These Walls

93 4 4
                                    

Garage Studio Leo, 20 Januari 2022

Jemari yang sedari tadi sibuk menari diatas tuts keyboard dan sesekali terangkat kearah mulut karena si pemilik butuh bantuan untuk menghisap rokoknya itu, berhenti sejenak karena benda persegi empat yang bertengger diatas keyboard-nya itu berbunyi singkat, tanda ada pesan yang masuk.

Jemari yang sedari tadi sibuk menari diatas tuts keyboard dan sesekali terangkat kearah mulut karena si pemilik butuh bantuan untuk menghisap rokoknya itu, berhenti sejenak karena benda persegi empat yang bertengger diatas keyboard-nya itu berbuny...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua sudut bibirnya terangkat tanpa ia sadari. Namun, sedetik kemudian ada perasaan yang janggal.

Itu bukan Kal.

Pikirnya.

Tapi, Leo tetap membalas pesan yang berisi pertanyaan tentang bagaimana kabarnya hari itu. Apakah ia masih stuck dengan lagu yang sedang dikerjakannya. Pertanyaan-pertanyaan yang biasanya selalu terlontar dari Kal. Setelah mengirim balasan untuk caller id Mawar MD itu, Leo pun mencari kontak pacarnya. Kapan terakhir kali ia menghubungi Kal?

Oh shit!

Umpat Leo reflek saat melihat histori panggilan mereka yang terakhir terjadi sekitar seminggu yang lalu. Sejak kapan ini terjadi? Buru-buru Leo menelpon Kal dan syukurlah panggilan itu langsung diangkat setelah beberapa dering pertama.

"Halo..." Panggil Leo.

"Hmm... Kenapa, Yoo?"

Dari suaranya, kentara sekali kalau mbak pacar itu terbangun dari tidurnya karena telepon dari Leo. Dilihatnya jam dari layar ponselnya. Sudah pukul setengah dua pagi. Ya, pantas saja.

"Yang? Aku bangunin kamu ya? Mau aku matiin aja?" Tawar Leo.

"Jangaaaaaan~ Aku udah bangun kok..." Ngomongya begini. Tapi suara nguapnya kedengeran abis itu.

"Bener nih?"

"Iya Mas Miko yang budiman. Kamu apa kabar?"

Padahal pertanyaan ini sudah ratusan kali saling mereka lontarkan untuk satu sama lain. Akan tetapi, saat itu pertanyaan itu terasa asing. Terasa seperti basa-basi orang lain pada umumnya.

"Yang..." Leo tidak langsung menjawab pertanyaan Kal.

"Ya?"

"Kamu kenapa nanya gitu? Canggung banget?"

"Canggung mah kalau aku nanyanya berapa pasaran cabe merah sekilo sekarang. Nanya kabar mana canggung? Kita kan udah semingguan nggak ngobrol? Aneh deh kamu."

Iya. Leo aneh. Yang merasa canggung hanya dirinya. Sementara, Kal tetap dengan playful remark-nya. Seolah-olah tidak ada yang salah dengan hubungan mereka yang semakin minim intensitasnya itu.

"Masa kamu nggak tau kabar aku? Kamu nggak ngecheck instagram hari ini?" Leo berusaha mengimbangi sikap santai Kal dengan candaan 'superstar'-nya.

"Yeuu.. Itu mah Mas Artis. Mas pacarku beda lagi. Udah jawab cepetan!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dispenser [SVT Local AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang