia masih ingin terjaga. Lev melakukan hal yang sama, dia menghirup bau badan Yaku. Bau yang sangat ia sukai, bau yang sangat ia rindukan. Sudah cukup,
"Lev, jangan tinggalkan aku... Kumohon.." ucapnya
"Aku sangat takut..." Lanjutnya, lalu ia menangis sambil memeluk tubuh kekasihnya itu.
"Saya akan selalu ada disini Yaku-san, walaupun tubuh ku sudah ada di dalam tanah... Saya akan selalu mengikuti anda kemana saja, saya akan selalu ada di hatimu. Selalu menjaga mu, jangan takut.. saya masih ada di sini" ucapnya, itu membuat Yaku lega. Ia pun tertidur pulas dan berharap semua akan baik baik saja besok pagi, harus ... Semua nya harus baik baik saja... Tidak ada yang boleh hilang atau pergi... Harus, pokoknya harus... Selamat malam...
———
Hari ini, Lev akan di pindahkan ke Tokyo. Keadaan nya sudah membaik, dia juga masih bisa berjalan, namun agar kondisi tubuhnya lebih normal dia harus di pindahkan kesana. Mereka berdua tidak menolak. Tokyo, negara itu... Dimana mereka di pertemukan dan di satukan oleh angin dan detik waktu yang berjalan.
Mereka sampai di Tokyo, Lev menghirup aroma hiruk pikuk kota ini. Ah bau yang sangat dirindukan, dia bersyukur Tuhan masih memperbolehkan dirinya untuk kembali ke negri Sakura ini. Mereka berdua langsung menuju rumah sakit, mereka tidak boleh berlama lamaan di luar.
"Jadi, dia boleh tidak di rawat di rumah sakit?" Tanya Yaku, matanya terbelalak tak percaya apa yang dia dengar. Di sisi lain dia sangat senang karena itu yang dia harapkan
"Iya, kondisi nya sangat baik untuk sekarang. Jadi tidak perlu di rawat di rumah sakit. Kalian bisa check up juga di rumah sakit yang ada disana.. apa kalian kecewa?"
"Tidak! Kami memang berencana pindah kesini, terimakasih!" Ujar Lev, wajahnya berseri seri mendengar hal ini. Yaku dan dokter tertawa
"Kapan Lev harus check up?" Tanya Yaku
"Dua minggu sekali, kami akan memberi nya obat. Dan agar kami bisa memantau nya maka dia harus pergi ke rumah sakit untuk di cek.."
"Ah senangnya.." Lev yang sedari tadi berdiri langsung melempar tubuhnya untuk duduk di kursi dan bernafas lega
"Hahaha senang sekali ya? Baiklah, ini adalah obat obatan nya. Diminum saat bangun pagi, makan siang, pukul 5 sore, dan sebelum tidur" ucap dokter
"Hua banyak sekali.."
"Itu mencegah agar kau tidak melupakan beberapa orang dan benda di sekitar mu. Waktu mu masih lama, kami ingin kau tetap sehat. Bahkan... Kekasih mu juga menginginkan itu, kau juga kan?" Tanya dokter yang di balas anggukan semangat Lev, Yaku hanya terdiam sambil mengeluarkan rona merah di pipinya.
Setelah urusan mereka selesai, mereka pun pamit untuk pulang. Mereka tidak perlu kembali ke bangunan berisi obat obat an dan orang sakit lagi sampai... Benar benar mereka harus kembali.
Yaku, menepati janji nya. Ia membeli apartemen tua itu, apartemen nya tidak banyak berubah. Masih sama, dan beruntung bagi mereka karena belum ada yang menempati apartemen itu. Sebenarnya ada, kalau di ingat ingat lagi dia adalah seorang siswi SMA. Yaku mencoba mengingat namanya, ah.. Harumi-chan. Gadis itu sangat cantik, ia memakai kacamata dan ia sangat pintar. Mereka sempat mengobrol, namun kejadian itu sudah lama sekali
"Apa kau mengingat gadis yang bernama Yosuke Harumi?" Tanya Yaku kepada Lev saat mereka merapikan barang barang
"Harumi Yosuke?... Siapa ya...?" Ucap Lev, ia berfikir sangat keras.
"Ah saya pernah mendengar namanya... Sepertinya, saya tidak ingat bagaimana wajah nya ataupun orangnya. Mengapa anda bertanya tentang gadis itu?" Tanya Lev
"Hah!? Jangan jangan anda.." Lev pura pura memasang wajah terkejut untuk menggoda Yaku.
"Tidak dasar bodoh, aku mengingat gadis itu karena dia adalah orang yang menempati apartemen ini setelah kita pindah ke negara lain." Ucapnya
"Rambutnya berwarna hitam pekat, panjang dan dia memiliki poni yang rapi. Dia memakai kacamata, tatapan nya datar namun dia adalah orang yang asik saat di ajak mengobrol. Dia juga adalah anggota OSIS di sekolahnya" ucap Yaku
"Ah saya sekarang mengingat nya! Namun itu masih samar samar..."
"Tidak apa, mungkin kalau kita ketemu lagi sama Harumi? Mungkin itu akan menjadi pertemuan setelah sekian lamanya" ucap Yaku, wajahnya terlihat senang.
Lev tidak cemburu, tidak.. memang harus seperti ini. Yaku harus bisa untuk mulai mencintai orang lain selain dirinya, dia harus menikmati hidupnya dengan apa yang dinamakan cinta. Dan cinta yang akan di temukan nya harus yang berbeda gender darinya, kalau saja sama Lev pasti akan membunuhnya. Tidak boleh ada lelaki lain yang di cintai oleh Yaku selain dirinya, namun kalau itu wanita itu tidak masalah.
"Saya senang, semoga saja kita bertemu dengan Harumi-chan" ucap Lev, di balas anggukan Yaku. Mereka pun melanjutkan acara beres beres di apartemen yang menjadi rumah mereka lagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita Berdua [LevYaku] ! END ! #INDONESIA
FanfictionTahun ajaran baru kelas 3 bagi Morisuke Yaku. Mulai dari tahun ini mungkin dia akan menemukan cerita hidup baru, dan dimana awal cerita hidupnya di mulai... Bertemu dengan Haiba Lev bukanlah hal yang buruk, dia senang Si Tiang Bule itu ada di sisiny...