25 - Green with Envy

3.7K 264 238
                                    

Hi~

Masih ada yang nungguin cerita ini? Hehehe...

Maaf ya karna satu dan lain hal (termasuk solo dan collaboration project Lisa) jadi baru bisa update.

Btw, aku kaget pas liat rumor Weibo meledak di Indonesia. Kabar baiknya, rasanya kayak tepat aja ngejadiin Jaewon sadboy disini. Gak cowok lain out of nowhere gitu kan. Secara gak langsung chapter ini sekaligus ngasih tau pandangan aku tentang Onelice.

Ada moments fave aku juga setelah GDA 2019 wkwkwkw...

Kalo ada typo tolong bantu kasih tau ya?

So, ya... hope you guys enjoy it!

___________________________________________

02112018 - Casa Corona Seoul Rooftop Bar & Lounge, 127 - 51 Itaewon-ro 1 (il)-dong, Yongsan-gu, Seoul

Lisa's POV

"Woah... Loungenya luar biasa. Siapa yang memilih tempatnya?" ucapku takjub sambil memandang sekeliling igloo. Aku duduk di kursi rotan terpisah, sisi paling kiri dengan Mino-oppa di sampingku. Sofa panjang tempatnya duduk terhalang tiga meja bulat dari Jaewon-oppa yang terus menyunggingkan senyum tipis.

Tempat terbaik sebagai langkah preventif. Ya, siapa tau, kan?

"Aku sering kesini bersama Zico, P.O, Hanhae-hyung dan teman-temanku yang lain. Jaewon juga pernah kuajak kemari. Iya, kan?" Dia meminta validasi sambil mengangkat dagunya ke arah sebrang.

"Benar. Aku datang ketika Rabu, jazzy night. Suasana, makanan dan beveragenya..." Suara rendah disertai tawa kecilnya yang 'renyah' dan sudah lama tidak kulihat menggema di dinding kaca. Dimplenya yang tidak terlalu dalam dan garis senyum di tepian bibirnya muncul malu-malu, bersama jempol pria itu yang terangkat ke udara.

Sejujurnya, dia terlihat..... baik-baik saja (?) dan tidak ambil pusing dengan kejadian tadi.

Mino-oppa juga masih cengengesan seperti biasa meski kantung matanya sedikit menghitam dan berat badannya mungkin turun beberapa kilogram. Masih wajar untuk ukuran orang yang tengah mempersiapkan comeback kok...

"Oke kalau begitu! Bersiaplah! Aku akan merampok isi credit card Mino-oppa dengan memesan menu semeja penuh!" kataku bersemangat, mencoba bersikap senatural dan senormal mungkin meski degub jantungku semakin cepat nanti saat suasana hening dan salah satu dari mereka membuka mulut.

Duh, Jungkook! Apa-apaan sih tadi? Kau membuatnya jadi rumit.

Tenang, Lalisa. Kita akan keluar hidup-hidup dari sini. Lagian, sejauh ini situasi masih ter---

"Lisa, bagaimana bisa kau datang..."

Alarm nyaring di kepalaku berdering heboh begitu tanda-tanda nama Jungkook yang sedang menjadi forbidden word akan disebut. Aku buru-buru menyenggol lutut pria di sebelahku yang dibalut trouser pants abu-abu gelap, membuat wajah kami sama-sama menoleh.

Sejuta satu makian sudah kusiapkan dan siap dihamburkan kapan pun, "Hmmm?" gumamku dengan alis terangkat dan alis memincing.

Menyedihkan!

Bisa-bisanya aku menggantungkan nasib dan mengharap kepekaan ke pria yang menjawab 9 x 6 = 48 di New Journey to The West dan menyebut dim sum dengan "some... something" saat pertemuan pertamanya dengan Na PD-nim.

Matanya mengerjap cepat, melirik Jaewon-oppa yang sedang menunggu dengan panik, lalu tertawa canggung setelah radarnya menangkap sinyal-sinyal ancaman dariku. "...Ta-tanpa mengajak Jennie?"

PhospheneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang