Sungyoon's Writing

70 8 0
                                    

Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Jangjun bisa berlibur ke rumah Kakek Minho lagi. Kali ini hanya sendiri, Jangjun merasa kalau dirinya sudah dewasa dan tidak perlu lagi ditemani.

Orang tuanya sempat bertanya kenapa dia sangat senang sekali berlibur ke pedesaan kakeknya, ia sempat bingung mau menjawab apa. Masa harus bilang kalau ada makhluk hutan yang menunggunya berkunjung? Yang ada nanti malah tidak diizinkan ke sana lagi.

Jadi Jangjun hanya bilang kalau dia suka pemandangan disana dan juga ingin menemani Kakek Minho yang sudah semakin tua. Begitulah Jangjun mendapat izin pergi sendiri.

"Kek, Jun pergi dulu ya" pamit Jangjun sambil mengenakan sepatunya.

Kakek Minho keluar rumah dengan tongkat ditangannya.

"Kamu kelihatannya senang sekali kalau sedang disini, memangnya ada apa?"

Jangjun hanya tersenyum malu.

"Kakek gak usah tanya deh, Jun jadi malu"

Kakek Minho terkekeh, sepertinya cucu manja nya itu sedang jatuh cinta pada anak desa disini. Baiklah, Kakek Minho harus mencari taunya sekarang.

Bicara tentang cinta, Kakek Minho jadi teringat mendiang istrinya.

"Ya udah, Jun pergi ya Kek"

Kakek Minho mengangguk mengizinkan. Soal cinta itu tidak boleh dilarang, itu prinsipnya.

Jangjun melangkah ringan ke dalam hutan, ia sempat berpapasan dengan anak-anak kampung yang dulu. Mereka juga sudah beranjak dewasa seperti Jangjun.

Dua dari mereka tumbuh menjadi anak yang manis, Midam dan Winwin. Sedangkan Mingyu semakin hitam saja, sepertinya anak itu memang sering main lumpur dan panas-panasan. Seokmin semakin tonggos. Sedangkan Jaehyun... Ya Jangjun akui dia lumayan tampan.

Kalau Jaehyun tinggal di kota, pasti anak itu akan menjadi cowok populer. Sayang disini tidak begitu mengikuti perkembangan gadget. Mereka hanya punya ponsel jadul yang cuma bisa SMS dan nelpon saja.

Ah lupakan mereka, Jangjun harus fokus pada satu tujuannya. Choi Sungyoon.

"Sungyoon! Aku kembali~"

Seperti sudah kebiasaan, Jangjun akan berteriak menyapa Sungyoon begitu menerobos gerbang hutan.

"Aku di atas sini, kau naiklah" ucap Sungyoon ketika Jangjun melewati pohon yang ia duduki.

Jangjun menggeleng tak setuju.

"Mending kamu yang turun kesini, aku mau nunjukin sesuatu"

Dengan terpaksa, Sungyoon turun dari atas pohon. Padahal ia sedang nyaman duduk disana.

"Ada apa?" Tanya nya saat sudah menapaki tanah.

Jangjun membuka resleting tas kecil yang tersampir di pundaknya. Lalu mengangkat benda persegi panjang dengan gambar apel tergigit.

"Benda apa itu?" tanya Sungyoon heran. Baru pertama kali ia melihat benda seperti itu.

"Ini namanya telepon genggam, tapi biasa disebut Handphone. Benda ini yang selalu nemenin aku main dari kecil, ya kalo lagi males main keluar aja sih. Ya gitu deh"

Sungyoon mengangguk-angguk saja.

"Lalu untuk apa kau menunjukannya padaku?"

Jangjun kembali tersenyum lebar.

"Ayo kita foto!! Selfie Selfie!!" pekik Jangjun semangat.

Sungyoon menggaruk pipinya.

"Foto? Apa itu?" Ia semakin bingung dibuatnya.

Firefly Forest; jangyoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang