Festival of Lights

74 9 4
                                    

Jangjun berjalan berdampingan dengan Sungyoon. Tubuh mereka berjarak 30cm, lebih dekat dari biasanya.

Malam ini Sungyoon memakai pakaian tradisional desa, Jangjun juga sama. Tapi Jangjun meminjam pakaiannya Kakek Minho, sedangkan Sungyoon entah darimana pakaian itu. Katanya itu pakaian khusus untuk acara tahunan ini.

Ngomong-ngomong, festival ini diadakan didekat hutan rumah Sungyoon. Tepat didepan tanda dilarang masuk. Makannya banyak makhluk dari hutan juga ikut bergabung dengan mengubah bentuknya menjadi seperti manusia pada umumnya, seperti Sungyoon. Lagipula pengunjung disini diwajibkan memakai topeng wajah. Jadi mereka tak akan melihat wajah pucat para roh roh halus yang ternyata ikut berbaur dengan mereka.

Tapi mereka berbeda dengan Sungyoon, mereka tak akan lenyap meski bersentuhan dengan tubuh manusia. Membuat Sungyoon iri dibuatnya

"Sungyoon, aku gak suka kamu pake topeng" ujar Jangjun. Ia melepas topeng yang dipakainya.

Kali ini mereka sedang duduk di atas batu besar sambil memandangi kelap-kelip lampu tumblr yang menghiasi area depan hutan.

Sengaja menjauhi kerumunan, karena menunggu hari larut. Supaya tak terlalu banyak pengunjung dan menghindari manusia yang bisa saja tak sengaja menyentuh Sungyoon.

"Memang kenapa kalau aku pakai topeng?" tanya Sungyoon dibalik topengnya.

Jangjun terkekeh, "Wajah cantikmu jadi gak keliatan"

Sungyoon menunduk menatap kakinya.

"Mungkin aku akan merona jika aku adalah manusia"

Jangjun tersenyum lembut.

"Apapun kamu, aku tetap cinta sama kamu"

Sungyoon mengangkat kembali wajahnya.

"Cinta? Kamu mencintaiku?"

"Iya, bahkan aku gak tau kapan aku mulai jatuh cinta sama kamu"

Jangjun menggerakkan kakinya ke depan belakang, dia agak gugup sekarang.

"Aku pernah mendengar kata itu dari Paman Baros, tapi aku tidak tau apa itu cinta sebenarnya. Bisakah kau menjelaskan apa itu cinta, Jangjun?"

Sungyoon membuka topeng wajahnya, ia menatap Jangjun dengan raut wajah seperti biasa. Datar.

"Hah..." Jangjun menghela nafas panjang.

"Jatuh cinta itu ketika dia gak ada di samping kamu, kamu ngerasa rindu serindu-rindunya sampe rasanya kamu pengen hari-hari tanpa dia itu cepat berlalu. Kamu bakalan sedih kalo rasa rindu itu gak terobati. Dan kalau udah gak kuat, bisa aja kamu nangis tanpa sadar"

Ketika Jangjun melupakan dirinya selama enam tahun itu, Sungyoon merasa sangat rindu. Ia juga ingin hari-hari cepat berlalu agar musim panas segera tiba dan Jangjun akan kembali padanya. Bahkan sampai tak sadar kalau air matanya sudah mengalir.

"Kalo kita ketemu sama dia, rasanya jantung kita itu lagi lari maraton. Dakdikduk gitu. Apalagi kalo liat dia senyum, rasanya pengen pingsan karena saking bahagianya bisa liat dia senyum"

Sungyoon selalu suka ketika Jangjun bercerita dengan semangat tentang kehidupannya di kota. Sungyoon selalu suka bagaimana Jangjun tertawa dengan leluconnya sendiri dan bagaimana ekspresi wajahnya berubah dengan cepat.

"Kita akan lebih sering ngeliatin dia tanpa sadar, dan mikirin banyak hal tentang masa depan atau hal hal yang bahkan mungkin gak akan pernah bisa dilakuin di dunia nyata"

Setiap kali melihat Jangjun, Sungyoon sering membayangkan bagaimana jika ia adalah seorang manusia biasa. Nantinya ia akan menikah dengan Jangjun dan memiliki beberapa anak manis dan lucu.

Firefly Forest; jangyoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang