Quadra

370 42 3
                                    

"Nak, kenalin ini kakaknya Jean," ujar Dian, begitu Reyna memasuki ruang makan bersama Jean.

'Kok ganteng,' batin Reyna begitu melihat Jena yang sedang mengobrol bersama Jian, sepupu Jean dan Jena.

"Jen, kenalin calon mantu ibu," Jena hanya tersenyum dan sedikit mengangguk pada Reyna, namun mampu membuat Reyna terpesona padanya.

"Kenalin mas, Reyna," ujar Reyna sembari mengulurkan tangannya dengan senyum manis yang terluas di bibir. Namun, semuanya terdiam.

"Pfffttt, hahahaha," tawa Jean dan Jian pecah, mendengar teteh mereka dipanggil mas, apalagi melihat muka Reyna yang nampak kebingungan.

"Kamu kenapa ketawa?" bisik Reyna pada Jean.

"Ini kembaranku, namanya teh Jena, and for your information, teh Jena ini perempuan sayang,"

"Tapi, ganteng gitu," celetuk Reyna yang langsung menutup mulutnya mengundang senyum tipis dari Jamal dan Jena.

"Bukti kalo gue lebih ganteng dari lo," ejek Jena pada Jean.

"Dih, pede lo," sahut Jean tak terima, enak saja, jelas-jelas ia anak laki-laki paling ganteng di rumah ini.

"Iyalah, pacar lo aja ngakuin," jawab Jena membuat Reyna merasa canggung.

"Mbak Jena, maaf Reyna nggak tau,"

"Eh, nggak papa Rey, panggil Jena aja ya,"

"Udah yuk, kita makan dulu, nanti dilanjutin lagi ngobrolnya,"

Semuanya pun memulai makan dengan khidmat.

...

"Mau lanjut kemana lo abis ini, Ji?" tanya Jena pada Jian. Saat ini mereka tengah bersantai di ruang keluarga, Ibu sama Abah di sofa besar saling menyandar dan menonton TV sambil mendengarkan obrolan anak-anak. Reyna sama Jean duduk bersama di sofa satunya, sedangkan Jena sama Jian lesehan di bawah sambil nyemil.

"Masih belum tau sih teh, toh gue baru lulus ini, nikmatin dulu lah liburannya, capek belajar terus," sahut Jian.

Jena memutar matanya jengah, "Justru karena lo udah lulus, harus nyiapin mau kemana, nikmatin-nikmatin, ntar liburan selesai lo malah belum siap apa-apa, gimana si," omelnya.

"Iya iya,"

"Ji, tapi kata Jena bener lo, nih si Reyna pernah nangis, karena kaget sama dunia kuliah, gimana lo nanti," timpal Jean yang langsung dipukul oleh Reyna.

"Jangan gitu ngomongnya, nanti dia malah takut," ujar Reyna pada sang kekasih.

"Ji, kalo kata mba sih, kamu nggak papa kok nikmati waktu libur kamu, tapi sambil disiapin juga keperluan lainnya, terus kamu mau ngelanjutin kemana, sambil dipikirin, tapi jangan sampai kamu terbebani, let it flow aja," ujar Reyna, yang disetujui ibu.

"Iya bener le, mumpung kamu liburan di sini juga, bisa sambil tanya-tanya mba-mba mu ini dulu gimana persiapannya, atau tanya sama mas Jean kalo kamu mau sekolah masak,"

"Iya bude, tapi kalo sekolah masak nggak dulu deh,"

"Oh iya, jadi Ji punya temen, dia sebelumnya sakit dan baru bener-bener sembuh dari sakitnya dia, terus liburan ini rencananya-"

"Ajak aja ke sini Ji," potong ibu membuat Jian tersenyum sumringah.

"Boleh bude? Niat Jian emang gitu,"

"Boleh aja, makin banyak orang kan makin rame, ibu sama abah nggak masalah,"

"Terus....." Jian sedikit ragu untuk menyampaikannya, pasalnya tetehnya ke sini untuk liburan sebelum sidang nanti. Yang ia tau tetehnya sudah berpusing ria menyusun naskah skripsinya dan setelah diacc, langsung pulang kampung untuk istirahat sebentar.

"Terus kenapa Ji?" tanya Dian lagi pada Jian.

"Hehe, mau minta bantuan teteh, aa, sama mba boleh?" tanya Jian agak sungkan.

"Apa?"

"Malu bilangnya bude," ucap Jian sembari menunduk.

"Kok malu, kenapa sih?"

"Paling juga nih bocil suka sama tuh orang," gumam Jena pelan, namun sayangnya didengar oleh Jian.

Pemuda itu menatap berbinar pada Jena, "Bantuin ya teh,"

"Nggak, nggak mau, nggak jago gue gitu-gituan," Ia pulang ke rumah biar bisa refreshing sebelum sidang skripsi, nggak mau melakukan hal-hal merepotkan dulu. Punya gebetan saja tidak, sudah dimintai tolong begituan.

"Heh, adeknya minta tolong itu," tegur Jamal pada putrinya, walaupun dirinya tak tau apa yang dimaksud Jian.

"Iya, dek Jian, nanti teteh bantuin," ujar Jena dengan senyum paksa di wajahnya.

Jian menoleh dengan cepat, menatap mata Jena, "Yesss, makasih teeeehhhhh....."

TBC

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang