What A Birthday

226 25 11
                                    


22 Oktober 2019, happy birthday Kal.


Waktu kita kecil, mungkin kita nggak ngerti makna ulang tahun itu apa. Buat kita ulang tahun mungkin sekedar ada acara, di rumah (atau di fast food resto yak) terus banyak yang dateng bawain kado buat kita. Waktu remaja mungkin masih ngarepin kado, tapi kayanya kita bakalan lebih bahagia kalau orang yang kita suka jadi orang pertama yang ngucapin selamat ulang tahun untuk kita. Terus kalau diumur 28 gimana? Apa masih suka nerima kado dan ucapan dari orang yang disuka? Ya jawabannya tentu saja. Tapi bedanya, diumur 28 ini, daripada jumlah ucapan ulang tahun dan kado yang dia terima, Kal lebih merasa bersyukur dia masih dikasih kesempatan ngelewatin ulang tahunnya sama orang - orang yang dia sayang, yang peduli padanya dan bahagia hanya dengan fakta kalau mereka ditakdirkan untuk masuk ke kehidupan masing - masing.

"I wish I was there. ." Keluh Leo dari Paris sana –karena dia harus jadi best man nikahan sepupunya –waktu dia dan Kal sedang berada dalam sesi birthday call tengah malam waktu Jakarta.

"Ya kalau kamu disini kamu juga nggak bakal ke rumah aku tengah malem kan, Yoo~ please deh." Kal terkekeh pelan.

"Tapi, paginya aku bisa nganter kamu ngantor." Leo masih ngotot rupanya. Bucin, bucin. Nggak ada obat.

"Tau nggak kamu tuh kesannya bikin aku kaya pacar ngambekan yang bakal ngambek gara - gara kita nggak bisa ketemu pas aku ulang tahun."

"Emang kamu nggak ngambek? Nggak bakal nyuekin aku berhari - hari? Hmm?"

"Ih, aku nggak se-simple minded itu kali Yo~ kamu maaah~"

"Yeee. . Ngegas hahaha. . Ya udah, kalau gitu mau dikadoin apa Cheesecake?"

"Apa yaaa? Besok - besok aja gimana? Lagi nggak bisa mikir niiiih~"

"Kado tahun lalu juga belom kamu tagih, come on, let me give you something. Tell me."

"Beneran Yoo~ clueless aku tuh! Sekarang lagi nggak ada yang bener - bener aku mau. . Tapi kalau ada, nanti aku kasih tau."

"Oke deh. . Oke. ."

"Yo, aku tidur duluan boleh nggak? Besok meeting sama si author ganjen yang naksir Ale. Butuh asupan energi."

Dari tempatnya, Leo bisa membayangkan wajah cemberut Kal. Dia tau banget segedek apa Kal sama si author yang setahun belakangan kerjasama sama universe publishing itu. Dan waktu Kal bilang ganjen, it literally means ganjen. Leo liat sendiri kok, waktu mereka workshop bareng.

"Jangan emosi ya, tahan - tahan. Inget, buat nonton konser!" Leo mengingatkan.

"Masih bisa tahan aku tuh. Kan aku penyabar."

"Tapi yang kaya kamu lebih serem Cheesecake. Keselnya kamu tumpuk, terus pas meledak nggak tanggung - tanggung."

"Says orang yang sama persis kalau dia kesel gimana." Ledekan Kal berhasil membuat Leo tertawa di seberang sana.

"Kal. ."

"Hmmm. ."

"Love you. Really do. Tunggu aku balik ya."

"Kok jadi mellow gini sih?"

"Nggak tau. . Mungkin efek kamu 28 hahaha. ."

"Ya tau aku 28 masih nggak panggil Mbak. Nggak sopan!"

By the way, Leo umurnya lebih muda dari Kal dua tahun, which means that ALE JUGA LEBIH MUDA DARI KAL. Ya, tapi dia bos kan, jadi ya gitu deh ckck.

"I prefer Nyonya Miko daripada Mbak Kal haha."

"Says orang yang nggak ngelamar - lamar."

"Oh jadi mau dilamar? Hmmm?"

"Ya nggak sekarang juga Yoo. . Udah ah, aku tidur dulu ya~ good whaterver time is there lah."

Dispenser [SVT Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang