10

1.1K 119 0
                                    

Hallo gays:') Ketemu lagi sm sy hhe.

Ada yang kangen? Ada?? Harus ada pokonya mhuehe.

Sorry ya 3 minggu ini ga up 😭 Kehabisan ide sama pusing euy. Praktek-praktek muluh ini bikin pening, gakuat saya.

Kadang karena stress nyari hiburan gitu kan, kek nonton anime ato nyari asupan buat diri sendiri ( hehe ) nah jadi gada waktu buat mikir ( gitu deh kira" gays ).

Maaf yah hehe. Sy kasih ntar yang manis-manis<3

Oke yok
❤︎ Happy Reading..

Pria dengan tubuh kekar itu, Daichi, tengah sibuk dengan sesuatu di dapur. Wajah yang terlihat khawatir sangat jelas terpampang.

Kini ia hendak berjalan dengan semangkok sup di mampan yang ia bawa. Menemui seorang pria sakit yang ada di kamarnya.

"Makanlah, aku membuat sup untukmu."

Sugawara bangun, mencoba untuk duduk. Daichi membawa tubuhnya untuk ikut duduk di samping Sugawara.

"Aku tidak lapar." Tolaknya, Sugawara merasa buruk di kepala dan perutnya. Membuatnya tak ingin melakukan apapun selain tidur untuk saat itu.

Tapi Daichi tak menerima tolakannya, tak akan.

"Kau harus makan walau sedikit, makanlah."

Sugawara menjadi tak tega untuk kembali menolak. Wajah cemas dan mengingat Daichi telah memasak untuknya membuatnya tak punya pilihan lain selain menuruti Daichi.

"Mungkin aku akan makan jika kau menyuapiku."

Godaannya tersampaikan pada Daichi, wajah merah karena malu dan rasa senang datang bersamaan.

Sugawara terkekeh lucu, sepertinya aku tak menyesal menurutinya kali ini.

Sesuai keinginan pria sakit, Daichi menyuapi sup tersebut padanya. Sugawara pun tetap menerima walau perutnya masih belum terasa baik.

Hanya beberapa suap, empat atau lima dan setelahnya Sugawara tak sanggup lagi. Daichi juga menyudahi, setidaknya Sugawara telah mengisi perutnya.

Sugawara membawa dirinya untuk bersandar di kepala ranjang. Sedangkan Daichi membawa kembali mampan nya ke dapur, dan mengambil beberapa obat

Ia memberikannya pada Sugawara untuk diminumnya.

"Kau harus istirahat, jangan membuat tubuhmu lelah." Daichi mengusap pelan surai abu-abu sang pria yang ada di atas ranjang tersebut. Ia mengangguk.

Kembali direbahkan tubuh lemahnya pada bed kasur nan embuk di bawahnya. Memejamkan mata dan bersiap pada alam mimpi yang menanti.

Sesuai instruksi dari sang pria bernama Daichi ia bersiap untuk tidur, mengistirahatkan tubuhnya.

Daichi menarik lebih tinggi selimut yang dipakai Sugawara, untuk menutupi tubuhnya agar menjadi lebih hangat. Setelahnya ia berjalan ke arah pintu dan menuju ruang tamu.

Duduk sambil berpikir, merenung dan memastikan. Selama bermenit-menit dan berakhir pada satu titik waktu, bukan hal yang penting yang dipikirkan olehnya.

Daichi kembali ke kamar, membuka pintu dengan perlahan agar pria yang tengah berada dalam alam mimpi itu tak terbangun.

Syukurlah kau sudah tidur.

Menatap dengan lembut kepadanya, dan setelahnya masuk pada bagian yang tersisa dari kasur itu. Bersiap untuk menyusul Sugawara.

• • •

Daichi telah siap, telah selesai dan hendak berangkat. Sebelum hal itu terjadi, sebuah suara bergema dan membuatnya langsung menoleh kepada sumber suara.

"Apa yang kamu lakukan? Kau harus tetap di tempat tidur, Suga."

Sugawara cemberut, menggosok matanya dan membalas, "Kenapa kau tak membangunkanku? Aku akan bekerja bersamamu."

"Tidak untuk hari ini, kau harus tetap berada di tempat tidurmu."

Daichi menarik tangannya, membawa Sugawara kembali ke kamar. Tetapi Sugawara memberontak, mencoba untuk melepaskan tangannya dari genggaman Daichi.

"Tapi, aku tidak—"

Daichi berbalik, menatap mantap pada Sugawara dan menyela dengan cepat, "Tidak, kau harus istirahat. Bagaimana jika kau semakin parah? Lebih baik pulihkan dirimu untuk hari ini."

"Aku baik-baik saja, aku sudah lebih baik dari sebelumnya. Jangan khawatir."

"Aku khawatir. Sudahlah, aku sudah meminta izin untukmu hari ini. Kau harus tetap di rumah, jangan kemana-mana dan jangan buat dirimu lelah. Istirahatlah."

Ia mengusapkan tangannya dan mengacak-acak rambut Sugawara yang sedari awal telah kacau akibat bangun tidur.

Sugawara dibuat tak punya pilihan. Dengan berat hati ia menuruti, tapi setengah dari dirinya masih tak terima.

"Baiklah," Ucapnya dan kembali ke tempat tidur. Ia menggulung dirinya dengan selimut tebal, membenamkan kepalanya dan mencoba menyembunyikan dirinya dari penglihatan Daichi.

Daichi hanya mendengus sembari tersenyum. Ia tak terlalu berpikir. Kini akhirnya ia bisa berangkat bekerja tanpa hambatan dari Sugawara.

-

-

-

Thanks for reading.

See you next chapter
Next Chapter 11

Don't Away || DaiSuga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang