Miss you

64 9 4
                                    

Jangjun menatap butiran salju yang turun ke bumi. Jangjun jadi teringat Sungyoon. Apakah hutan yang menjadi tempat tinggalnya itu juga tertutupi salju? Kalau iya, apakah Sungyoon mengenakan pakaian yang cukup hangat?

Entahlah, tiba-tiba Jangjun teringat Sungyoon belakangan ini.

"Ma, musim panas nanti Jun ke rumah Kakek lagi ya?"

Mama mengernyit, "Musim panas masih lama sayang, Mama gak tau juga bisa ke sana atau enggak"

"Loh? Kenapa? Jun pengen ke rumah Kakek lagi, Ma~"

Mama mengusap kepala Jangjun sayang.

"Iya deh, Mama usahain. Tapi Mama gak janji ya, kita liat aja nanti kedepannya gimana"

Jangjun menghela nafas, kecewa karena itu bukan jawaban yang ia inginkan.

Ia kembali mengaduk-aduk coklat hangat yang Mamanya buatkan. Coklat ini sangat manis sih, tapi lebih manis lagi senyuman Kak Sungyoon.

"Huh... Kak Sungyoon kangen Jun juga gak ya?"

🐮🐰

Sungyoon menatap ukiran di kulit pohon ditengah hutan. Tapi Sungyoon tak bisa membacanya, ia tak pernah bersekolah. Jadi ia buta huruf.

Tapi tenang saja, Sungyoon pasti akan bisa membacanya kok. Tapi nanti, saat Sungyoon selesai mempelajari buku yang Jangjun bawa untuknya. Buku ejaan.

Jangjun sempat mengajarinya beberapa kali, tapi tentu saja itu tak membuatnya langsung hafal.

Sungyoon sangat serius belajar agar bisa membaca, sampai rela merubah tubuhnya menjadi transparan agar bisa belajar bersama anak-anak kecil disana.

Sebenarnya bisa saja Sungyoon memunculkan wujudnya, tapi entahlah. Sungyoon hanya tak mau mengenal orang lain selain Jangjun. Itu saja.

"Kau tenang saja, musim panas tahun depan nanti pasti aku sudah bisa membaca ukiran mu"

Bibir Sungyoon melengkung ke atas tanpa sadar. Ini kali keduanya ia tersenyum karena bocah cerewet itu. Mungin benar, anak itu membawa pengaruh yang cukup besar baginya. Bahkan saat ia tak ada saja, Sungyoon masih bisa tersenyum karenanya.

Sepertinya kau sangat menyukai anak jelek itu, Sungyoon.

"Aku tidak tau, Paman. Tapi sepertinya iya"

Aku tidak bisa melarang mu kalau begitu.

Sungyoon mendelik.

"Kalau kau larang pun, aku akan tetap berteman dengannya"

Haha... Kau mulai ikut keras kepala sepertinya, Sungyoon. Semoga anak itu tidak terkejut melihat tingkah barumu ini.

Sungyoon kembali menatap ukiran itu.

"Terserah kau saja, Paman. Aku hanya ingin membaca tulisan ini dengan benar"

Ya baiklah, kalau begitu aku akan pergi.

Sungyoon beralih menyandarkan punggungnya pada pohon itu. Tangannya terulur untuk menyentuh liontin perak pemberian Jangjun.

Jujur, Sungyoon sangat menyukai benda ini. Sangat berkilau dan cantik. Seperti yang Jangjun bilang, sangat cocok dengan kulit putih dan leher jenjangnya.

Firefly Forest; jangyoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang