Bis

812 53 1
                                    

"Permisi, selamat pagi!" ucap seorang pemuda(?) sembari memasuki rumah dengan tas besar di punggungnya.

Tak lama tampak seorang wanita paruh baya yang masih cantik diusianya keluar dengan terburu-buru, "Loh Jena, kok nggak bilang kalo mau pulang? Kan ibu bisa suruh Abah atau Jean buat jemput kamu,"

"Biar surprise bu," ucap Jena seraya mencium tangan sang ibu dan memeluknya erat.

Ngomong-ngomong, Jean itu kembarannya Jena.

"Emang Jean udah pulang?" tanya Jena setelah melepaskan pelukannya dan keduanya pun mendudukkan diri di sofa.

"Udah tuh lagi masak di belakang," Ibunya menatapnya dengan senyuman, seperti tak menyangka putrinya sudah ada di hadapannya setelah dua tahun tak pulang karena kuliah di kota orang dan keadaannya yang tidak memungkinkan. Tapi, tak lama senyumannya langsung hilang ketika menyadari sesuatu.

"Rambutmu kenapa di potong gini sih, anak perempuan ibu jadi kaya laki-laki, ntar nggak ada yang mau gimana?" ujarnya sembari mengacak-acak rambut sang putri.

"Ya gimana, panas bu, gerah, daripada ribet ngiket rambut tiap pagi, belum kalo keramas keringnya lama, ribet, mending gini, keren nggak bu?" ujar Jena sembari merapikan rambutnya dengan senyuman.

"Keren sih, ganteng juga ngalahin Jaemin, mirip abah," ucap Ibu pelan tak memungkiri bahwa anak-anaknya akan selalu keren di matanya dengan penampilan apapun.

"Tapi keteknya jangan diumbar-umbar," lanjut sang ibu yang hanya dibalas cengengesan oleh si empunya.

"Ya udah kamu istirahat dulu gih, ibu mau nyelesain masak dulu," ujar ibu sembari beranjak, namun di tahan oleh Jena.

"Biar Jean aja sih bu, percuma dia sekolah masak kalo ibu juga yang masih masak," ujarnya dengan dengan wajah merengut.

"Kamu nggak mau makan masakan ibu emang?" tanya ibu dengan alis terangkat.

"Ya maulah,"

"Ya udah berarti ibu yang masak, dah sana kamu istirahat," ujar ibu seraya meninggalkan Jena yang kini menggeret tasnya menuju kamar yang sudah lama ia tinggalkan.

...

"Yang, ntar ke rumah ya, aku mau ngenalin kamu sama seseorang," ucap Jean sambil mengaduk masakan yang sebentar lagi matang.

"Siapa?"

"Adadeh, orangnya spesial, jadi kamu harus ke rumah," Jean tersenyum lebar sembari mencicipi masakannya, tak menyadari jika ibu berdiri di belakangnya sambil menggelengkan kepala.

"Spesial mana sama aku?"

"Maaf ya yang, kali ini dia lebih spesial,"

"Hayo, kalo masak jangan sambil teleponan, mentang-mentang mau tunangan," tegur ibu sambil menggoda Jean.

"Tau tuh bu, marahin-marahin,"

"Eh nak Reyna, kapan ke sini lagi? Nanti kita masak bareng-bareng ya, sama kakaknya Jean," ucap ibu pada gadis yang ada di seberang samapada gadis yang ada di seberang samadengan senyuman.

"Iya bu, nanti kita masak-masak lagi," ucap Reyna, kekasih Jaemin sembari tersenyum manis.

"Rey nanti malam ke sini kok bu, tenang," ucap Jaemin setelah mematikan kompor dan mengambil handphonenya

"Beneran nak? Apa nggak capek kamu?"

"Iya bu, katanya ada orang spesial yang mau dikenalin, Rey nggak capek kok bu,"

"Yang, ku matiin dulu ya, nanti malam ku jemput," ucap Jean dan menekan tombol merah.

"Padahal ibu masih mau ngobrol Je," gerutu ibu.

"Ngobrol bisa nanti bu, sekarang Jean tanya, ibu ke dapur niatnya mau ngobrol sama Reyna atau mau masak?" ujar Jean yang kini sedang mencuci peralatan memasaknya.

"Ya mau masaklah, buat teteh baru pulang dia," jawab ibu.

Fyi, Jena di rumah dipanggilnya teteh, soalnya mirip sama Abah yang keturunan Bandung.

"Nah kan, kalo gitu Jean mau ke teteh dulu, dadah ibu muach," Jean segera beranjak setelah mengecup pipi sang ibu. Ia sudah sangat merindukan kembarannya itu.

Tok....tok.....
Diketuknya pintu kamar Jena dengan senyum lebar.

"Masuk," Jean segera memutar knop pintu dan membukanya.

"Loh teh Jena mana?"
.
.
.
TBC

Hiiii!

Jeno as Jeana Nolan Pramudya (22 tahun)
Jaemin as Jean Pramudya (22 tahun)
Jaehyun as Jamal Pramudya (Abah) (48 tahun)
Doyoung as Dian Anandya (Ibu) (49 tahun)
Renjun as Reyna (22 tahun)

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang