Sadi's Little Secret

126 24 7
                                    


Di kantor november 2020

Sadi memijat pelipisnya pelan setelah melepas kacamatanya. Kepalanya itu butuh istirahat setelah seharian duduk di depan laptop dan monitor di cubicle kecilnya itu.

Workload dengan sangat berat hati harus bertambah lebih banyak lagi. FYI, Daniel - Aldi malah barengan self quarantine karena mereka berdua positive covid setelah meeting di luar seminggu yang lalu. Alhasil Sadi Dan Dino yang selamat dari serangn virus itu harus kebagian workload Aldi dan Daniel yang tersisa karena deadline percetakan semakin dekat.

"Mbak balik aja duluan." Ujar Dino sambil meregangkan badannya. Sumpah, Sadi sebenernya mau banget pulang mah. But, Sadi being Sadi, ia pasti akan menjawab, "Nanti, kalau Kang Daniel sama si Aldot masuk, kita bales dendam, Din!"

Ding!

Sadi melirik pop up whatsapp yang muncul di laptop-nya.

Yang, aku di depan, belom makan, kan?

Buru - buru Sadi membalas,

Bentar, Mas, aku ke depan.

"Din, aku ke depan dulu bentar ya?" Ucap Sadi sambi bangkit dari kursinya dan meraih ponselnya yang sedang di-charge.

"Oke, Mbak!" Dino menganggukkan kepalanya dengan kedua matanya yang sedang terpejam itu.

Sambil meregangkan otot - otot tangannya dan lehernya yang pegal, Sadi berjalan menuju lobi kantornya, tempat Nugi menunggunya.

"Saaad~ Saad? Lo mau ke bawah?"

Langkah Sadi terinterupsi Kal yang sedang duduk dengan laptopnya di bagian lounge bersama Mas Ucup dan Sakti si anak event planner.

"Ngg. . Nggak sih, Mbak. Cuma mau ke lobi." Jawab Sadi.

"Oh, ya udah deh." Kal menganggukkan kepalanya tanpa niatan untuk salty sama sekali. Dia tau kok, semua orang pasti lagi capek dan hectic sendiri menjelang deadline begini. Apalagi ada beberapa karyawan yang izin karena positif covid.

"Eh, tapi kalau Mbak mau nitip sesuatu, biar aku beliin ke bawah." Tawar Sadi.

"Beneran nih?" Kal memastikan, yang kemudian diiyakan oleh Sadi.

"Oke, kalau gitu, gue nitip bistik ayam solaria dong!? Mas Ucup mau nitip juga? Lo Sak?" Tanya Kal ke Mas Ucup dan Sakti.

"Gue caffè americano yang tall deh satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue caffè americano yang tall deh satu." Mas Ucup pun menyebutkan pesanannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dispenser [SVT Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang