Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌿🌿🌿
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" yank, bangun... " marvel berujar lirih dan serak. Matanya menyipit tatkala sinar mentari menyusup lewat celah celah jendela.
Mereka masih berpelukan, dengan kaia yg memeluk posesif tubuh bongsor dan kekar marvel. Tak ingin lepas barang sedikitpun, berandai andai, mereka pasangan sah saat ini, namun nyatanya belum. Belum semuanya, ini hanya awal yg mungkin tak akan ada ujungnya.
Ayah kaia..
Marvel menghela nafasnya, berharap dengan sungguh sungguh semua akan akan baik baik saja nantinya. Sayangnya marvel, pesimis.
" Kaia Hardjojo, bangun... Udah jam 9, kamu ada jadwal jam 10 kan ?? " terang saja kaia begitu enggan bangun, rasanya baru saja sejam yg lalu ia tidur dari semalam ia terjaga. Ditambah percintaannya dengan marvel, begitu lelah tubuh kaia.
" masih ngantuk..... " racau kaia tak perduli, ia semakin erat memeluk marvelnya.
" katanya mau setor muka dulu sama ayah... " mendengar kata kata ayah, kaia mengerjap. Benar saja, sejak kemarin kaia belum bertemu ayahnya.
Marvel tersenyum melihat kaia membuka matanya, " cantikku.... " marvel tak bohong, ia tulus, betapa kaia cantik saat bangun tidur seperti ini, apalagi semua serba acak acakan karena ulahnya. Leher kebawah, penuh dengan bercak merah, penandaan bahwa kaia benar benar miliknya. Marvel masih punya otak tak memberikan cupang pada area terbuka, karena tak ingin kaia kena cambuk oleh ayahnya.
" kamu jahat, aku masih ngantuk, masih capek, masih pengen peluk peluk kamu kayak gini... " kaia dengan suara serak nan sexynya.
" maaf yaaa.. Kamu enak, aku ketagihan.. " cengir marvel dengan bibir yg terus menempel pada kening kaia. Marvel-pun, tapi ia tau ia sudah mememjarakan kaia semalaman, yg jelas jelas belum menjadi haknya seutuhnya, hanya pacar, bukan suami, yg lebih berhak saat ini adalah ayah kaia.
