Di kantor, somewhere around june 2019"Gaes pada laper nggak?" Tanya Daniel ke dua temannya yang masih sibuk dengan komputer mereka masing - masing.
"Kenapa? Lo mau traktir kita, Kang?" Yang jawabnya rada sewot ini namanya Aldi. Kalau dia lagi laper jangan dipancing, senggol bacok nanti.
"Tau nih! Kang Daniel nawarin mulu, no eksyen sama dengan hoax!" Balas Dino si bungsu di divisi design itu.
"Ya bukan gue atuh yang traktir." Daniel melirik satu - satunya perempuan yang ada di timnya. Namanya Sadira atau bisa dipanggil Sadi.
"Sad. . Jajanin dong! Kita laper nih!" Daniel menggeser kursinya ke sebelah Sadi.
"Lah? Kok jadi aku, Kang?" Sadi menatap Daniel horor, lalu dua pasang mata lainnya ikut menatap Sadi penasaran.
"Baru jadian jangan pelit - pelit, Sad. Zakat dulu atuh! Biar nggak kena azab indosiar." Sambung Daniel sambil menyunggingkan senyum yang membuat matanya hilang itu.
"Mana ada Kang! Ngaco ih!" Sadi menggelengkan kepalanya.
"Lah Sad? Lo jadian sama siapa? Kan gue belom ajakin balikan?" Sekarang giliran Aldi yang kaget sendiri. Fyi, Aldi sama Sadi pernah pacaran waktu SMA.
"Idih si Aldi apaan coba?" Cibir Sadi.
"Makanya Bang, jangan bacot mulu ngajak balikan keburu dipepet yang lain kan Mbak Sadinya?" Sebuah skakmat dari Dino sukses membuat mereka bertiga ngetawain si Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dispenser [SVT Local AU]
ChickLitMasnya itu kaya dispenser. Kadang anget, kadang panas banget, kadang sejuk, kadang dingin banget. Tapi kita tetep butuh kalo aus. Aus kasih sayang maksudnya. . . . A SVT Local AU because we need seventeen boyfies right? . . . Somewhere around febru...