Di sepertiga malam Lesti duduk diatas sajadah menunaikan shalat tahajud dan berdoa meminta petunjuk jalan pada Allah, agar dia tahu jalan mana yang harus dia tempuh.
"Ya Allah.... Apa yang harus hamba lakukan? Hamba bingung. Apakah hamba harus menuruti permintaan orangtua hamba untuk menikah dengan perjodohan ini. Hamba enggak mau bikin ibu sama bapak sedih ya Allah... dengan hamba menolak perjodohan ini, tapi hamba juga ga bisa menikah dengan orang yang enggak hamba kenal sama sekali. Hamba hanya ingin melihat orang tua hamba selalu bahagia sampai kapanpun, jika menikah lewat perjodohan ini adalah jalan darimu, maka permudahkan lah hamba menempuh jalan yang kau pilih. agar hamba bisa menentukan jalan manakah yang harus hamba tempuh ya Allah... Agar hamba enggak salah jalan. Hamba hanya berserah dan berdoa kepadamu maka tunjukanlah jalanmu ya Allah. Robbi Firli walwali daya warhamhuma kamma robbaya'ni sohiroh. Aamiinn"doa Lesti di iringi dengan air mata menetes.
Setelah selesai shalat tahajud dan mengaji Lesti kembali ke ranjang duduk bersandaran sambil membaca buku buku tentang perjalanan hijrah.
Saat dia sudah mulai mengantuk lagi, dia kembali tidur karna dia harus bangun lagi untuk shalat subuh.
* * *
Sarapan pagi dimeja makan dirumah pak Subroto dia makan bersama seperti biasa bersama istri dan anak tercintanya.
Selesai makan Lesti membuka suara bicara sama bapak dan ibu untuk membahas tentang pembicaraan bapak tadi malam.
"Pak, Bu?"
" Lesti mau bicarakan keputusan Lesti tentang perjodohan itu"Ibu dan bapak seketika saling pandang.
"Terus gimana? Kamu mau, nak?" Tanya bapak.
"Iya nak, gimana?" Tanya ibu juga.
"Iya pak, Bu, Lesti mau dijodohkan sama anak temen bapak itu" jawab Lesti membuat bapak sama ibu terkejut sekaligus bahagia.
"Beneran sayang" tanya bapak lagi memastikan dan dibalas anggukkan Lesti.
"Alhamdulillah ya Allah" syukur bapak sama ibu bersamaan.
"Yaudah nanti bapak kabari temen bapak dulu ya" semangat bapak dengan wajah bahagianya. Bapak menghubungi teman nya itu dan buru buru keluar buat menelpon.
"Assalamualaikum, Bagas?" Ucap bapak berbicara dengan seseorang diseberang sana.
"Jadi gini aku mau ngasih kabar bahagia"
"Lesti mau menerima perjodohan kita"
"Malam ini? Oke, iya Bisa bisa"
"Iya wa'alaikumsalam"
Setelah menutup telpon bapak langsung masuk kedalam lagi menghampiri istri dan anaknya.
"Lesti, ibu?" Bapak langsung duduk bersama mereka.
"Ada apa pak?" Tanya ibu.
"Mereka setuju dan nanti malam mereka akan kesini buat lamar Lesti" kata bapak dengan wajah bahagianya.
"Alhamdulillah terimakasih ya Allah" syukur ibu.
Lesti tersenyum bahagia melihat kedua orang tuanya bisa sebahagia ini.
"Semoga jalan yang kupilih ini benar ya Allah" batin Lesti.
* * *
Malam hari pukul 19.30 Bagas istri dan anaknya sudah datang kerumah bapak Subroto untuk melamar Lesti yang sudah dijanjikan nya pada Subroto teman nya itu.
Mereka duduk dikursi ruang tamu."Ini anak kamu gas?" Tanya bapak pada pak Bagas.
"Iya to ini Billar anak saya yang pertama" jawab pak Bagas dan bapak mengangguk.
"Om, Tante saya Billar" sahut Billar memperkenalkan diri pada calon mertua nya.
Ya! Pria yang akan menjadi calon suami lesti adalah Billar Aditama putra bapak Bagas dan ibu citra.
Disela sela obrolan mereka datang ibu Salma dengan diiringi Lesti dibelakangnya dengan membawa nampan makanan ditangan ibu Salma dan nampan yg berisi teh dan kopi hangat ditangan Lesti.
Lesti menghidangkan kopi dan teh dihadapan calon suami dan mertuanya itu.
Sendari tadi ibu citra dan anaknya itu terus menatap Lesti kagum, udah cantik sopan lagi batinnya.
"Ini Lesti anak saya satu satu nya" ucap bapak mengenalkan Lesti pada calon keluarga barunya.
"Ya ampun kamu manis banget" puji ibu citra pada Lesti dan Lesti tersenyum.
"Terimakasih Tante" jawab Lesti dengan membungkukkan sedikit badannya sopan.
"Lesti ini om Bagas temen bapak waktu SMA, ini istrinya ibu citra dan ini anaknya Billar calon suami kamu"
Lesti memanggutkan kepalanya sopan dengan senyuman, "Lesti, om tante"
"Jadi Subroto Bu salma kedatangan kita kesini. kita ingin melamar anak kalian lesti, untuk anak kami Billar" ucap pak Bagas menjelaskan tujuannya datang kemari.
"Saya serahkan ini pada anak saya" jawab bapak Subroto.
"Bagaimana sayang, apa kamu terima lamaran Billar?" Tanya bapak pada Lesti yang sendari tadi hanya menunduk.
"Iya.. pak Lesti mau" jawab Lesti.
"Alhamdulillah" ucap semua.
"Bagaimana kalo Minggu depan mereka menikah?" Saran Bagas papa Billar.
"Enggak kecepetan gas"
"Enggak to justru lebih cepat lebih bagus, hal baik jangan ditunda tunda"
"Lagipula Minggu depan Billar akan balik ke Jakarta karna kerja nya"
"Baiklah Minggu depan mereka akan menikah"
Mereka bercanda tawa sambil menikmati makanan yang dibuat tadi oleh Lesti dan ibu salma.
–Trauma dan Cinta–

KAMU SEDANG MEMBACA
TRAUMA DAN CINTA [END]
FanfictionTerpaksa menikah dengan pria kejam demi melunasi hutang ayahnya.