Part 6 || Ulangan Dadakan

101 8 0
                                    

Assalamualaikum guys
Happy reading!!

***

"Pantang pulang sebelum balance"
Prinsip anak akuntansi

***

Hal yang paling di benci oleh semua murid pasti "ulangan dadakan". Yeah, itu hal yang sangat di benci. Enak yang udah belajar lah yang belum belajar apa kabar?.

Apalagi Ulangan dadakannya itu Akuntansi. Serasa ingin lenyap dari bumi.

Bagi semua yang anak akuntansi pasti merasakan. Anak akuntansi itu di pusingkan dengan uang berjuta-juta tapi ghaib. Yah, ghaib.

Dimulai dari analisa transaksi, kemudian Jurnal Umum belum lagi Jurnal khusus.

Paling malesinnya nih, udah hampir selesai kagak balance! Beuh rasanya pengen nangis aja.

Kelas XI AK saat ini mereka tengah bersantai ria sambil menunggu guru datang. Tak berselang lama Bu Fitri selaku guru mapel Akuntansi Dagang Jasa memasuki kelas tersebut.

"Baik hari ini kita ulangan, siapkan alat tulis kalian di meja dan jangan lupa tasnya letakkan di depan kelas, untuk soal nanti ibuk bagikan."ujar Bu Fitri yang sangat mengejutkan seluruh siswa siswi di kelas tersebut.

"Yah bu kok dadakan sih"ucap Andre selaku ketua kelas.

"Iya bu, saya belum belajar"rengek Putra.

"Loh kok belum belajar gimana mas Putra, ibuk nggak mau tau silahkan kalian persiapkan alat tulis kalian"ucap Bu Fitri tegas.

"Mampus"batin mereka sekelas.

"Yah yah bu minggu depan aja ya ulangannya"tawar Tofa.

"Nggak usah tawar menawar bukan pasar"ucap Bu Fitri ketus.

"Yang bilang pasar juga siapa"gumam Adel.

"Bu kok dadakan sih"ucap Dwi

"Suka-suka saya, yang guru kan saya."ucap Bu Fitri singkat padat jelas.

Jleb.

Dwi hanya tersenyum masam. Kalau bukan gurunya yakin emosinya sudah meledak-ledak.

"Saya hitung sampai tiga semuanya harus siap"

"1"

Gubrak

Gubrak

"2"

Dakh

"Awss, pantat gue" rintih Adel saat dia terjatuh karena tidak memperhatikan jalan, jadi kepleset karena lantainya lumayan licin.

Krik krik

"Pfft" Dwi dan Tia kini tengah menahan tawa mereka karena melihat komuk Adel yang begitu melas dan kesal.

"BAHAHAHA, raimu Del."akhirnya tawa mereka lepas, karena tak sanggup melihat komuk Adel.

"HAHAHAHA" tawa murid-murid di kelas itu pun pecah.

"Hati-hati makanya Del"ucap Tia dengan muka meledek. Emang yah temennya jatuh bukannya dibantuin malah di ketawain.

"Gimana gue bisa hati-hati bambang, sedangkan kalian semua pada heboh lari-lari ya masa gue kagak ikut lari!"ucap Adel kesal, namun masih duduk dilantai.

"Ini kagak ada niatan mau bantuin gue gitu"ucap Adel ketus. Namun sebelum Tia dan Dwi mau mendekat, sudah ada uluran tangan di hadapan Adel.

Adel yang semula menengok kini mendongakkan kepalanya dan tatapannya terpaku oleh mata Esha yang tajam.

"Ehem"

"Udah kali tatap-tatapannya, uwuphobia gue"ucap Tia.

Adel langsung tersadar, dan langsung menerima uluran tangan tersebut.

"Gue tau gue ganteng"bisik Esha.

Plakk

"Awss, sakit"ucap Esha sambil mengelus elus lengannya yang ditabok oleh Adel.

"Eh, sakit ya? Ya maaf, lo sih ngeselin"ucap Adel kesal, namun tak urung tangannya mengelus elus lengan Esha yang baru ditaboknya.

Esha yang diperlakukan seperti itupun mengulum bibirnya menahan senyum.

Berbeda dengan teman-teman mereka yang rasanya mau mengumpat menyaksikan keuwuan mereka berdua. Apa mereka tidak sadar bahwa ada Bu Fitri yang sejak tadi melihat kejadian itu pikir mereka semua.

Bu Fitri yang melihat itupun tersenyum gemas. Tetapi ada seseorang diantara mereka mengepalkan kedua tangannya, sambil tersenyum kecut. Seharusnya dia lah yang diperlakukan seperti itu.

Namun apa boleh buat, dia sudah kalah cepat dengan 'temannya' itu.

"Ehem, baik sekarang kita mulai ulangannya"ucap Bu Fitri.

***

"Nggak kira-kira tuh guru, udah dadakan mana transaksinya banyak banget lagi."gerutu Tia kepada kedua sahabatnya sambil berjalan kearah kantin.

"Punya gue tadi kagak balance-balance kan anjim banget, padahal cuma salah hitung gue."timpal Dwi.

"Udahlah lupain aja"ucap Adel.

Dibelakang mereka ada Esha dkk, ada juga Naufah dkk dan siswa-siswi kelas XI AK.

Kelas XI AK itu solidnya kagak main-main bor. Kekantin aja kayak orang mau tawuran. Guru-guru pun mengakuinya kalau kelas mereka patut diapresiasi.

Terkadang adek kelas merasa iri melihatnya. Karena, kelas mereka selalu dibanding-bandingkan dengan kelas XI AK. Jadi banyak adek kelas yang berani macam-macam dengan mereka.

Semoga kelas mereka selalu solid, dan tidak terpecah belah.

Namun kita tidak tau kedepannya seperti apa kan?

Apakah kelas mereka bisa tetap solid?

Atau tidak?

Hanya karena masalah 'percintaan'.

***

Hai I'm comeback!
Happy reading

Purworejo, 30 Oktober 2021.


DELSHA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang