❤︎Happy Reading..
Sugawara terbangun dari tidur yang tak sengaja ia lakukan. Ia tertidur ketika masih merajuk pada Daichi, saat ia menggulung dirinya dengan selimut. Ntah apa yang terjadi, yang ia ketahui hanya dirinya yang baru saja bangun dan membuka matanya.
Sugawara berjalan ke arah dapur hendak mengambil air minum. Tubuhnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Panas tubuh dan pilek yang ia rasakan, mual dan sakit kepala tak terasa lagi. Hanya tinggal tubuh lelah dan lesu.
Ia melihat ke arah jam dingin yang mana terpampang pukul 16:30, sudah sangat sore dan masih belum terlihat tanda Daichi akan pulang.
Yah, mungkin dia sibuk. Bekerja sebagai orang kepercayaan memang melelahkan. Mungkin aku harus memasak makanan kesukaannya. Batinnya.
Niat itu muncul, padahal paginya ia masih kesal terhadap Daichi.
Sugawara akhirnya keluar membeli bahan makanan, dan kembali secepat yang ia bisa. Diluar seorang diri tak baik bagi kaumnya, Omega.
Kini ia mulai menyibukkan diri di dapur, memasak dengan hati-hati dan penuh ketulusan. Berharap seseorang yang akan memakannya merasa bahagia dan lega setelah mencicipi hidangan yang ia buat.
Tak terasa kegiatan yang ia lakukan berlangsung cukup lama. Jam yang terpampang di dinding ruangan itu sudah jelas menunjuk pada angka 7, dan diluar sudah gelap.
Ia telah selesai, kini duduk di sofa sembari memeluk sebuah bantal di dekapannya. Ia seperti itu bermenit-menit dan sampai sejam. Sudah pukul 8 malam dan ntah kenapa Daichi masih belum terlihat di ambang pintu manapun.
Mungkin pekerjaannya benar-benar menumpuk. Seharusnya Daichi membiarkan ku untuk pergi bersamanya. Pikirnya berulang mencoba untuk membuat dirinya tak berpikir macam-macam.
Ia mengeluh sekaligus membuat wajah cemberut akibat kesal. Ia melirik jam berkali-kali, dan selalu menolehkan kepalanya pada arah pintu.
Kerutan semakin terlihat dari wajahnya, dan juga dari sudut bibirnya. Walau merasa kesal ia masih setia untuk menunggu disana. Benar-benar menghabiskan waktu.
Ia yang bahkan sudah tertidur hampir seharian pun bisa-bisanya tertidur akibat waktu yang tak tergunakan. Cukup pulas, itu sudah berlangsung sejam dua jam jika itu dihitung.
Terdengar suara 'klek' dari arah pintu yang membuatnya tersentak kecil. Ia terbangun akibat suara pintu yang terbuka. Tentu saja dirinya yang sudah menunggu akan langsung bangun dan berjalan menuju arah dimana seseorang datang.
Pandangannya masih belum jelas, tapi ia tau itu Daichi.
"Daichii ~ Kenapa kau baru — Ugh!"
Masih belum tau kenapa, saat ia berjalan mendekat pada Daichi tubuhnya tiba-tiba ambruk. Kakinya lemas serasa tak bertenaga.
Pada akhirnya kesadarannya yang ia miliki pulih, dan disaat itu juga ia tau ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
Ia masih terduduk dengan tubuhnya yang hampir terkulai. Sesuatu tercium, aroma harum tak jauh dari posisi kepalanya yang tertunduk.
"Dhaa-Daichhii... " Ia berseru lemah dengan nafas sedikit terpenggal.
Helaan nafas berat — sangat berat dari atasnya terdengar. Itu bahkan sudah terengah-engah kuat. Sugawara mengumpulkan semua tenaga yang ia miliki dan menyalurkan pada kakinya. Ia berdiri dengan susah payah dengan berpegangan pada orang yang ada di depannya.
Sekarang ia begitu tau, sangat tau. Penyebab dari seluruh tenaga yang ia punya lenyap seketika, sesuatu yang membuat tubuhnya lemas adalah Pheromone yang dikeluarkan oleh Daichi. Itu sangat besar dan sangat kuat.
"Huh Daichi... kenapa — Hmhh.."
Mulutnya terbungkam, tubuhnya yang sudah hampir berdiri sempurna terdorong oleh Daichi. Ia kini sempura tertindih oleh tubuh besar Daichi.
Sugawara dengan sedikit kesadaran yang ia punya mencoba memberontak, sekuat tenaga dan sebisa mungkin. Tapi, tak mendapatkan hasil apapun. Daichi terlalu kuat untuknya melawan.
Sedangkan Daichi masih sibuk mengulum dan menjilati terkadang juga menyelipkan lidahnya masuk ke dalam mulut Sugawara.
Sugawara dibuat tak bisa bernafas akibat permainan lidah yang dilakukan Daichi. Sampai pada akhirnya Daichi berhenti dengan hal itu.
Sugawara mendapat kesempatan berbicara, "Daichi tenanglah, kau tidak bisa— " dan terputus lagi.
Daichi mengangkat tubuh Sugawara dengan mudah dan membawanya masuk ke dalam kamar. Ia menghempaskan tubuh pria yang ia bawa dan membuatnya lagi-lagi terkurung dalam dekapannya.
Dia sudah gila, aku ... aku hampir kehilangan kesadaranku. Pheromone Alpha yang sedang rut apa memang sekuat ini?!
Daichi kembali memburu mulut Sugawara. Walaupun karena rut membuatnya menjadi gila, tapi Daichi masih ingin memperlakukan Sugawara dengan baik.
Contohnya, melakukannya di atas ranjang bukan dilantai.
Semakin ia lihai dalam pergulatan lidah semakin kuat pheromone yang ia keluarkan. Sugawara tamat, pheromone yang dihasilkan Daichi memancing heatnya.
Disaat mulut yang bertaut saling beradu lidah di dalam sana, tangan Daichi mulai bergerak menyibak baju tidur yang di pakai Sugawara. Ia mencari sesuatu yang menonjol, dan di temukan.
Ia mengusapnya dengan perlahan terlebih dahulu, gerakan usapannya berubah dengan cepat menjadi cubitan tepat pada nipple lembut Sugawara. Lenguhan tak terelakkan keluar.
"Nghhh... "
Daichi beralih dari mulut Sugawara turun kebawah lehernya. Menciumi dan menjilat disana, tak lupa akan meninggalkan tanda kiss miliknya. Itu terus turun dan semakin kebawah, ia bertengger di pinggang dan perut bagian bawah Sugawara.
Orang yang dijamahi satu persatu oleh Daichi itu hanya bisa diam menikmati semua gerakan yang dilakukan oleh Daichi. Mereka berdua terbuai oleh aroma masing-masing.
Daichi tak tahan, ia mempercepat gerakannya. Dengan sigap ia membuka celana yang dipakai Sugawara. Itu jelas menampakkan sesuatu yang benar-benar sudah basah dan kembang kempis ingin dimasuki sesuatu.
Daichi tanpa pemanasan apapun, tanpa aba-aba sama sekali langsung menghujamkan batang dagingnya ke dalam sana. Membuat Sugawara terperanjat terkejut, sekaligus sakit karena hentakan tiba-tiba.
Dengan keadan tergesa-gesa Daichi pun tak peduli dengan 'perlahan tapi pasti'-nya kali ini. Ia memburu sejadi-jadinya ke dalam lobang milik Sugawara.
Itu sakit, bagi Sugawara itu cukup dan sangat sakit. Tapi, itu juga kenikmatan tiada tara. Ia terus menerus mengeluarkan desahan dan lenguhan tak terhentikan. Sungguh, setiap hujaman yang diberikan Daichi membuatnya selalu mengeluarkan suara desahan kenikmatannya.
-
-
-
Yeeeee gajeee wkw sampe sini dulu nih. Jadi gantung ya? Hooh iya nih, langsung lanjut chapt berikutnya ga?
-
Thanks for reading.
See you next chapter
Next Chapter 13
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Away || DaiSuga
RandomEND [Haikyuu!!] Fanfiction Characters : Sawamura Daichi x Sugawara Koushi Sugawara sengaja pergi jauh keluar kota agar tak bertemu dengan Daichi lagi. Tapi saat takdir berkata lain, Sugawara yang telah lama menghindar dari Daichi malah dipertemukan...