f i n a l

508 53 3
                                    


*Cuman 500-an kata aja, gak banyak*



Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu. Dirinya setengah menyerah, nyaris kehilangan arah dan hampir kehilangan semuanya.

Pada saat seperti itu, ia perlu melihat ke sekitar. Lalu, menemukan orang yang mendukungnya di saat dirinya merasa lemah.

Tangannya terulur mengelus batu nisan dengan taburan bunga di depannya. Jika dihitung, sudah hampir satu minggu sang Ibu memilih untuk menyerah menjalani hidup. Juga, hampir satu bulan setelah sang Ayah telak dijatuhi hukuman penjara dengan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan percobaan pembunuhan.

Menjebloskan tuan Kim tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pria itu selalu mengelak dari tuduhan yang ditujukan padanya, mencari segala cara licik untuk menyangkal. Lalu pada akhirnya kakek Taehyung yang menjabat sebagai kepala kepolisian turun tangan. Mengungkapkan semua kebusukan anaknya tanpa kenal takut.

Karena baginya, kebahagiaan Taehyung lebih dari sekedar harta yang ia punya.

Semua berjalan sesuai keinginan Taehyung awalnya. Operasi sang Ibu pada hari itu berjalan dengan lancar. Seluruh luka sayatan telah ditangani dengan sangat baik. Hanya saja, kondisinya kritis setelah operasi. Sang Ibu koma. Membuat fokus Taehyung terbagi yang saat itu tengah mengurus keperluan sidang untuk sang Ayah.

Dan pada hari dimana hakim menetapkan hukuman, Taehyung mendapat kabar bahwa nyawa Ibunya tidak lagi bisa diselamatkan.

Hatinya hancur. Hancur sekali. Dadanya begitu sesak saat melihat tubuh Ibunya terbujur kaku dengan kain putih sebagai penutup. Pun saat tanah menenggelamkan tubuh Ibunya, Taehyung tak lagi bisa menangis.

Ia terlalu lama merasakan luka sampai-sampai air mata bukan lagi menjadi sesuatu yang menggambarkan kesedihannya.

Dan saat itu, saat Taehyung merasa hidupnya diujung jurang. Yoongi dengan hangat mengulurkan sebuah lengan untuk menyalurkan pelukan hangat dan tepukan ringan dipunggungnya yang rapuh. Membisikkan kata-kata ajaib yang seketika membuat air matanya luruh. Menangis begitu keras di pundak Yoongi.

Disaat hidupnya sudah hampir mencapai kebahagiaan, mengapa Tuhan mengambil permata hatinya. Pikirnya kembali menyalahkan Tuhan untuk semua kejadian ini sebelum sederet kalimat Yoongi meruntuhkan amarahnya.

"Daripada menangisi yang sudah tiada, kenapa tidak ambil sisi baiknya, Taehyungie? Ibumu sudah tidak lagi merasa sakit, sudah bebas dari segala penderitaan yang ia alami selama ini. Tuhan teramat menyayangi Ibumu, juga rindu akan kehadiran Ibumu di surga sana. Jadi, ikhlas kan ya? Tuhan pasti menjaga Ibumu dengan baik.—

—kau masih punya kakek Kim yang menyayangimu, masih ada Suga yang mau berteman denganmu. Juga, aku yang akan selalu ada di sisimu kapanpun kau butuh. Jadi, jangan menyesali apapun. Kau sudah menjadi anak yang baik selama ini. Terimakasih, Taehyung. Terimakasih karena sudah bertahan disaat dunia tidak memberimu kesempatan untuk bahagia. Jadi, setelah ini ayo cari bahagiamu yang lain selain Ibumu."

Taehyung semakin mengeratkan pelukannya pada Yoongi. Mengabaikan kepalanya yang mulai terasa pening akibat banyak menangis.

"Kau bahagiaku, Gi. Kau bahagiaku. Dari dulu sampai detik ini dan akan tetap berlanjut di detik detik berikutnya."




—selesai—



End dengan sangat tidak estetik ㅋㅋㅋㅋ

Horeeee selesaiiii. Dikit ya? Hehe maaf ya kalo gak sesuai ekspektasi kalian yang baca :( dan aku sangat amat menyadari cerita taegi ini uwunya kurang wkwk i'm so sorry. Karena emang gak berniat bikin yang uwu👉👈

Oke karena sudah selesai, saatnya undur diri🙆 makasih sudah mampir baca dan makasih buat yang udah kasih votement. That's mean a lot for me♡ sampai bertemu di work selanjutnya, karena aku rencana mau bikin cerita horor :) papay, i love readers-nim♡

d e r n [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang