BAG 17

295 35 24
                                    

"bukankah sudah kukatakan! Jangan membelinya tanpa resep dokter! Kenapa bibi tak bisa kooperatif denganku? Apa bibi tak ingin melihat Irene sembuh?"

"Maaf kan saya Dokter, Saya tak bisa menolak Nona saat itu saya terlalu takut"

"Aish! semuanya sudah terjadi! mau bagaimana lagi sekarang" Eunhyuk menatap sosok yang terpejam didepannya. "Apa dia masih belum sadar?"

"Ne. sudah dua hari Nona belum sadarkan diri"

"Kita hanya bisa menunggu kesadarannya sekarang. Segera panggil aku jika Irene telah sadar" kata Dokter Lee Eunhyuk menatap khawatir pasiennya beberapa saat sebelum meninggalkan ruangan.

.

Kyuhyun membuka pintu kamar pagi sekali. Ia ingin melihat keadaan Sungmin setelah dengan cepat pulang kerumah dan membersihkan diri saat mata hari belum terbit dan kembali saat fajar mulai terlihat. Kyuhyun menatap kedua kelopak mata yang masih terpejam didepannya. Telunjuk panjangnya tergerak mengelus mata dan wajah Sungmin. Wajah terlelap itu tampak tenang. Seulas garis bibir Kyuhyun tersenyum setidaknya ia tahu sekarang Sungmin sudah sadar dan ia tak perlu merasa cemas.

"Terima kasih telah bertahan Sungmin" kata Kyuhyun membisik tepat disisi telinga Sungmin.

"Kau tidak pergi bekerja hari ini?" tanya Heechul tiba-tiba datang membawa kotak makanan yang terbungkus kain polos bewarna coklat muda yang diletakkan diatas meja. Wanita itu menatap putranya dengan tatapan dingin tak bersahabat.

"aku akan pergi setelah melihat keadaan istriku"

Cih, Heechul mencemooh mendengar ucapan Kyuhyun. Entah apa yang dirasakan wanita itu sekarang. ia seperti tengah membenci putranya sendiri atas apa yang telah pria itu lakukan terhadap Sungmin. Meski apa yang terjadi pada kedua anaknya ia tak tahu, namun ia yakin pasti ada sesuatu yang besar yang telah terjadi hingga mengakibatkan insiden yang nyaris menewaskan menantu kesayangannya.

"Pergilah. Aku yang akan menjaganya" Kata Heechul mendorong tubuh Kyuhyun yang berdiri disampingnya untuk menjauh dari ranjang lalu wanita itu mendekat kesisi ranjang sebelum tersenyum lembut menatap wajah menantunya. Heechul mengelus kepala Sungmin penuh sayang.

"apa lagi?" kata Heechul melirik Kyuhyun yang masih diam berdiri dibelakangnya.

Sebenarnya Kyuhyun enggan pergi meninggalkan Sungmin, ia ingin kembali menunggu hingga kedua kelopak mata indah gadisnya kembali terbuka namun apa daya ia tak bisa tetap disini, jika saja tak ada masalah disana ia pasti sudah memberikan semua waktunya untuk berada disisi Sungmin

Sungmin.. aku akan menyelesaikan pekerjaan ku dengan cepat dan segera kembali. Min... baik-baiklah, tunggu aku. Ucap Kyuhyun dalam hati seolah sedang berpesan kepada gadis itu.

"aku pergi, eomma" pamit Kyuhyun sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. Heechul hanya mendengung sekilas sebagai jawaban, kembali sibuk menatap keadaan menantu kesayangannya.

.
.
.

"pikirkan baik-baik Sungmin. Atau kau akan kehilangan orang-orang disekitarmu"

Sungmin membuka kedua matanya tiba-tiba saat suara  ancaman itu terdengar. Sungmin bangkit dari keadaan terbaring dan langsung duduk diatas ranjang. Kedua matanya bergerak gelisah mengedar keseluruh ruangan. Nafasnya memburu, sedikit berat dan terputus.

"Nona" suara Bibi Han dari depan pintu menyapa, wanita itu terlihat bahagia melihat Nona mudanya telah sadar. Namun beberapa saat kemudian kedua alisnya bertaut menatap keadaan Sungmin yang sepertinya tidak baik baik saja. "Nona" panggil bibi Han lagi "Nona, apa ada yang nona inginkan?" tanya Bibi Han sementara Sungmin masih menatap gelisah kepadanya dan keseluruh ruangan.

As Cold As StoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang