25

909 76 2
                                    

Malam hari setelah siang yang panjang, Sugawara berencana untuk mengistirahatkan dirinya yang lelah melayani para tamu undangan. Sebelum merebahkan diri, terlebih dahulu ia duduk di kepala ranjang. Namun seseorang dengan tiba-tiba bersandar ke pahanya.

Dengan posisi telungkup, seseorang tersebut mengalungkan tangannya ke pinggang Sugawara.

"Kita sudah sah," ujarnya masih bersembunyi.

"Hm," balas Sugawara sembari mengelus lembut surai Pria-nya.

"Anak ini juga akan lahir." Kini ia mengangkat sedikit kepalanya, lalu meraba perut Sugawara dengan lembut.

"Kira-kira, dia laki-laki atau perempuan, ya?" tanyanya kali ini.

"Kupikir, laki-laki." Jawab Sugawara mengira-ngira.

"Dia akan mirip siapa, ya ..?"

Sugawara terkekeh, Daichi mendongak ketika merasakan getaran dari tubuh Sugawara.

"Kenapa?" tanya Daichi heran.

"Kau terlihat tidak sabaran, apa kau sangat menantikannya?"

Daichi membawa tubuhnya bangun, menyudutkan Sugawara ke dinding. Mengurung dengan kedua tangan besar miliknya, mendekatkan bibirnya pada telinga Sugawara.

Ia berbisik mengatakan, "Aku tidak sabar membuat yang kedua setelah yang satu ini lahir."

Darah mendesis naik ke wajah Sugawara, paduan merah muda itu bahkan mewarnai telinganya. Ia berusaha menyembunyikan raut wajah yang ia buat namun Daichi menahannya terlebih dahulu.

"Koushi ..,"

Bulu kuduk berdiri menandakan tubuhnya yang tiba-tiba merinding. Suara Daichi yang begitu berat dengan helaan nafasnya yang semakin menjelas.

Sugawara dengan cerdiknya mengelak dengan rasa was-was.

"A-Aku lelah, aku akan istirahat lebih dulu."

Sugawara menenggelamkan diri dalam selimut tebal miliknya. Berharap Daichi tidak lagi menjadi liar.

Pergerakan seakan bobot di atas ranjang semakin berkurang menjadi tanda bagi Sugawara bahwa Daichi sudah menyerah begitu saja.

Daichi pun beranjak dari ranjang dan memilih untuk mengganti bajunya lalu naik lagi ke atas ranjang untuk tidur bersama Sugawara.

Sugawara masih berpura-pura, dalam alam sadarnya ia bisa merasakan satu kecupan dibalik selimut, tepat di bagian keningnya.

Setelahnya Daichi benar-benar membawa diri ke alam mimpi.

Esok pagi di pagi buta, ketukan pintu membuat Sugawara terbangun terlebih dahulu. Ia berjalan ke arah pintu dengan mata yang masih memicing. Membukakan pintu yang menampilkan sosok seorang pria  berbau Alpha dengan dua orang lain di belakangnya, satu anak kecil berumur 9 tahun.

"Selamat pagi, Suga!" Sapa orang tersebut membuat Sugawara sadar dengan suara familiarnya.



















Daichi membuka mata perlahan, spontan tangannya mencari keberadaan seseorang yang seharusnya ada di sampingnya. Namun tak ditemukan.

Ia bergegas bangun, keluar dari kamar dan mencari keberadaan Sugawara. Dengan sedikit gelisah ia berjalan ke ruang tamu. Untungnya ia bisa menemukan.

"Daichi, kau sudah bangun?"

Sebelum menjawab, ia menguap dengan jelas, lalu memastikan siapa orang yang bersama Sugawara di pagi hari.

"Daichi-san, maaf menganggumu pagi pagi sekali. Ini aku Hamasaka, dan ini istri dan anakku, aku juga membawa Taiga bersamaku."

Barulah ia tau siapa yang datang, Daichi membawa dirinya ikut duduk bersama para tamu, ia duduk di samping Sugawara yang tengah memangku seorang gadis kecil bersamanya.

Don't Away || DaiSuga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang